6 Gejala Penyakit Autoimun dan Cara Penyembuhannya

Pernahkah mendengar autoimun? Penyakit ini bisa disembuhkan. Namun, untuk menyembuhkannya, kita harus tahu terlebih dahulu gejala dari penyakit ini. Sehingga, kita akan bisa mencegah sebelum penanganan. Semoga artikel ini berguna.

Penyakit autoimun terindikasi ketika kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Biasanya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing.

Penyebab dari Gejala Penyakit Autoimun

Penyakit ini berkaitan dengan sistem imun tubuh yang terdiri atas sel darah putih, antibodi, dan substansi lainnya yang berfungsi untuk melawan infeksi atau protein asing. Sistem imun tubuh memiliki kemampuan untuk membedakan sel tubuh sendiri dan sel asing.

Namun, pada individu yang terkena penyakit auto-imun, sistem imun kehilangan kemampuan untuk membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem imun akan menyerang sel tubuh sendiri. Penyakit autoimun menyerang organ yang bervariasi. Salah satu organ yang dapat diserang pada kasus autoimun adalah kulit.

banner_donasi_biaya_pengobatan

Penyakit autoimun pada lapisan dasar epidermis ditandai dengan kerusakan pada jaringan ikat dan formasi vesikula pada lapisan subepidermis.

Kekeliruan ini yang menyebabkan malfungsi bagi sistem imun itu sendiri, sehingga menyerang sel-sel yang baik bagi tubuh. Inilah inti dari penyakit autoimun. Berikut gejala dari penyakit autoimun yang bisa kamu pelajari dan kenali di dalam tubuh.

1. Gejala penyakit autoimun timbul karena sulit mengontrol buang air

Salah satu keluhan yang biasa dialami oleh pengidapnya adalah sulitnya mengontrol keinginan untuk buang air kecil. Fakta ini dikatakan oleh Dr Riwanti Estiasari, SpS(K), “Ini tentu mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan jika MS tidak bisa mengontrolnya penggunaan kateter bisa jadi dilakukan,” ujarnya.

Kesulitan menahan buang air dikenal dengan Inkontinensia urine. Kondisi ini biasanya diawali dengan kebiasaan seseorang kehilangan kontrol pada kandung kemihnya. Pada perempuan, inkontinensia urine umum terjadi sesaat setelah persalinan. Sementara bagi laki-laki, inkontinensia urin sering menjadi efek samping dalam pengobatan masalah prostat.

Bantu Nanda Melawan Kanker Payudara

2. Gejala penyakit autoimun timbul karena tiba-tiba sulit berjalan

Secara tiba-tiba pasien dengan penyakit autoimun bisa mengalami kesulitan dalam berjalan. Hal ini disebabkan karena autoimun menyerang bagian perlindungan saraf yakni myelin, yang berfungsi sebagai penghantar pesan dari otak ke seluruh jaringan tubuh.

Orang yang terkena autoimun bukan tidak dapat berjalan sama sekali, namun masih bisa berjalan walau harus menahan sakit atau sedikit merasa tidak dapat menggerakkan otot kaki untuk berjalan.

3. Gejala penyakit autoimun timbul ketika merasa sering dan sangat kelelahan

Kondisi kelelahan seperti ini membuat orang merasa lelah pada sebagian besar atau sepanjang waktu. Gejala sering meliputi nyeri otot dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, dapat mengganggu waktu tidur pada malam hari.

Kelelahan ini dapat dirasakan akan sangat mengganggu aktivitas. “Kalau lagi kelelahan tuh bisa dibilang rasanya badan kayak hp yang baterainya sisa 15 persen,” tutur Kanya Puspokusumo pendiri Indonesia Multiple Sclerosis Group (IMSG).

4. Gejala penyakit autoimun timbul ketika mengalami gangguan penglihatan

Gangguan penglihatan yang tiba-tiba buram atau bahkan buta secara total juga sering menimpa orang yang mengalami penyakit autoimun. Biasanya, gejala ini hanya berlangsung beberapa saat dan kembali normal, tapi ada juga yang cukup lama untuk mendapatkan penglihatnya kembali normal.

Biasanya, gejala penyakit mata pada penyakit autoimun akan mengeluhkan sesuatu benda yang akan terlihat melayang-layang, adanya kilatan cahaya, penurunan tajam penglihatan, baik jarak pendek atau jarak jauh.

5. Gejala penyakit autoimun timbul ketika mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi tubuh

Gangguan keseimbangan dan koordinasi merupakan gejala yang sangat khas bagi orang yang mengalami penyakit autoimun. Gejala ini dirasakan ketika sulit menyeimbangkan tubuh untuk berdiri ketika hendak memakai sepatu atau aksesoris tubuh lainnya.

Beda lagi dengan koordinasi tubuh, orang yang mengalami penyakit autoimun akan sulit mengoordinasi anggota tubuh ketika ingin hendak mengambil sesuatu benda.

6. Gejala penyakit autoimun timbul ketika mengalami nyeri pada sendi

Penyakit autoimun juga merasakan nyeri pada bagian sendi. Bagian sendi yang paling sering diserang adalah sendi lutut, sendi di pergelangan tangan, punggung tangan hingga buku-buku jari. Nyeri ini terjadi di kedua sisi kiri dan kanan. Nyeri ini juga sering diiringi pembengkakan dan/atau kekakuan, sehingga membuat Anda sangat kesakitan dan sulit bergerak.

Seperti itulah beberapa gejala yang dapat dirasakan seseorang dengan penyakit autoimun. Namun, gejala dan ciri ciri penyakit autoimun akan mudah sekali muncul menyerang pada orang orang yang memiliki riwayat autoimun dari kedua atau salah satu orang tua mereka (genetik).

banner_donasi_biaya_pengobatan

Karenanya, orang-orang yang memiliki keturunan penyakit ini harus keras melindungi tubuhnya dari serangan infeksi bakteri atau virus yang merusak sel sel tubuh agar terhindar dari penyakit autoimun.

Pengobatan Penyakit Autoimun

Kebanyakan dari penyakit autoimun punya kesempatan untuk disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat ditekan dan dijaga agar tidak timbul flare. Pengobatan untuk menangani penyakit ini tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengkonsumsi aspirin atau ibuprofen.

Pasien juga bisa menjalani terapi pengganti hormon jika menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1, dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi penderita tiroiditis diberikan hormon tiroid.

Beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid digunakan untuk membantu menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh. Obat jenis anti TNF, seperti infliximab, dapat mencegah peradangan yang diakibatkan penyakit autoimun rheumatoid arthritis dan psoriasis.

Kisah Shahnaz Berjuang Sembuh dari Autoimun

Penderita penyakit autoimun membutuhkan perawatan khusus dengan biaya yang tak murah. Salah satunya Shahnaz Asnawi Yusuf yang memiliki lupus. Mahasiswa cerdas jurusan komunikasi di Universitas Sumatera Utara ini memang sudah lama menderita lupus.

Tidak ingin merepotkan orang lain, ia selalu menahan rasa sakitnya sendiri. Bahkan pernah ia harus pergi ke rumah sakit sendirian dan mengurus administrasi dalam kondisi yang lemah tanpa bantuan orang lain.

Kondisi Anas (panggilan akrab teman-teman) terus melemah setelah di hampir sebagian besar tubuhnya terasa sakit. Awalnya ia didiagnosa terkena penyakit tifus, tapi kondisinya tidak berubah meskipun sudah diberi resep obat oleh dokter. Kondisinya terus menurun, ia sering batuk, nyeri dada, dan tubuhnya melemah.

Tak jarang ia mendapatkan ragam tes kesehatan dari dokter berbiaya tinggi. Sebelum a mengetahui secara pasti penyakit apa yang dialaminya. Mulai dari hemoglobinopati (turunan dari talasemia) hingga akhirnya disimpulkan kalau Anas memiliki Lupus.

Sejak diketahui memiliki lupus, Anas lebih sering mengeluhkan sakit di bagian dada dan sesak napas. Dari pemeriksaan, ditemukan di paru-parunya terdapat abses atau pembengkakkan yang bernanah. Abses ini terjadi karena menyebarnya kuman nocardia di paru-paru karena penyakit autoimun yang dideritanya.

Melihat kondisi Anas, salah satu teman Anas akhirnya tergerak untuk membantu pengobatannya melalui penggalangan dana kitabisa.com. Melalui kampanye https://kitabisa.com/bantushahnaz teman Anas yang bernama Moyang Kasih Dwimerdeka menggalang dana untuk membantu biaya operasi paru-paru Anas. Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 50 juta untuk mengobati abses di paru-paru Anas. Hingga akhir masa penggalangan dana, biaya yang terkumpul mencapai Rp 59 juta. Setelah biaya terkumpul, operasi pada paru-paru Anas pun dilaksanakan dan berhasil dilakukan.

Penulis: Yudo Laksono


Kamu juga bisa berdonasi di Kitabisa untuk membantu siapapun yang mengalami penyakit ini. Semoga dukungan kamu bisa berguna bagi orangyang membutuhkan. Silakan berdonasi di Kitabisa, atau klik gambar di bawah ini:

banner_donasi_biaya_pengobatan