Apa yang Dimaksud dengan Sindrom Asperger?

Pengetahuan masyarakat awam tentang sindrom asperger masih sangat minim. Bahkan, banyak yang menyamakan pengidap asperger dengan penderita autisme. Kedua jenis gangguan memang memiliki gejala yang hampir mirip. Asperger adalah jenis gangguan yang termasuk dalam kategori gangguan spektrum autisme, dan pengidap asperger memiliki perbedaan yang cukup kontras dibandingkan penderita autisme. 

Seorang anak yang mengidap sindrom asperger, tidak akan mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Kalau dituntun dengan cara yang tepat, pengidap asperger dapat melakukan berbagai aktivitas layaknya anak normal. Bahkan, pada banyak kasus, pengidap asperger sering kali diketahui memiliki tingkat IQ yang di atas rata-rata. Cara penanganan anak dengan asperger pun relatif lebih mudah dibandingkan orang dengan autisme. 

 

Ciri-Ciri Sindrom Asperger

ciri-ciri sindrom asperger

Untuk mengetahui ada tidaknya sindrom asperger pada anak dapat dideteksi pada usia dini, setidaknya ketika mencapai umur 3 tahun. Hanya saja, pada beberapa kasus, ciri dari sindrom asperger, bisa pula baru dapat diketahui ketika menginjak usia sekolah, remaja, ataupun dewasa. 

Lalu, bagaimana cara agar para orang tua bisa mengetahui adanya gangguan asperger pada anak? Ada beberapa ciri yang bisa dikenali pada pengidap asperger, yakni:

  1. Kesulitan dalam berkomunikasi

    Pengidap asperger kerap mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi. Hal ini cukup kontras dengan fakta bahwa orang atau anak yang memiliki asperger biasanya punya kemampuan tinggi dalam berbahasa. Namun, kemampuan dalam berkomunikasi bukan hanya terkait penggunaan kosakata. Ada banyak faktor yang membuat anak atau orang asperger kesulitan melakukannya.

    Dalam melakukan komunikasi, penggunaan kosakata yang luas memang penting. Namun, ada faktor lain yang tak kalah pentingnya, seperti nada bicara, ekspresi wajah, isyarat, gestur tubuh, serta bahasa tubuh lain yang kerap digunakan. Kemampuan inilah yang tidak dimiliki oleh para pengidap asperger. Mereka mengalami kesulitan dalam menunjukkan ekspresi atau mengartikan berbagai hal yang abstrak.

  1. Susah dalam melakukan interaksi sosial

    Kemampuan berkomunikasi yang rendah, membuat pengidap asperger mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Apalagi, anak dengan asperger kerap memiliki kebiasaan untuk bersikap terlalu jujur, terutama ketika berhadapan dengan orang yang tidak mengerti dengan situasi yang dihadapinya.

  1. Terbiasa dengan aktivitas yang repetitif

    Ciri khas berikutnya dari pengidap asperger adalah kecenderungan untuk melakukan aktivitas yang repetitif, seolah tidak memiliki rasa bosan. Bahkan, mereka sangat tidak menyukai adanya perubahan.

  1. Memiliki kemampuan indera yang sangat peka

    Kemampuan indera pengidap asperger juga biasanya lebih tinggi dibandingkan anak normal. Hanya saja, ciri ini bisa berlainan untuk masing-masing pengidap asperger.

  1. Gangguan motorik

    Perkembangan motorik pada pengidap asperger juga lambat. Mereka kerap mengalami kesulitan ketika beraktivitas seperti layaknya anak normal. Bahkan, tak jarang mereka mengalami gangguan untuk aktivitas yang sederhana seperti berjalan.

butuh biaya pengobatan

 

Faktor Pemicu Munculnya Sindrom Asperger

penyebab sindrom asperger

Hal yang perlu diketahui terkait sindrom asperger adalah, gangguan ini lebih banyak muncul pada anak laki-laki dibanding perempuan. Mengenai faktor pemicunya, para ahli kesehatan beranggapan kalau sindrom ini terjadi karena adanya kelainan genetik. Selain itu, sindrom asperger juga dapat muncul ketika ibu hamil mengalami infeksi. 

Anak dengan sindrom asperger, bisa sembuh dan hidup layaknya anak normal. Selain menjalani beberapa jenis terapi, seperti terapi wicara, terapi fisik, terapi okupasi, serta terapi perilaku kognitif. Tak ketinggalan, mereka juga memerlukan asupan obat-obat tertentu. 


Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!

banner_donasi_biaya_pengobatan