Apa yang Dimaksud Penyakit Laringomalasia?

Bayi akan terlihat tenang ketika sedang tidur. Namun, ada kondisi medis yang membuat Si Kecil terdengar seperti mengorok saat terlelap. Tak jarang, kondisi ini membuat ayah dan ibu khawatir, terlebih jika sang buah hati merupakan permata pertama di keluarga. Tak banyak orangtua yang tahu bahwa bayi yang mengorok ketika tidur disebabkan karena banyak hal, salah satunya adalah kondisi yang dinamakan laringomalasia

Sebenarnya, laringomalasia adalah kelainan yang terjadi karena tulang rawan bayi yang bertugas untuk membuka jalan napas belum terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, bayi akan mengeluarkan suara berisik seperti mendengkur ketika tidur. Kondisi ini terlihat dari munculnya cekungan di bagian leher pada lekuk tulang dada. 

Biasanya, kelainan ini akan berangsur pulih ketika usia anak menginjak dua tahun. Namun, pada beberapa kasus laringomalasia yang parah, bayi akan mengalami gangguan pernapasan dan masalah ketika makan. Ini membuat sang buah hati membutuhkan tabung pernapasan agar jalan napasnya tetap lancar dan pengobatan berupa operasi rekonstruktif. 

 

Penyebab dan Gejala Laringomalasia pada Bayi

bayi mendengkur

Sayangnya, masih belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab seorang bayi bisa mengalami tidur mengorok. Dugaan kuat penyebabnya adalah karena tulang rawan yang belum sempurna, tetapi ada pula pakar kesehatan yang mengatakan bahwa kelainan ini terjadi karena kondisi neurologis yang memengaruhi bagian pita suara dan faktor genetik, meski belum ada studi yang akurat untuk membuktikan keterkaitan antara laringomalasia dan genetik

Sementara itu, gejala laringomalasia bisa langsung terjadi sesaat setelah bayi dilahirkan, dan menjadi lebih jelas beberapa minggu kemudian. Laringomalasia yang terjadi pada bayi antara 18 hingga 20 bulan menunjukkan gejala seperti berikut:

  • Tidur seperti mengorok.
  • Tubuh membiru atau mengalami sianosis.
  • Sering tersedak ketika makan.
  • Mengalami masalah pada pertambahan berat badan.
  • Menarik leher ketika bernapas.
  • Mengalami sleep apnea.
  • Mengalami kesulitan makan.
  • Menghasilkan suara dengan nada tinggi.

 

Kaitan Laringomalasia dan Refluks Asam

laringomalasia adalah

Tidak sedikit kondisi laringomalasia pada bayi yang disertai dengan refluks asam lambung. Tentu saja, ini akan membuat bunyi napas bayi semakin memburuk, terlebih refluks asam akan membuat sang buah hati menjadi lebih mudah muntah. Ibu perlu waspada ketika Si Kecil mengalami kondisi yang disebut dengan silent reflux.

Bukan tanpa alasan, asam lambung sering sekali mencapai bagian jaringan di hidung dan jalan udara bayi yang masih rapuh dan belum terlindungi dengan sempurna. Tidak hanya menghasilkan suara dengkuran ketika tidur, Si Kecil yang mengalami silent reflux terkadang pun akan mengalami batuk, tersedak, infeksi telinga, infeksi sinus, asma, dan pneumonia yang sifatnya kambuhan. 

 

Penanganan Laringomalasia

Bayi yang tidur mengorok sebenarnya tidak memerlukan pertolongan medis, karena kondisi ini akan membaik seiring dengan pertambahan usianya. Namun, ketika tidak terjadi perubahan, terlebih jika usia anak mencapai 18 hingga 20 bulan, perlu dilakukan pengobatan, salah satunya dengan pembedahan. 

Jika laringomalasia pada anak terjadi disertai dengan GERD atau refluks asam, penanganan dilakukan dengan pemberian obat pereda GERD, karena tarikan pada leher dan dada karena laringomalasia akan membuat refluks menjadi lebih buruk. Tidak hanya itu, refluks asam juga bisa mengakibatkan pembengkakan pada pita suara bagian atas dan membuat bunyi napas semakin buruk. 


Punya keluarga atau sahabat yang sedang berjuang melawan penyakitnya dan memerlukan bantuan biaya pengobatan? Kamu bisa bantu mereka dengan galang dana di Kitabisa.

galang dana di Kitabisa