Hari Perempuan Internasional: Perempuan, Sosok Lembut Penggerak Perubahan

Tanggal 8 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Jaman dahulu, banyak perempuan dilarang untuk bekerja dan hanya diperbolehkan untuk berada di dapur. Karena itu, perempuan tidak bisa membawa pengaruh yang berarti di masyarakat. Perempuan juga kerap kali digambarkan sebagai sosok yang dianggap lemah dan tidak bisa berjuang oleh sebagian orang.

Namun nyatanya banyak perempuan yang memiliki daya juang tinggi. Kini, peran perempuan pun menjadi sangat vital. Selain berperan membangun keluarganya sendiri, perempuan juga berperan untuk perubahan masyarakat.

Sudah banyak perempuan yang menjadi motor penggerak perubahan. Salah satu contohnya adalah Dian Sastrowardoyo. Ibu rumah tangga yang juga berkecimpung di dunia entertainment ini memiliki perhatian besar terhadap bidang pendidikan, terutama pendidikan bagi perempuan.

31_22585_1487759973_192363_f

Pada tahun 2009, Dian mendirikan Yayasan Beasiswa Dian yang memberikan beasiswa bagi perempuan-perempuan Indonesia kurang mampu namun memiliki semangat dan daya juang tinggi untuk terus belajar. Ia terinspirasi dengan kalimat, “You educate a man, you educate a man. You educate a woman, you educate a generation.” yang dikatakan oleh Brigham Young.

Dian membuat halaman galang dana untuk yayasannya di kitabisa.com/beasiswadian. Dana tersebut selanjutnya akan digunakan untuk membiayai pendidikan perempuan yang diseleksi secara ketat dibantu oleh Yayasan Hoshizora.

Selain Dian, sosok perempuan lainnya yang juga memiliki pengaruh besar adalah Melanie Subono. Seniman dan juga aktivis ini sudah hampir 10 tahun menjalankan gerakan Rumah Harapan.

Gerakan tersebut membantu siapapun yang membutuhkan bantuan. Sudah banyak sekolah non formal, orang sakit, korban bencana dan isu lainnya yang dibantu. Misalnya adalah pembangunan sumur air bersih di Desa Alas, Kabupaten Malaka, distribusi obat-obatan untuk anak-anak yang terkena cacar di pedalaman Aceh, dan juga pengobatan lansia di daerah Jawa Tengah.

8ae87e4f55cb5ba608c36e75e5ff0ce38c3ee6e8

Melanie juga membuat halaman galang dana di kitabisa.com/malaikatbrengsek untuk bantu orang-orang yang membutuhkan. Prinsip mereka adalah selama isu tersebut ada di rumah Indonesia, dan masih berbentuk harapan, masih ada tangan dan kaki untuk bergerak dan masih ada orang yang ingin membantu, walaupun sedikit Rumah Harapan akan bergerak.

Kedua contoh diatas hanyalah sebagian kecil dari perempuan-perempuan Indonesia yang memiliki daya juang tinggi untuk perubahan di masyarakat. Apakah kamu juga termasuk perempuan yang memiliki daya juang untuk bantu masyarat?


*Kalian ingin ikutan bantu mereka yang membutuhkan?

Beryl (4)