Kapan Malam Lailatul Qadar? Ini Penjelasan Lengkap Sesuai Hadis & Firman Allah

Lailatul Qadr terdiri dari dua kata, yaitu  lailah (ليلة) dan al qadr (القدر). Secara  bahasa, lailah artinya malam, sedangkan kata al-qadr setidaknya ada tiga artinya: penetapan, kemuliaan dan sempit. Jadi lailatul qadr itu bisa diartikan dengan malam penetapan, malam kemuliaan dan malam yang sempit.

Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Malam Diturunkannya Al-Quran

Firman Allah swt:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS. Al Qadr: 1).

Lebih baik dari seribu bulan

Firman Allah swt:

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al-Qadr: 3)

Malam Penuh Ampunan Allah

Sabda Rasulullah saw:

“Barangsiapa shalat di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

“Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qodr dengan Iman dan Ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR. Bukhari).

 

Kapan Datangnya Malam Lailatul Qadar?

Malam-malam Ganjil

Keberadaan kapan adanya malam lailatul qadr ini tidak banyak penjelasannya, ada beberapa hadits Rasulullah saw yang secara umum bisa menjadi acuan dalam memahami ini, di antaranya:

“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil.” (Muttafaq alaih)

“Carilah lailatul qadar pada malam ganjil sepuluh terakhir Ramadhan,” (HR. Bukhari).

“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)

“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari).

 

Memburu Malam Lailatul Qadar

Karena keberadaan malam ini yang tidak bisa diprediksi secara pasti maka tugas kita adalah berusaha semaksimalkan mungkin dengan cara tetap menjaga semangat ibadah selama bulan ramadhan, khususnya di sepuluh hari terkahir.

Sebagaimana Rasulullah saw dahulunya:

“Nabi Muhammad saw itu ketika masuk sepuluh terakhir, beliau kencangkan kainnya, beliau hidupkan malamnya dan beliau bangunkan keluargnya.” (HR. Bukhari)

Setidaknya selama bulan ramadhan jangan pernah tinggal shalat isya dan subuh berjamaah, dengan cara itu mudah-mudahan keutamaan malam lailatul qadr sebagiannya bisa didapatkan.

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim).

Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakafuri penulis kitab Sirah Nabawiyah “Al-Rohiq Al-Makhtum” berkomentar:

“Memang ulama tidak satu suara dalam masalah ini, tetapi secara zohirnya orang yang hanya sholat Isya’ berjemaah telah disebut sebagai orang yang menghidupkan malam. Berarti ia juga mendapat keutamaan lailatul Qodar karena telah menghidupkan malamnya.”

Tetapi juga dikatakan oleh Imam Al-Kirmani bahwasanya seseorang tidak disebut sebagai menghidupi malam jika tidak bangun sepanjang malam atau sebagian besar malam.

Dan jangan lupa di malam-malam itu memperbanyak doa:

Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau Mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku

Juga doa:

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan afiyat Dan doa-doa lainnya yang ingin kita doakan kepada Allah SWT.”

Penulis: Yudo Laksono


Kamu bisa melengkapi ibadah puasa Ramadhan dengan amalan di malam Lailatul Qadar. Selain itu, kamu juga bisa memperbanyak pahala di bulan suci ini dengan bersedekah melalui Kitabisa.

banner_donasi_sedekah