Menularkan Semangat Baca Buku Melalui Becak Pustaka

  • Pak Sutopo adalah salah seorang pegiat literasi dari Yogyakarta yang mengajak orang untuk membaca dengan cara yang unik.
  • Buku-buku yang ia bawa di becak bukan hanya untuk konsumsi pribadi, namun Pak Sutopo membolehkan siapapun untuk membaca, bahkan meminjamkannya.
  • Ia berdoa, agar suatu saat keinginannya memiliki becak motor bisa terwujud.  Alasannya, agar lebih banyak buku yang bisa ia bawa. 
  • Dukung cita-cita Pak Sutopo memiliki becak listrik melalui kitabisa.com/hafaratemanimbahtopo agar semakin banyak masyarakat yang dijangkau oleh Becak Pustaka semakin suka untuk membaca.

Jakarta, 10 November 2020 – Gerakan kegiatan literasi terus dilakukan dengan berbagai cara yang unik. Tujuannya adalah agar masyarakat yang terputus dari akses kepada buku bacaan menjadi kembali dekat dan semangat untuk membaca tumbuh kembali. 

Pak Sutopo adalah salah seorang pegiat literasi dari Yogyakarta yang mengajak orang untuk membaca dengan cara yang unik. Ia adalah seorang tukang becak yang sehari-harinya mengayuh becak untuk mencari penumpang. Namun, ia tak hanya mencari penumpang saja melainkan juga membawa ratusan buku bersamanya hingga becaknya mendapat julukan ‘Becak Pustaka’.

Awalnya, Pak Sutopo hanya membawa satu-dua buku untuk ia baca. Ia merasa, lebih baik ia membaca dibanding tidur atau ngobrol untuk mengisi waktu luangnya saat menunggu penumpang. Tapi, lama kelamaan, ia membawa banyak buku di becaknya. Biasanya, ia bisa membawa 100 buku.

Buku-buku yang ia bawa di becak bukan hanya untuk konsumsi pribadi, namun Pak Sutopo membolehkan siapapun untuk membaca, bahkan meminjamkannya. Semuanya itu tanpa memungut biaya. Tujuannya hanya satu, agar masyarakat bisa kembali membaca buku. Karena bagi Pak Sutopo, buku adalah salah satu hal penting yang mengubah hidupnya. Maka ia ingin orang lain pun merasakan hal yang sama. 



Buku yang ada di Becak Pustaka sangat beragam. Ada buku karya sastra, buku agama, ekonomi, sains populer, hingga sejarah. Bahkan, novel dan biografi pun ada. Semua bukunya bisa dibaca, baik oleh penumpang maupun orang yang lewat atau sengaja datang ingin membaca. Yang datang ke Becak Pustaka adalah mahasiswa, pelajar, ibu-ibu bahkan pedagang kaki lima. 

Semangat Pak Sutopo menular ke banyak orang. Karena konsistensinya mengelola Becak Pustaka, ia mendapatkan sumbangan buku dari beberapa orang. Sumbangan itu terus bertambah sehingga Pak Sutopo memiliki cita-cita untuk mengubah becak kayuhnya menjadi becak motor. Alasannya, agar lebih banyak buku yang bisa ia bawa. 

Penghasilannya sehari-hari hanya 20-30 ribu. Ia berdoa, agar suatu saat keinginannya memiliki becak motor bisa terwujud. Bantuan orang baik datang tepat waktunya. Melalui kitabisa.com/hafaratemanimbahtopo, dikumpulkan untuk mewujudkan keinginan mulia Pak Sutopo. 

“Warisan terbaik itu bukan harta, tapi ilmu.” kata Pak Sutopo. Ia percaya, bahwa ilmu pengetahuan akan mengubah hidup seseorang. Salah satu mencari ilmu tersebut adalah dengan membaca. Dukung cita-cita Pak Sutopo memiliki becak listrik melalui kitabisa.com/hafaratemanimbahtopo agar semakin banyak masyarakat yang dijangkau oleh Becak Pustaka semakin suka untuk membaca.