Niatan Sahur, Salah Satu Rukun Puasa Ramadhan yang Wajib Kamu Ketahui

Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah dalam ajaran Agama Islam. Apalagi, puasa di bulan Ramadhan yang termasuk salah satu Rukun Islam. Oleh karenanya, pelaksanaan ibadah puasa harus kamu lakukan sesuai dengan aturan dan tuntunan, termasuk diantaranya membaca niatan sahur. 

Sahur memang bukan menjadi syarat sah dan wajib dalam berpuasa. Namun, pelaksanaan sahur memberikan banyak keutamaan. 

Keutamaan tersebut di antaranya adalah sebagai wujud kecintaan kepada Rasulullah, pembeda antara umat Islam dengan ahli kitab, kesempatan memperoleh waktu yang berkah, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, kamu perlu membiasakan diri untuk bersahur ketika menjalankan puasa Ramadhan. Di waktu yang sama, jangan melupakan niatan sahur. Apalagi, niat tersebut termasuk sebagai salah satu dari rukun puasa. 

Rukun Puasa

Terkait pelaksanaan teknis ibadah berpuasa, ada 2 rukun yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Niatan Sahur

Rukun yang pertama adalah niat. Niat merupakan bentuk keinginan seorang muslim dalam menjalankan sebuah perbuatan dalam rangka taat terhadap perintah Allah. Karena niat merupakan bagian dari rukun puasa, kamu perlu membacanya sebelum menjalankan puasa. 

Lalu, apa jadinya kalau seorang muslim tidak mengucapkan niat dan waktu sudah memasuki fajar? Jawabannya sederhana. Puasa yang dilakukannya tidak sah. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah. 

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya,” (HR.Tirmidzi).

Hal yang menarik, niat hanya menjadi rukun dari ibadah puasa Ramadhan. Kalau kamu ingin menjalankan puasa sunah, contohnya seperti puasa Senin Kamis, tidak perlu mengucapkan niat. Alasan utamanya adalah karena niat bukan termasuk rukun dari puasa sunnah. 

2. Menahan Diri

Setelah niatan sahur, rukun puasa yang kedua adalah menahan diri. Menahan diri dari apa? Dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, mulai dari waktu fajar sampai matahari terbenam. Hal yang membatalkan puasa di antaranya adalah muntah yang disengaja, keluar air mani secara disengaja, makan, minum, nifas, menstruasi, serta murtad. 

Lafadz Niat Puasa

niat puasa

Setelah memahami pentingnya niat puasa, kamu perlu memahami bacaan niat tersebut.

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita’ala

Artinya: “Saya berniat puasa esok hari wajib Bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala”

Pendapat Para Ulama Terkait Niatan Sahur saat Puasa Ramadhan

Setelah mengetahui pentingnya niatan puasa, lalu kapan waktu yang tepat untuk melafalkannya? Ada beberapa pendapat ulama terkait waktu pelaksanaan ucapan niat puasa Ramadhan. Pendapat tersebut di antaranya adalah: 

1. Diucapkan Pada Malam Hari Sebelum Fajar

Pendapat yang pertama adalah mengucapkan niat puasa setiap hari. Teknis pengucapannya bisa dilakukan pada malam hari, baik setelah salat tarawih ataupun setelah bersahur. Hal ini merupakan pendapat dari ulama dari Mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hambali. 

Alasan utamanya adalah karena hadits yang mewajibkan setiap umat Islam yang berpuasa untuk mengucapkan niat pada malam hari sebelum fajar. Selain itu, para ulama meng-qiyaskan ibadah puasa dengan nazar, qadha‘, serta kafarah yang sama-sama bersifat wajib. 

2. Diucapkan Setiap Hari

Jumhur ulama yang berlatar belakang dari Mazhab Syafi’i, Hanafi, dan Hambali berpendapat kalau pengucapan niatan sahur harus dilakukan setiap hari. Alasan utamanya adalah karena puasa wajib tersebut dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, niatnya harus diperbarui. 

3. Cukup Diucapkan Satu Kali saat Awal Ramadhan

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh para ulama dari Mazhab Maliki. Dalam pendapat ini, para ulama mengemukakan kalau pengucapan niat puasa boleh dilakukan hanya satu kali, yaitu di awal bulan puasa. Selanjutnya, niat tersebut berlaku untuk puasa satu bulan. 

Sebagian ulama dari Mazhab Syafi’i juga menyetujui pendapat ini. Dalam berbagai literatur fikih, para ulama Mazhab Syafi’i menganjurkan umat Islam untuk mengucapkan niatan sahur dengan redaksi, “saya niat puasa fardhu setiap hari di Bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala”. 

4. Niat Puasa Boleh Diucapkan Setelah Terbenamnya Matahari Sampai Pertengahan Siang

Terakhir, ada pula pendapat dari ulama Mazhab Hanafi yang berpendapat bahwa pengucapan niat puasa tidak harus sebelum fajar. Niat tersebut bisa kamu ucapkan pada rentang antara waktu terbenamnya matahari sampai pertengahan siang. Landasan hukum yang menjadi acuan pendapat para ulama tersebut adalah Al-Baqarah ayat 187. 

Dari semua pendapat ulama tersebut, mayoritas umat Islam di Indonesia memilih untuk mengucapkan niatan sahur setiap hari sebelum memasuki waktu fajar. Fenomena tersebut pun selaras dengan fakta bahwa mayoritas masyarakat muslim di Indonesia adalah penganut Mazhab Syafi’i. 

Selain membaca niatan sahur, hal yang tak kalah penting dan perlu kamu lakukan saat berpuasa Ramadhan adalah memperbanyak sedekah. 

Lewat aplikasi Kitabisa, kamu bisa bersedekah secara mudah untuk bantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Yuk, waktunya cari berkah di bulan Ramadhan dengan sedekah di Kitabisa!

sedekah ramadhan