Perkembangan Crowdfunding Dahulu Hingga Kini

Sebelum kita mengetahui perkembangan crowdfunding dari masa ke masa, ada baiknya kita mengulas definisi crowdfunding terlebih dahulu. Crowdfunding berasal dari kata ‘crowd’ yang berarti ramai dan ‘funding’ yang artinya pendanaan, dengan kata lain crowdfunding sendiri merupakan metode pengumpulan dana secara patungan. Hal ini memungkinkan orang-orang untuk mendapatkan dana tanpa melalui pinjaman sama sekali.

Crowdfunding sendiri secara konsep bukan merupakan hal yang baru. Apabila istilah crowdfunding masih terdengar asing mungkin itu terletak pada perkembangan teknologi dan pola pikir yang menggunakan konsep lama namun dengan istilah baru, yakni crowdfunding suatu metode pengumpulan dana secara patungan-konsep lama dengan istilah baru.

  • (1700-an) Konsep crowdfunding tercatat telah diterapkan oleh penulis Jonathan Swift pada tahun 1700-an. Ia memberikan pinjaman kepada keluarga miskin di pedesaan Irlandia agar mereka bisa membuat usaha kecil tanpa melakukan pinjaman dana.
  • (1976) Konsep crowdfunding juga sudah diterapkan oleh Dr. Yunus melalui proyek mikrofinansial bersama Grameen Bank sejak tahun 1976. Melalui pembiayaan mikrokredit oleh Grameen Bank, penduduk miskin yang tidak memiliki modal atau memiliki ide usaha yang terlalu kecil untuk bisa dibiayai bank pada umumnya bisa mendapatkan modal dengan bunga di bawah rata-rata bank konvensional untuk memulai usaha.
  • (1997) Inovasi pendanaan lewat media online dimulai oleh sebuah band rock Inggris bernama Marillion. Steve Hogart, pentolan band Marillion ini menulis email pendek: ‘how would you guys feel about buying a record we haven’t made yet – because if you did we’d be really grateful’. Dalam tempo singkat, emailnya itu dapat respon. Para penggemar band itu diikutsertakan dalam penggalangan dana kolektif dan berhasil mengumpulkan sebanyak 60 ribu dolar Amerika untuk membuat album baru. Sejak kesuksesan Marillion itu, metode yang sama digunakan dalam rilis album Anoraknophobia, Marbles, dan Happiness Is the Road.
  • (Era 2000) Dari Inggris, giliran Amerika memulai. ArtistShare muncul sebagai situs crowdfunding musik pertama di tahun 2000, kemudian disusul oleh Sellaband (2006), IndieGoGo (2008), Pledge Music (2009), Kickstarter (2009), RocketHub (2009), Rock The Post (2011) dan PleaseFund.Us (2011).
    • Tak cukup di musik, crowdfunding dipakai juga di film. Franny Armstrong adalah perintis crowdfunding untuk film berjudul “The Age of Stupid”. Dana yang terkumpul £450,000 dari 223 individu dan kelompok yang menyumbang antara £500 hingga £35,000.
  • (2008 dan 2011) Presiden Barack Obama menggunakan konsep crowdfunding untuk mendapatkan dana kampanye pemilihan umum Amerika Serikat pada tahun 2008 dan 2011.
  • (2012) President Barack Obama menandatangani  the Jumpstart Our Business Startups (JOBS) Act yang melegalkan UKM dan  startup di Amerika mendapatkan equity crowdfunding.

Saat ini semakin marak situs-situs crowdfunding yang membantu masyarakat mendapatkan dana untuk proyek-proyek yang dikerjakannya. Situs-situs crowdfunding ini memungkinkan seseorang untuk menyampaikan ide bisnis mereka dan jika menarik orang-orang bisa memberikan modal secara patungan kepada orang tersebut agar bisa memulai bisnisnya. Sebagai imbalannya, para pemberi modal bisa mendapatkan produk awal atau layanan atau imbalan lain yang menarik dari si pemilik bisnis.

Di Indonesia sendiri gerakan crowdfunding yang dilakukan secara luas dan begitu banyak dibicarakan orang adalah kasus “Koin untuk Prita” pada tahun 2009 yang dapat menjadi salah satu contoh bentuk crowdfunding dalam kegiatan amal. Ada pula “Koin untuk KPK”, gerakan pengumpulan dana oleh masyarakat untuk membangun gedung baru KPK. Produser dan sutradara Mira Lesmana dan Riri Riza pun menggunakan metode pendanaan ini untuk membiayai film Atambua 39o yang dananya digalang pada tahun 2012. (LH)