Second Chance Initiative Bantu Warga di Daerah Pemulung

Tidak semua masyarakat Indonesia mendapatkan kesempatan dan hak yang sama. Kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan akses untuk individu dan keluarga tidak tersebar dengan rata. Hal inilah yang menimbulkan adanya masalah kemiskinan di Indonesia. Banyak keluarga yang hidup dengan keterbatasan dan membutuhkan pertolongan. Salah satunya adalah warga yang tinggal di daerah Ancol. 

 

Pemukiman Kumuh di Daerah Ancol

pemukiman ancol
Sumber: Second Chance Initiative

Warga yang tinggal di pemukiman kumuh sekitar Ancol terpaksa hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian warga di daerah tersebut merupakan pendatang yang mencari rezeki di Jakarta. Mereka beranggapan bahwa hidup di Jakarta jauh lebih mudah karena segala hal memiliki nilai yang bisa dijual. Karena itulah, banyak warga di pemukiman tersebut yang bekerja sebagai pemulung. Mereka mendapatkan penghasilan dari menjual botol, plastik, atau barang bekas lainnya yang mereka kumpulkan dari berbagai tempat.

Tak hanya orang dewasa, banyak juga anak-anak yang harus tumbuh di daerah Ancol dengan keadaan yang memprihatinkan. Berasal dari keluarga yang tidak mampu, anak-anak di sana hidup dengan keterbatasan. Sebagian dari mereka harus menahan lapar saat jam makan siang di sekolah karena tidak memiliki uang saku. Untuk dapat bersekolah saja orangtua mereka harus bekerja keras, maka uang saku hanyalah suatu bonus bagi mereka.

Baca juga:
Tinggalkan Karir untuk Warga Cilincing Bersama HOME
Yayasan Mercy Indonesia untuk Bantu Anak-anak Yatim

 

Second Chance Initiative Bantu Pemerataan Hak Masyarakat

anak pemulung
Sumber: Second Chance Intiative

Dibentuk oleh sekelompok teman sekolah, Second Chance Initiative menjadi gerakan pemuda yang peduli terhadap masalah sosial. Karen, Tamara, dan Kezia melihat bagaimana perekonomian menjadi masalah utama yang ada di Indonesia. Ketiga kemudian memutuskan untuk membuat sesuatu yang besar, yang dapat menghubungkan generasi penerus bangsa untuk bersama-sama membuat perubahan dalam hidup seseorang.

Second Chance Initiative berusaha untuk meningkatkan kesadaran publik akan kemiskinan dan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Bekerjasama dengan gereja setempat, sekolah, dan organisasi lainnya, gerakan ini ingin membawa dampak yang besar bagi kesetaraan hak masyarakat kurang mampu. Salah satu gerakan yang dilakukan adalah dengan membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu yang ada di daerah Ancol.

 

Second Chance Initiative untuk Anak Pemulung di Ancol

sekolah pemulung
Sumber: Second Chance Initiative

Sejak 4 tahun lalu, Second Chance Initiative telah menjadi rumah bagi anak-anak kurang mampu di daerah Ancol. Sebagian anak di daerah tersebut beruntung dapat sekolah dan belajar seperti anak-anak pada umumnya. Tapi, sebagian dari mereka terpaksa untuk menjadi pemulung seperti orangtua mereka. Sebagian anak-anak mengumpulkan dan menjual barang-barang bekas agar bisa bertahan hidup bersama keluarganya. Kondisi tersebut membuat Karen, Tamara, dan Kezia tergerak untuk membantu mereka.

Di daerah Ancol itu, Second Chance Initiative memberikan tempat belajar bagi anak-anak. Setiap hari Rabu anak-anak selalu datang untuk belajar dan berbagi. Karen, Tamara, dan Kezia, beserta timnya berusaha agar anak-anak tidak akan lagi putus sekolah dan bisa mewujudkan cita-cita mereka. Selain memantau dan memberikan anak-anak bimbel mingguan, Second Chance Initiative juga ingin memberikan kegiatan aktivasi kepada masyarakat sekitar.


Second Chance Initiative terus berupaya untuk membantu anak-anak atau warga kurang mampu. Kamu bisa dukung program mereka dengan cara donasi di Kitabisa