Sejarah Idul Adha yang Identik dengan Haji dan Kurban

Bagaimana sejarah Idul Adha? Tak lama lagi, umat Muslim di seluruh penjuru dunia akan menyambut datangnya hari raya besar Idul Adha. Tahun 2022 ini, Idul Adha akan jatuh pada tanggal 9 Juli. Berbeda dengan Idul Fitri yang identik dengan berbagai sajian lezat dan momen saling bermaafan, hari raya Idul Adha justru berkaitan erat dengan pemotongan hewan kurban dan perayaan ibadah haji. 

Jenis hewan kurban yang disembelih di Indonesia biasanya berupa kambing, sapi, atau kerbau. Sementara itu, di beberapa negara, unta juga menjadi jenis hewan yang disembelih saat Idul Adha. Lalu, mengapa Idul Adha disebut dengan hari raya kurban dan lebaran haji? Mari simak sejarah Idul Adha berikut ini.

Sejarah Idul Adha

Sejarah Idul Adha sebagai Hari Raya Kurban

Ketika Idul Adha, semua umat Muslim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih hewan kurban untuk yang mampu melakukannya. Bahkan, perintah Allah SWT tersebut dituliskan dalam Alquran Surat Al-Kautsar ayat 1 dan 2 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”

Sebenarnya, sejarah Idul Adha sendiri tidak pernah lepas dari cerita Nabi Ibrahim as. Nabi yang mendapatkan julukan Abul Anbiya atau Ayah dari para Nabi ini telah berhasil lulus dari ujian berat yang diberikan oleh Allah SWT. Nabi Ibrahim as adalah seorang Nabi yang memiliki harta kekayaan yang berlimpah, tetapi belum diberi kepercayaan untuk memiliki anak oleh Allah SWT. Setelah menanti selama bertahun-tahun, akhirnya Nabi Ibrahim as dikarunia seorang putra yang diberi nama Ismail. 

Saat Ismail memasuki masa remajanya, Nabi Ibrahim as kembali mendapatkan perintah Allah SWT untuk menyembelih sang putra. Meski sempat meragu, Nabi Ibrahim as akhirnya melakukan apa yang diperintahkan Allah SWT padanya dan mengorbankan sang anak kesayangannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An-Nahl ayat 120, “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah).”

Selanjutnya, Nabi Ibrahim as menyampaikan perintah Allah SWT kepada putranya. Seperti tertulis dalam Alquran Surat Ash-Shaffat ayat 102, “Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”, Ismail menjawab: Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Mengetahui Nabi Ibrahim as dan sang putra yang begitu taat kepadaNya, Allah SWT lalu mengganti Ismail dengan seekor domba ketika hendak dikurbankan oleh Nabi Ibrahim as. Inilah sejarah Idul Adha yang memiliki kaitan erat dengan anjuran berkurban, sehingga disebut dengan hari raya kurban. 

Idul Adha sebagai Lebaran Haji

Tak hanya memiliki sebutan hari raya kurban, Idul Adha juga memiliki sebutan sebagai Lebaran Haji. Terhitung sejak tanggal 9 bulan Dzulhijah, seluruh umat Muslim yang sedang melaksanakan ibadah Haji tengah memasuki tahapan paling utama dalam berhaji, yaitu wukuf di Padang Arafah. Wukuf sendiri adalah rukun haji yang mengajarkan kepada semua umat Muslim untuk meninggalkan kegiatan yang dilakukan sejenak sehingga bisa melakukan perenungan. 

Ini seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as ketika mendapatkan wahyu dari Allh SWT untuk mengorbankan sang anak. Sementara itu, umat Muslim yang tidak melakukan ibadah haji di Tanah Suci Mekah, disunnahkan untuk melaksanakan ibadah puasa pada tanggal 9 Dzulhijah yang disebut dengan Puasa Arafah. 

Makna Idul Adha

Lalu, apa makna yang bisa didapat melalui sejarah Idul Adha dan cerita pengorbanan Nabi Ibrahim? Sebenarnya, semua manusia merupakan makhluk yang sempurna di mata Allah SWT. Namun, hal yang menjadi perbedaan nyata adalah bagaimana ketakwaan masing-masing individu. Bagi mereka yang melakukan ibadah haji saat wukuf di Padang Arafah akan mendapatkan gambaran bahwa sesungguhnya semua manusia nantinya akan berkumpul untuk dimintai pertanggungjawaban di Padang Mahsyar. 

Ucapan takbir yang keluar dari bibir seharusnya menjadi bentuk pengakuan paling dalam dari hati semua umat Muslim yang beriman. Betapa besar kuasa Allah SWT, dan tidak ada Tuhan lain yang patut disembah selain Dia.

Sekarang, berkurban sudah jauh lebih mudah, karena kamu bisa melakukannya secara daring melalui platform Kitabisa. Kamu bisa pilih sendiri lembaga penyalur kurban yang amanah. Selain harga yang terjangkau, berkurban di Kitabisa pasti sesuai syariah, tepat sasaran, dan transparan, kok! Sebab, kurban akan disalurkan langsung kepada orang-orang yang memang membutuhkan. 

Selain itu, lokasi penyaluran kurban juga tersebar hingga ke seluruh penjuru Tanah Air, bahkan hingga ke luar negeri seperti Palestina, lho! Kamu bisa langsung cek lokasinya dan pilih sendiri yang sesuai dengan keinginan. Yuk, beli hewan kurban di Kitabisa sekarang juga!

Qurban Online