Sister In Danger Inisiasi Galang Dana Bantu Buruh Gendong Perempuan di Yogyakarta

  • Buruh gendong di empat pasar tradisional Jogja merasakan dampak dari pandemi. Ibu-ibu berusia 50-70 tahun berasal dari luar kota Jogja harus memanggul berat di punggung dengan upah tak seberapa.
  • Normalnya, mereka mendapat 50 per hari. Sejak pandemi  mereka hanya mampu mengantongi 14 ribu per hari.
  • Jika penghasilan tak mencukupi, sering mereka puasa atau berhutang. Jika tidak ada bus pulang, terpaksa mereka menginap di emperan toko.
  • Band Sisters in Danger bersama dengan sekelompok warga Jogja menginisiasi gerakan untuk membantu meringankan beban buruh gendong perempuan melalui galang dana kitabisa.com/buruhgendong.
  • Donasi akan disalurkan berupa makanan gratis kepada buruh gendong perempuan selama 5 hari setiap pekan. 

Jakarta, 19 November 2020 – Pandemi COVID-19 yang melanda hampir separuh dunia, termasuk Indonesia, menyebabkan dampak yang signifikan bagi perekonomian. Kesulitan ini membuat seluruh lapisan masyarakat terkena dampak yang signifikan, tak terkecuali buruh gendong perempuan. 

Buruh gendong perempuan di pasar tradisional di Jogja merasakan dari dampak pandemi . Di usia yang tidak lagi muda, ibu-ibu berusia 50-70 tahun tetap bekerja sebagai buruh gendong. Biasanya, mereka akan membawakan barang milik penjual dan pembeli, kemudian diberikan upah. Para ibu tersebut berasal dari luar kota Jogja, bekerja dengan memanggul berat di punggung dengan upah tak seberapa.

Normalnya, mereka mendapat Rp 50 ribu per hari. Sejak pandemi mereka hanya mengantongi Rp 14 ribu per hari. Sering kali, jika penghasilan tak mencukupi, mereka memilih puasa untuk menahan lapar. Jika tidak ada bus pulang, terpaksa mereka menginap di emperan toko. 

Gerakan Saling Bantu #RakyatBantuRakyat Diinisiasi oleh Band Sisters in Danger

Melihat keadaan yang sulit, Band Sisters in Danger bersama dengan sekelompok warga Jogja menginisiasi gerakan #RakyatBantuRakyat untuk membantu meringankan beban buruh gendong perempuan melalui galang dana kitabisa.com/buruhgendong. Gerakan tersebut melahirkan kegiatan membagikan makanan gratis, dengan memanfaatkan Warmindo Bakzoo, yang sebelumnya ditutup karena pandemi, sebagai dapur umum. 

Dapur umum ini dibantu oleh relawan dari berbagai latar belakang dan usia. Setiap harinya, dapur umum ini bisa menyiapkan hingga 100 bungkus yang akan disebar ke beberapa pasar tradisional di Jogja. 

Dapur ini memproduksi nasi bungkus dengan menu sehat untuk dibagikan kepada buruh gendong perempuan selama 5 hari dalam seminggu. Makanan dibagikan secara rutin kepada orang yang sama, sehingga ada keamanan pangan bagi setiap buruh gendong. Pada pembagian tahap pertama, sebanyak 3.042 nasi bungkus sudah dibagikan kepada 283 buruh gendong perempuan dan lansia yang berjualan di sekitaran pasar.

Image

Dukung inisiatif #RakyatBantuRakyat melalui kitabisa.com/buruhgendong untuk membantu meringankan beban buruh gendong perempuan di Yogyakarta.