Tawasul Pengantar Terkabulnya Doa

Dalam Islam, terdapat istilah tawasul yang bermakna menjadikan suatu hal sebagai perantara di sisi Allah SWT. Seseorang atau sesuatu bisa menjadi perantara yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah serta untuk memohon keinginan. Dengan kata lain, pada tawasul terdapat perantara yang mempertemukan atau menghubungkan seseorang dengan Allah SWT.

Makna Tawasul Dalam Islam 

Tawasul berarti mengambil sarana atau wasilah agar doa serta ibadah dapat lebih diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT. Tawasul menjadikan pekerjaan-pekerjaan baik, orang-orang yang sholeh, dan orang-orang yang dekat dengan Allah SWT sebagai perantara demi terwujudnya keinginan dan terjawabnya doa. 

Al-wasilah sendiri artinya segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekat kepada sesuatu. Sedangkan dalam Al Quran Al-wasilah yang diperintahkan adalah segala hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, yaitu amal ketaatan seperti yang tertulis dalam QS Al Maidah: 35.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepadaNya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.” (Qs.Al-Maidah:35)

Jenis-jenis Tawasul

  1. Tawassul bi Asmaillah (Tawasul dengan nama Allah)
    Jenis ini adalah tawasul yang paling tinggi, contohnya bertawasul dengan perkataan a’udzu biqudratillah, a’udzu bi izzatillah, dsb. Selain dengan menyebuat nama Allah, tawasul pada jenis ini juga dapat dilakukan dengan menyebut asmaul khusna, baik secara lengkap atau sebagian. 
  2. Tassul bi A’mal Shalihat (Tawasul dengan amal yang baik)
    Tawasul dengan amal yang baik dijelaskan dengan kisah dari 3 orang sahabat yang terperangkap di gua. Mereka bertawasul kepada Allah dengan amal baik dan baik yang mereka lakukan. Karena itu, mereka berhasil keluarkan dari gua setelah batu besar yang menghalangi mereka tergeser sedikit demi sedikit.
  3. Tawassul bis Shalihin (Tawasul dengan orang-orang sholeh)
    Maksudnya adalah bertawasul kepada orang-orang yang sholeh, baik yang masih hidup ataupun sudah meninggal. 
  4. Tawassul bi Dzat (Tawasul dengan dzat)
    Salah satu contoh dari Tawassul bi Dzat adalah bertawasul dengan karomah dari Al Quran atau surat Al Fatihah. 

Dalil Mengenai Tawasul

Al Quran mengajurkan umat Muslim untuk bertawasul. Seperti yang tertulis dalam QS Al maidah ayat 53 bhawa Allah memerintahkan umat-Nya untuk beriman dan mendekatkan diri dengan mencari suatu perantara. Sementara dalam QS An-Nisa ayat 64, dianjurkan bagi para pendosa agar pergi mengunjungi Nabi SAW dan memohon agar beliau memintakan ampunan untuknya kepada Allah SWT.

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُوا۟ ٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Bertawasul Melalui Fitur Doa Kitabisa

Doa adalah salah satu bentuk ibadah dan menjadi bukti ketaatan kepada Allah SWT. Melalui doa, setiap muslim dapat memohon kepada Sang Pencipta agar mendapatkan anugerah dan pertolongan. 

Di Kitabisa, umat Muslim pun dapat menyampaikan atau memohon doa yang ingin kamu panjatkan dengan bertawasul melalui amal baik. Sebagai contoh, kamu berdonasi atau bersedekah untuk membantu anak yatim dan dhuafa dengan penuh harapan agar rezeki lancar. Nantinya, donatur lain juga bisa membaca doa yang dituliskan dan ikut mengamini atau mendoakannya untukmu.

Setiap orang bisa berdonasi sekaligus menuliskan harapan yang diinginkan melalui fitur doa di Kitabisa. Dengan begitu, kegiatan bertawasul menjadi lebih mudah dan Insya Allah penuh berkah.


fitur doa