Kota-kota besar di Indonesia mulai meningkatkan kualitasnya sebagai kota berkelas dunia. Bukan hanya karena pemimpinnya yang kreatif dan cekatan, kota seperti Bandung dan Surabaya berhasil menunjukkan performa terbaiknya juga karena kekuatan komunitas dan kolaborasi warganya.
Crowdfunding telah terbukti sebagai wadah kolaborasi yang efektif bagi masyarakat perkotaan. Ide-ide kreatif para individu dapat terealisasi karena menarik partisipasi publik, terutama melalui dukungan dan inisiatif lainnya. Berikut adalah beberapa proyek crowdfunding yang berhasil menarik ribuan orang untuk berpatungan menciptakan sarana publik yang keren dan inovatif.
The Uni adalah inisiatif keren untuk membuat perpustakaan publik. Bukan sekedar perpustakaan biasa, tetapi perpustakaan publik yang mudah dibawa ke mana saja.
New York memiliki banyak ruang terbuka tempat warganya berkumpul, tetapi semakin sulit menemukan perpustakaan yang bisa diakses. The Uni membawa perpustakaan ke jalan-jalan, dengan menciptakan sebuah boks berisi rak, koleksi buku, dan kursi-kursi yang mudah dibawa dan bisa dibongkar-pasang dengan mudah.
Ide ini disambut positif oleh ratusan orang yang memiliki pandangan yang sama. Mereka ingin menikmati buku atau berbincang santai di ruang terbuka. Dukungan yang berhasil dikumpulkan The Uni mencapai 20.822 $ atau hampir setara dengan 280 juta rupiah.
Project ini pertama kali dibawa oleh organisasi nonprofit bernama Station North Arts & Entertainment, Inc. Organisasi ini bekerja untuk mendukung dan mempromosikan komunitas seniman lokal. Mereka bermimpi untuk memiliki galeri seni kota, tempat di mana para seniman lokal dapat berkumpul dan menunjukkan karyanya.
Mereka lalu menggalang dana untuk membeli sebuah gedung strategis yang letaknya di samping teater legendaris di kota tersebut. Tempat yang sebelumnya merupakan restoran ayam goreng tersebut diubah menjadi kantor, galeri seni, dan teater yang bisa dinikmati seluruh penduduk kota.
Ide ini menarik ratusan orang untuk berpatungan dan mengumpulkan 12.000 $ atau setara dengan
Project Walk Your City diinisiasi oleh Matt Tomasulo, developer dari City Fabric. Tujuan project ini sangat sederhana: mengajak lebih banyak orang untuk mau berjalan kaki di sepanjang kota. Matt memiliki ide untuk membuat sebuah aplikasi open-source berisi informasi yang dibutuhkan pejalan kaki. Informasi tersebut mencakup waktu tempuh, titik mulai dan akhir, serta jalur berdasarkan Google Map.
Tidak hanya berupa aplikasi, Walk Your City juga mencakup plang informasi yang berada di tempat-tempat tertentu di kota. Plang tersebut berisi informasi plus QR Code yang bisa disinkronisasi dengan aplikasi open source tadi, sehingga informasi yang ada tidak hanya berguna, tapi juga selalu terbaharui oleh pejalan kaki lainnya.
Inisiatif ini didukung lebih dari 500 orang dan berhasil mengumpulkan 11.000 $, 2 kali lipat dari target awalnya yang hanya 5.800 $.
Kota-kota besar pasti dipenuhi oleh billboard berisi iklan, yang bagi pebisnis adalah ladang memasarkan produk mereka, tapi bagi sebagian masyarakat biasa mungkin dianggap mengganggu. Bagaimana jika kita berinovasi sehingga billboard itu juga memberikan manfaat buat semua orang di kota?
Project Urban Air mengubah ruang kosong di balik billboard menjadi kebun bambu. Memberikan tambahan udara segar, pemandangan yang lebih hijau, dan simbol baru bagi kota masa depan berwawasan lingkungan.
Tak tanggung-tanggung, lebih dari 1.500 orang mau berpatungan untuk inisiatif keren ini dan berhasil mengumpulkan 100.700$ atau setara dengan 1,3 Milyar rupiah!
Nah itu dia beberapa project keren di berbagai kota di dunia. Dari sana, kita bisa melihat bagaimana crowdfunding mewadahi warga kota untuk berpatungan dan berkolaborasi menciptakan saran publik yang inovatif. Bagaimana dengan kota-kota di Indonesia?
Semoga menginspirasi!