Tuberkulosis – Penyakit yang Menakutkan

August 30, 2018
Oleh : 3PP Kitabisa

Tuberkulosis TB masih menjadi masalah kesehatan  di dunia. Dalam laporan WHO tahun 2013 disimpukan bahwa:

  1. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) di antaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di wilayah A
  2. Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB MDR (Mulitple Drugs Resistance) dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia.
  3. Padan tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara global mencapai 6% (530.000 pasien TB anak/ tahun). Sedangkan kematian anak (dengan status HIV negatif) yang menderita TB mencapai 74.000 kematian/tahun, atau sekitar 8% dari total kematian yang disebabkan TB.

Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30 %. Jika ia meninggal akibat TB, maka ia akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

 

Penularan Tuberkulosis

  1. Kuman Penyebab TB

TB merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama pada suhu antara 4°C hingga -70°C. Dalam dahak pada suhu antara 30°C – 37°C, kuman akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu. Oleh karena itu, jika pembuangan dahak pasien TB dilakukan secara sembarangan, maka akan menjadi media penularan bagi orang di sekitarnya.

  1. Cara Penularan TB

  • Sumber penularan adalah pasien TB BTA (Basil Tahan Asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya.
  • Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto thoraks positif adalah 17%.
  • Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut.
  • Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.

 

Gejala Tuberkulosis

Gejala utama pasien TB Paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan seperti dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala ini dapat dijumpai juga pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dengan gejala tersebut, dianggap sebagai seorang terduga TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung.

 

Penetapan Diagnosis Tuberkulosis

  1. Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung

Tahapan pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan, dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk menegakkan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 contoh uji dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan  berupa dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS):

  • S (sewaktu): dahak di tampung pada saat terduga pasien TB datang berkunjung pertama kali ke fasyankes. Pada saat pulang, terduga pasien membawa sebuah pot dahak untuk menampung dahak pagi pada hari kedua.
  • P (pagi): dahak ditampung di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di fasyankes.
  • S (sewaktu): dahak di tampung di fasyankes pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.
  1. Pemeriksaan biakan

Pemeriksaan ini untuk identifikasi Mycobacterium tuberkulosis yang dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis pasti TB pada pasien tertentu seperti pasien TB ekstra paru, pasien TB anak, pasien dengan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis langsung BTA negatif. Hasil pemeriksaan ini ditetapkan sebagai pasien TB apabila minimal 1 (satu) dari pemeriksaan contoh uji dahak SPS hasilnya BTA positif. Apabila pemeriksaan secara bakteriologis hasilnya negatif, maka penegakan diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang (pemeriksaan foto thoraks) yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter yang terlatih TB.

 

Pengobatan Pasien Tuberkulosis

Pengobatan TB Paru rata-rata membutuhkan waktu 6 bulan atau lebih. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB, mencegah kematian oleh TB atau dampak buruk lainnya dan juga mencegah terjadinya kekambuhan TB.

Tahap pengobatan TB ada dua yaitu:

  1. Awal: Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan.
  2. Lanjutan: Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh pasien.

Pengobatan TB Paru yang lama ini membutuhkan kedisiplinan dan dukungan dari orang terdekat dan keluarga, agar pasien tetap patuh dalam pengobatan hingga dinyatakan sembuh oleh dokter.

 

Komplikasi Tuberkulosis

Ada beberapa komplikasi dari TB Paru antara lain batuk darah, pneumotoraks, gagal nafas, gagal jantung, dan efusi pleura. Bila kondisi TB Paru sudah berkelanjutan dapat menimbulkan komplikasi yang berujung pada kematian. (dr. Dewi Trisnawati)

 

Referensi:

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia

Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2014


Kamu juga bisa menolong keluarga, sahabat, atau tetanggamu yang sedang butuh bantuan biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Melalui galang dana di Kitabisa, kamu bisa menerima donasi dari keluarga, sahabat, dan para donatur yang tergerak membantu.

Kamu bisa konsultasi galang dana untuk biaya pengobatan dengan cara, klik: bit.ly/konsultasikitabisablog

galang dana online

 

 

Bagikan