Tahun 2017, Pemerintah Indonesia secara aktif menjalankan program vaksinasi Measles dan Rubella (MR) untuk anak secara nasional. Vaksinasi yang pada awalnya hanya berupa vaksinasi campak (measles) mulai dilengkapi menjadi vaksinasi campak dan rubella untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di poin ketiga, yaitu tentang kesehatan universal. Program ini memiliki tujuan spesifik untuk menghapuskan campak dan rubella dari Indonesia pada tahun 2020 dan sebagai bentuk pemenuhan hak anak.
Rubella atau yang dulu disebut dengan German Measles adalah penyakit akut dan menular yang disebabkan oleh infeksi virus rubella. Pada tahun 2004, virus rubella sudah berhenti menyebar di Amerika Serikat, akan tetapi masih tersebar luas di Asia dan Afrika. Rubella paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja, yang ditandai dengan demam dan ruam kulit. Sampai saat ini, belum terdapat pengobatan spesifik untuk rubella, akan tetapi rubella dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi dini.
Penyebaran Rubella
Virus Rubella menyebar seperti penyebaran flu. Virus rubella dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi rubella sedang bersin, berbicara, atau batuk. Batuk dan bersin akan menyebabkan keluarnya droplet (tetesan) kecil berisi virus yang akan tersebar di udara dan di permukaan. Ketika droplet kontak dengan orang lain, maka orang tersebut akan ikut terinfeksi rubella. Akan tetapi, dua puluh lima sampai lima puluh persen dari orang yang terinfeksi rubella terkadang tidak mengetahui dirinya terinfeksi rubella, dikarenakan gejala rubella membutuhkan waktu dua sampai lima minggu untuk menimbulkan gejala-gejala. Meskipun demikian, orang yang terinfeksi rubella dapat menyebarkan virus rubella kepada orang di sekitarnya. Orang yang terinfeksi rubella dapat menyebarkan rubella dengan cepat selama satu minggu pertama setelah terinfeksi dan selama empat hari setelah gejala pertama muncul.
Gejala Rubella
Gejala rubella biasanya ringan pada anak-anak, yang ditandai dengan demam dibawah 39oC, batuk, pilek, radang selaput mata (konjungtivitis) ringan, dan ruam pada wajah dan leher yang menyebar ke bagian lain. Pembengkakan kelenjar limfe di leher dan di belakang telinga juga menjadi karakteristik dari rubella.
Gejala orang dewasa biasanya ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, dan ruam di seluruh tubuh. Ciri tambahan berupa peradangan sendi (arthritis) dan nyeri pada persendian dapat muncul dan bertahan selama tiga sampai sepuluh hari. Gejala arthritis muncul pada 70% kasus rubella pada wanita tetapi jarang ditemukan pada pria. Dalam beberapa kasus, arthritis dapat terus terjadi untuk waktu yang lama. Pada kasus tertentu, rubella juga dapat menyebabkan komplikasi lain seperti infeksi pada otak dan pendarahan.
Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Wanita yang terinfeksi rubella pada masa kehamilan memiliki kemungkinan 90% untuk menularkan rubella kepada janinnya. Infeksi rubella pada janin dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, dan cacat bawaan yang disebut Congenital Rubella Syndrome (CRS). Infeksi rubella dapat menyebabkan kerusakan serius pada janin terutama pada tiga bulan pertama kehamilan. Bayi dengan CRS bisa kehilangan pendengarannya, cacat mata dan jantung, kerusakan otak, dan disabilitas lain yang dibawa seumur hidup seperti autisme, diabetes mellitus, dan kelainan tiroid. Berbagai kelainan yang disebabkan oleh CSR sering membutuhkan terapi, operasi, dan tindakan-tindakan yang membutuhkan banyak biaya.
Resiko CRS terbesar terjadi pada ibu hamil yang belum mendapatkan vaksinasi atau belum pernah terinfeksi rubella karena mereka belum memiliki imunitas di dalam tubuhnya. Vaksinasi rubella dapat diberikan pada wanita yang belum mendapatkan vaksinasi rubella minimal empat minggu sebelum kehamilan untuk mencegah CRS.
Pengobatan Rubella
Belum ada obat-obatan spesifik yang dapat menyembuhkan ataupun meredakan rubella dengan cepat. Rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus sehingga upaya membunuh virus dengan pemberian antibiotik tidak akan berdampak. Pengobatan rubella yang dapat diberikan bertujuan untuk meredakan gejala-gejala rubella. Kasus rubella dengan gejala ringan tidak harus diberikan obat-obatan, akan tetapi untuk meredakan demam dan mengurangi nyeri dapat diberikan paracetamol dan pereda nyeri seperti ibuprofen dan acetaminofen. Apabila ibu hamil terinfeksi rubella, maka harus segera diberikan pemberian antibodi untuk membantu tubuh ibu melawan virus.
Pencegahan Rubella
Virus Rubella tidak dapat diserang dengan antibiotik tetapi dapat dihalangi dengan pemberian vaksin. Pemberian vaksin dapat memberikan 95% pertahanan terhadap rubella dalam waktu yang lama. Vaksinasi rubella terdapat dalam berbagai jenis, seperti vaksinasi rubella atau vaksinasi gabungan . Contohnya Measles dan Rubella (MR), Measles, Mumps, dan Rubella (MMR), atau Measles, Mumps, Rubella, dan Varicella (MMRV).
Pemberian vaksinasi secara teratur khususnya pada anak adalah hal yang penting karena dapat melindungi individu, ibu hamil, dan janin, serta dapat mencegah wabah rubella di masyarakat. Vaksinasi rubella diberikan dua kali pada anak. Vaksinasi pertama diberikan pada usia dua belas sampai lima belas bulan. Vaksin kedua berupa booster (penguat) diberikan pada usia empat sampai enam tahun.
Vaksinasi rubella juga dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi rubella. Secara lengkap dan juga dapat diberikan kembali kepada individu dengan resiko infeksi tinggi, seperti tenaga kesehatan dan turis internasional. (CIMSA/Center for Indonesian Medical Students’ Activities)
Seperti Alyssa, kamu juga bisa menolong keluarga, sahabat, atau tetanggamu yang sedang butuh bantuan biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Melalui galang dana di Kitabisa, kamu bisa menerima donasi dari keluarga, sahabat, dan para donatur yang tergerak membantu.
Kamu bisa konsultasi galang dana untuk biaya pengobatan dengan cara, klik : ktbs.in/tanya atau kirim pesan WhatsApp ke nomor 081315532353.