Konflik antara Israel – Palestina belum kunjung usai, hubungan antara warga Yahudi – Islam di kalangan warga dunia menjadi kian sensitif. Situasi tersebut meracuni hubungan mayoritas kedua penganut agama tersebut di seluruh dunia.
Konflik Israel – Palestina merupakan konflik yang memakan waktu yang panjang. Konflik yang sudah terjadi selama puluhan tahun ini cukup menyita perhatian masyarakat dunia. Ribuan orang masih bertahan menghadapi konflik antarnegara yang hingga kini terus berlanjut. Palestina terus menghadapi ketidakadilan dan penjajahan. Saat ini, Palestina butuh bantuan dan perhatian internasional.
Mengapa konflik Israel–Palestina Tidak Kunjung Selesai?
Ada terlalu banyak kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. Salah satunya kepentingan Amerika Serikat, yang ingin menjadikan Israel sebagai benteng pertahanan untuk menghentikan penyebaran ideologi komunis di Timur Tengah. Israel yang merasa punya banyak dukungan juga sering dengan seenaknya melanggar resolusi PBB dan tidak memedulikan sanksi yang dijatuhkan.
Perjuangan Palestina Melawan Israel
Anak – anak dan remaja Palestina dari sejak kecil sudah mengalami perang. Di saat umur yang masih tergolong muda, mereka terpaksa ikut berjuang membela negaranya dengan melawan Israel. Bahkan para pemuda Palestina mengikuti latihan militer yang biasanya dilakukan selama libur musim panas bersama Hamas.
Tidak dipungkiri, konflik Israel dengan Palestina yang terjadi dapat berujung maut dan melukai banyak masyarakat sipil. Warga Palestina sering kali dihujani dengan tembakan gas air mata yang sangat berbahaya dan beracun oleh polisi Israel. Bahkan beberapa waktu lalu, seorang pria Palestina terkena hantaman tabung gas air mata yang mengenai wajah dan tertancap di pipinya, sehingga ia harus menjalani proses operasi.
Israel juga sering melakukan pelanggaran lainnya, diantaranya melakukan penahanan terhadap warga Palestina dengan tidak adanya alasan yang jelas. Langkah ini juga dikecam oleh Universitas Al – Azhar di Kairo Mesir, yaitu salah satu Universitas Islam terbesar di dunia.
Meski negeri Palestina sedang dilanda krisis akibat perang dengan Israel, masyarakat di sana terus mendorong anak – anak mereka untuk tetap menghafal Al- Qur’an. Menghafal Al – Qur’an sudah menjadi salah satu syarat bagi warga Palestina untuk berjuang melawan Israel. Syarat menjadi pejuang Hamas melawan Israel yaitun menghafal Al – Qur’an. Anak Palestina menghafal Al – Qur’an karena mereka calon pejuang untuk memperoleh derajat syuhada.
Dampak Pemangkasan Bantuan untuk Palestina
Sebelumnya, Amerika Serikat memberikan dana bantuan ekonomi untuk Palestina yang digunakan untuk mendirikan pemerintahan bersih, membantuk sektor kesehatan, pendidikan, dan mendanai masyarakat sipil. Namun, saat ini Amerika Serikat memangkas secara signifikan dana bantuannya pada lembaga yang mengurusi pengungsi, United Nations Relief and Works Agency, (UNRWA). Pemotongan annggaran bantuan Amerika Serikat (AS) untuk Palestina memberikan dampak yang cukup besar.
Baru – baru ini, program beasiswa yang diberikan Amerika Serikat untuk para pelajar Palestina juga dihentikan sementara. Ratusan warga Palestina dan pekerja asing pada proyek yang dibiayai Amerika Serikat juga kehilangan pekerjaannya.
Palestina Darurat Pangan
Palestina kini menghadapi darurat pangan setelah badan pangan dunia (World Food Program/WFP) memangkas bantuannya yang diberikan untuk Palestina. Krisis kemanusiaan ini juga menimpa warga Gaza,Palestina. 165 ribu warga Palestina terdampak penangguhan bantuan pangan WFP. Ribuan warga Palestina tidak lagi menerima bantuan makanan melalui program PBB tersebut, ditengah kekurangan dana.
Pemotongan bantuan oleh (World Food Program/WFP) merupakan pukulan besar bagi Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Pemotongan tersebut akan mempengaruhi ekonomi lokal, karena penduduk di sana menggunakan kartu untuk membeli barang di toko – toko lokal.
Dilansir dari ACT News tindakan blokade Israel atas jalur Gaza juga berimbas pada ketersediaan pangan di Palestina. Israel menutup jalur penyebrangan komersial, yaitu Karam Abu Salem yang biasa digunakan untuk akses mobilisasi bantuan kemanusiaan ataupun bahan pangan.
Tanpa kita, mereka akan terus berjuang. Mereka akan terus mempertahankan Palestina. Mereka akan terus bertahan, sampai di titik darah penghabisan. Mari kita ulurkan tangan kita bersama membantu Palestina. Selain mengirimkan doa tulus untuk mereka, kamu juga bisa menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu mereka yang berada di Palestina. Dengan cara berdonasi melalui Kitabisa.
Penulis: Samantha Widya