Kehamilan Risiko Tinggi Menjadi Penyebab Hidrosefalus Pada Janin

April 12, 2019
Oleh : Kitabisa

Cara mencegah hidrosefalus pada janin salah satunya bisa dilakukan dengan mencegah terjadinya kehamilan risiko tinggi. Kehamilan Risiko Tinggi adalah kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya, baik bagi ibu maupun bayinya, yang akan menyebabkan terjadinya penyakit hingga kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Diperkirakan sekitar 40% ibu hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan 15% dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka panjang yang mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan risiko kematian bagi janin maupun dirinya sendiri.

 

5 Faktor Terjadinya Kehamilan Berisiko Tinggi

cara mencegah hidrosefalus pada janin

Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan  kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan baik.  Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh.

  1. Umur
    Menurut penelitian telah diketahui bahwa umur reproduksi yang sehat pada seorang wanita berkisar antara 20-30 tahun. Artinya, melahirkan setelah umur 20 tahun, jarak persalinan sebaiknya 2-3 tahun dan berhenti melahirkan setelah umur 30 tahun (jumlah anak 2-3 orang per pernikahan).
  2. Risiko Kelahiran ke empat dan seterusnya akan meningkatkan kematian ibu dan janin.
    Abortus (keguguran), prematuritas dan dismaturitas serta postdatisme (kehamilan lewat waktu) kadang-kadang masih sulit dideteksi dengan baik. Dengan pengenalan dan penanganan dini, gangguan dan penyulit kehamilan dapat dikurangi.
  3. Penyakit Genetik
    Penyakit yang diderita ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti penyakit paru, penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit kelenjar endokrin (gondok, diabetes melitus, penyakit hati), penyakit infeksi (virus, bakteri parasit), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan bahan-bahan toksis, juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya gangguan dan penyulit pada kehamilan.
  4. Lingkungan
    Lingkungan dimana ibu hamil bertempat tinggal secara tidak langsung juga berperan dalam timbulnya penyulit pada kehamilan. Tempat tinggal yang pengap, kurang udara segar, lingkungan yang kotor, ibu yang tidak dapat beristirahat cukup dan gizi yang buruk dapat merupakan faktor penyebab kehamilan risiko tinggi.
  5. Sosial
    Kemiskinan, kebodohan, ketidaktahuan,  dan budaya diam wanita Indonesia, ditambah lagi oleh transportasi yang sulit dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik akan menyebabkan pelayanan antenatal di Indonesia masih kecil cakupannya.

 

Usaha Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi Pada Ibu Hamil

cara mencegah hidrosefalus pada janin

Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa usaha untuk pencegahan penyakit kehamilan dan persalinan tergantung pada berbagai faktor dan tidak semata-mata tergantung dari sudut medis atau kesehatan saja. Faktor sosial ekonomi diduga sangat berpengaruh. Karena pada umunya seseorang dengan keadaan sosial ekonomi rendah seperti diuraikan di atas, tidak akan terlepaa dari kemiskinan, kebodohan dan ketidaktahuan sehingga mempunyai kecenderungan untuk menikah pada usia muda dan tidak berpartisipasi dalam keluarga berencana. Disamping itu keadaan sosial ekonomi yang rendah juga akan megakibatkan gizi ibu dan perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan yang jelek.  Transportasi yang baik disertai dengan ketersediaannya pusat-pusat pelayanan yang bermutu akan dapat melayani ibu hamil untuk mendapatkan asuhan anenatal yang baik, cakupannya luas, dan jumlah pemeriksaan yang cukup. Di negara maju setiap wanita hamil memeriksakan diri sekitar 15 kali selama kehamilannya. Sedangkan di Indonesia pada kehamilan risiko rendah dianggap cukup bila memeriksakan diri 4-5 kali.

Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyulit pada kehamilan dan persalinan adalah:

  • Asuhan antenatal yang baik dan bermutu bagi setiap wanita hamil.
  • Peningkatan pelayanan, jaringan pelayanan dan sistem rujukan kesehatan.
  • Meningkatkan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepan.
  • Peningkatan status wanita baik dalam pendidikan, gizi, masalah kesehatan wanita dan reproduksi dan peningkatan status sosial ekonominya
  • Menurunkan tingkat fertilitas yang tinggi melalui program keluarga berencana.

banner_donasi_biaya_pengobatan

 

Kasus Hidrosefalus di Indonesia

cara mencegah hidrosefalus pada janin

Diperkirakan sekitar 40% ibu hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan hal ini tidak menutup kemungkinan adanya kelainan ketika bayi dilahirkan. Salah satu kelainan yang mungkin terjadi adalah hidrosefalus. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2012, sebanyak 20 bayi yang baru lahir menderita hidrosefalus dari setiap 10.000 kelahiran di Indonesia. Salah satu kasus hidrosefalus yang terjadi di Indonesia diderita oleh Haisyah, gadis kecil “cantik” yang saat ini berumur 2 tahun. Dia lahir pada tanggal 11 Januari 2017 dalam kondisi prematur dengan usia kandungan 6 bulan 10 hari. Sesaat setelah lahir Haisyah belum menunjukkan tanda-tanda adanya kelainan fisik, namun pada saat berusia sekitar 1 bulan barulah terlihat kelainan di bagian kepala Haisyah yakni ukurannya yang sedikit lebih besar dari bayi se-usia pada umumnya. saat itu juga Hasyiah didiagnosis mengalami hidrosefalus.

 

Usaha Haisyah dan Orang Tua Melawan Hidrosefalus

Karena tidak kuasa melihat kondisi putrinya akhirnya kedua orang tuanya memutuskan untuk melakukan operasi pada kepala Haisyah. Pada usia yang ke 6 bulan (Juli 2017) Haisyah mendapatkan operasi pertamanya yakni memasangkan selang pada bagian kepala menuju perut agar cairan yang menumpuk di kepala dapat dikeluarkan melalaui usus Haisyah.

Hingga saat ini Haisyah telah memasuki usia 2 tahun (belum melakukan operasi ke 2), namun kondisinya belum membaik. selang yang terpasang di perut Haisyah bahkan telepas dan mengakibatkan sedikit infeksi sehingga pada awal Februari 2019 lalu dilakukan operasi sedang pada bagian perut untuk memperbaiki selang tersebut. Namun, dengan berbagai keterbatasan yang ada, pihak rumah sakit daerah meminta pihak keluarga Haisyah untuk di rujuk ke Rumah sakit yang lebih besar agar mendapatkan tindakan lanjutan yang lebih serius.

Pengobatan Haisyah mengalami kendala karena tidak memiliki biaya yang cukup untuk persiapan rujukan Hasiyah, mengingat jarak dari rumah menuju rumha sakit cukup jauh dan tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit (biaya transportasi, akomodasi dan lain sebagianya juga menejadi pertimbangan utama).

Ditulis Oleh: Shelia Lauvita


Mari bantu para pejuang agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi  di halaman Kitabisa atau Aplikasi Kitabisa. Yuk, berbagi kebaikan!

banner_donasi_biaya_pengobatan

 

Bagikan