Dari beberapa hal yang menentukan jumlah rakaat pada salat tarawih, kita perlu melihat hadits untuk menentukan, berapakah seharusnya jumlah rakaat pada salat tarawih?
Hadits yang Menyatakan 11 Rakaat
Ada dua hadits yang dipakai oleh Albani (w. 1421 H) dalam menetapkan pendapatnya:
Pertama, hadits Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi tak pernah menambah rakaat, baik dalam Ramadhan atau di luar Ramadhan dari 11 rakaat.
Aisyah berkata: Nabi dahulu tak pernah menambah salat baik di Ramadhan maupun di luar Ramadhan 11 rakaat. (Muttafaq Alaih).
Kedua, hadits Jabir bin Abdullah:
Dari Jabir bin Abdullah bahwa dahulu Rasulullah salat di bulan Ramadhan 8 rakaat dan witir. Hadits dari Ibnu Nashr dan at-Thabarani, sanadnya hasan karena hadits sebelumnya.
Hadits yang Menyatakan 20 Rakaat
Selain menshahihkan hadits salat malam Nabi saat Ramadhan 11 rakaat, kebalikannya beliau mendhaifkan semua hadits yang menjelaskan salat 20 rakaat. Jika diteliti lebih lanjut, dalam hal ini beliau banyak mengambil dari tulisan al-Mubarakfuri (w. 1535 H) dalam kitabnya Tuhfat al-Ahwadzi.
Selain menshahihkan hadits salat malam Nabi saat Ramadhan 11 rakaat, kebalikannya beliau mendhaifkan semua hadits yang menjelaskan salat 20 rakaat. Jika diteliti lebih lanjut, dalam hal ini beliau banyak mengambil dari tulisan al-Mubarakfuri (w. 1535 H) dalam kitabnya Tuhfat al-Ahwadzi.
Jika dikatakan, Imam al-Baihaqi (w. 458 H) telah meriwayatkan dengan sanad lain, bahwa pada masa Umar bin Khattab salat pada malam Ramadhan salat 20 rakaat, dan sanad ini telah dishahihkan oleh Imam Nawawi (w. 676 H), maka saya (al-Mubarakfuri) katakan:
Dalam sanadnya ada Abu Abdillah bin Fanjawaih ad-Dinawari (w. 414 H), dan belum menemukan biografinya.
Bagi yang menyatakan keshahihannya, maka harus mendatangkan bukti bahwa dia tsiqah, agar bisa menjadi hujjah.
Di sini memang al-Mubarakfuri (w. 1535 H) mengakui belum mendapatkan biografi salah satu rawi yang dipakai oleh Imam al-Baihaqi (w. 458 H) dan katanya dishahihkan oleh Imam an-Nawawi (w. 676 H) juga. Tapi apakah karena belum mengetahui salah satu rawinya.
Kesimpulan Berapakah Rakaat Tarawih yang Benar?
Ada beberapa point sebagai penutup tulisan ini. Diantaranya:
Pertama, sebenarnya terserah saja, mau salat malam bulan Ramadhan 20 rakaat, 36 rakaat atau hanya 11 rakaat saja. Mau tidak salat sunnah juga silahkan. Para ulama dahulu cukup longgar membahas masalah ini.
Kedua, sejak dahulu memang para ulama berbeda pendapat. Tapi dalam perbedaan pendapat semacam ini, hampir tidak ditemukan dari perkataan mereka, bahwa pendapatnyalah yang paling sesuai dengan nash, selain itu tak sesuai dengan nash.
Ketiga, jika ditanya ‘Ikut ulama atau ikut nash shahih?’ Maka, sebelum menjawabnya kita patut pastikan lagi. Ulama yang seperti apa dan nash yang bagaimana? Bisa jadi, sebenarnya bukan masalah nashnya. Tetapi pemahaman akan nash itu sendiri. Pemahaman terhadap nash yang shahih tentu tak selalu benar. Tinggal siapa yang memahami, dan bagaimana memahaminya.
Keempat, jikapun salat malam bulan Ramadhan lebih dari 11 rakaat itu dianggap tak ada tuntunannya dan dianggap bid’ah oleh al-Albani (w. 1421 H), masih banyak ulama muktabarah lain yang pendapatnya bisa dibandingkan.
Kelima, setiap perkataan seseorang bisa diambil atau ditinggalkan, kecuali perkataan Nabi Muhammad. Termasuk juga, pemahaman seseorang terhadap perkataan Nabi itu bisa diambil atau ditinggalkan.
Ditulis Oleh: Yudo Laksono
Kamu bisa melengkapi ibadah puasa Ramadhan dengan melaksanakan salat tarawih. Selain itu, kamu juga bisa memperbanyak pahala di bulan suci ini dengan bersedekah melalui Kitabisa. Download Aplikasi Kitabisa di Google Play Store atau App Store untuk memudahkan kamu dalam bersedekah.