Perkembangan zaman yang melaju secara cepat menimbulkan dampak baik dan buruk yang berjalan secara beriringan. Salah satu dampak yang tidak dapat dihindari adalah perubahan gaya hidup yang serba instan dan cepat yang bertujuan untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun, dibalik semua kemudahan itu muncul problematika baru yang sesungguhnya sangat memungkinkan untuk dihindari, salah satunya adalah berkembangnya kanker usus yang terjadi di ruang lingkup masyarakat. Kanker kolorektal atau kanker usus merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi di antara semua jenis keganasan di negara berkembang. Kejadian tertinggi ditemukan di Eropa dan Amerika, sedangkan yang terendah ditemukan di Asia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 menyebutkan bahwa kanker kolorektal menempati urutan ke 9 dari 10 peringkat utama penyakit kanker yang diderita pasien rawat inap di seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia dengan jumlah 1.810 kasus. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan pola hidup modern yang tidak sehat.
Tanda-tanda Kanker Usus Besar
Kanker kolorektal atau kanker usus merupakan jenis keganasan di daerah kolon dan rektumnya yang sering dijumpai di saluran cerna. Penyakit kanker kolorektal merupakan hal yang kompleks karena memiliki angka kematian yang cukup tinggi, padahal kejadian penyakit ini dapat dicegah dengan mengetahui dan menghindari faktor risiko. Kanker kolorektal merupakan proses penyakit tertentu yang bersifat multifaktorial . Data dari American Cancer Society pada tahun 2006, menyebutkan bahwa ada dua golongan besar faktor risiko terjadinya kanker kolorektal, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, ras, kondisi inflamasi saluran cerna, dan riwayat keluarga. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi konsumsi rokok, diet yang buruk, kenaikan berat badan, aktifitas fisik yang rendah dan konsumsi alkohol jangka lama.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa angka kejadian kanker kolorektal lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor umur, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, diet tinggi lemak dan rendah serat, atau makan makanan yang diawetkan dan juga penggunaan pewarna sintetik.
Apakah Kanker Usus Besar dapat Dicegah?
Kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang dapat dicegah dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti:
- Menerapkan pola makan empat sehat lima sempurna
- Memperbanyak serat dari sayur dan buah. Serat dapat melancarkan buang air besar sehingga berfungsi untuk membuang kotoran dan zat yang tidak berguna di dalam usus karena penumpukan kotoran yang terlalu lama dapat memicu sel kanker
- Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
- Menghindari rokok dan minuman beralkohol yang berlebihan
- Berolahraga secara rutin dan teratur
- Menjaga berat badan ideal dengan melakukan diet sehat
Kasus Kanker Usus Besar di Indonesia
Meskipun prosentase terjadinya kanker usus di negara berkembang seperti Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara maju, kita tidak bisa menutup mata pada fakta bahwa ada ribuan kasus kanker usus yang saat ini menyerang masyarakat Indonesia. Salah satu kasus kanker usus yang terjadi di Indonesia diderita oleh Bapak Indra yang divonis menderita kanker usus sejak akhir tahun 2018. Saat itu beliau didiagnosa sudah memasuki stadium 2B yang diawali dengan gejala diare berkepanjangan selama satu minggu.
Perjuangan Bapak Indra Melawan Kanker Usus
Tanda-tanda kanker usus besar awal yang dihadapi Bapak Indra membuat dokter mendiagnosa beliau mengalami kram usus akibat stress sehingga pencernaannya terganggu. Namun, rasa sakit tidak kunjung hilang. Di minggu ke tiga Bapak Indra tidak bisa buang air besar sama sekali hingga perutnya membesar dan terasa sangat sakit sehingga dokter menyarankan untuk melakukan USG. Dari hasil USG ditemukan dalam usus beliau terdapat banyak air yang tidak bisa keluar.
Dokter menyarankan untuk melakukan kolonoskopi guna melihat keadaan sebenarnya di dalam usus. Hasil kolonoskopi ditemukan beberapa tumor di dalam usus beliau, tepatnya di daerah caecum-nya. Dokter kemudian menyarankan untuk segera melakukan operasi pengangkatan tumor. Tumor pun dapat segera diangkat. Setelah menjalani operasi selama tujuh jam, ternyata ditemukan tumor seukuran kepalan tangan orang dewasa yang menyumbat usus Bapak Indra sehingga beliau tidak bisa BAB dan buang angin selama satu bulan.
Saat ini Bapak Indra tengah menjalani serangkaian kemoterapi untuk mencegah penyebaran pada kanker nya menggunakan fasilitas BPJS yang membuat beliau harus menunggu beberapa minggu untuk mendapat jadwal berobat.
Ditulis Oleh: Shelia Lauvita
Selain Bapak Indra, masih banyak penderita yang sedang berjuang untuk melawan penyakitnya. Kamu bisa membantu mereka dengan cara memberikan donasi di Kitabisa atau bisa juga melalui Aplikasi Kitabisa di Google Play Store dan App Store.