Hidrosefalus biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak yang telah dilahirkan. Namun, ternyata dalam beberapa kasus penyakit ini juga bisa menimpa bayi yang belum dilahirkan atau masih di dalam kandungan. Lantas, apa saja penyebab dan tanda-tanda hidrosefalus pada kandungan yang wajib kita ketahui?
Penyebab Hidrosefalus pada Kandungan
Hidrosefalus atau bertambahnya cairan di dalam otak yang menyebabkan kepala bayi membesar bisa dideteksi sejak dalam kandungan. Penyebab penyakit hidrosefalus terjadi karena berbagai macam. Berikut ini ada beberapa penyebab penyakit Hidrosefalus di dalam kandungan yang perlu diketahui diantaranya adalah :
- saat pembentukan dan perkembangan embrio terjadi infeksi
- cacat bawaan dimana tulang belakang tidak menutup
- kelainan genetik
- adanya infeksi tertentu yang terjadi selama kehamilan
- kelainan yang disebabkan infeksi toksoplasmosis
- terjadi pendarahan saat kehamilan
Tanda-tanda Hidrosefalus Pada Kandungan
Penyakit hidrosefalus ini bisa dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan dengan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Tanda-tanda hidrosefalus dalam kandungan diantaranya adalah :
- Adanya infeksi di dalam kandungan, misalnya virus rubella.
Infeksi pada bayi yang menembus hingga ke otak menyebabkan peradangan pada otak dan meningkatkan resiko terjadinya hidrosefalus - Adanya gejala meningitis selama kehamilan
- Sang ibu sering mengeluh sesak nafas apabila bergerak
Pemeriksaan USG untuk mendiagnosis bayi dalam kandungan menderita hidrosefalus atau tidak, bisa dilakukan saat usia kandungan sudah mencapai 6-7 bulan. Akan tetapi, apabila sudah terdiagnosis terkena hidrosefalus belum bisa ditangani secara langsung karena di Indonesia belum memiliki fasilitas yang mendukung untuk melakukan operasi penyedotan cairan saat bayi masih dalam kandungan. Operasi hanya bisa dilakukan setelah bayi lahir. Hanya saja dapat dilakukan pencegahan agar ketika bayi lahir tidak terkena hidrosefalus.
Baca juga:
5 Kiat Pencegahan Hidrosefalus Pada Janin dan Bayi
Kenali Tanda-tanda Awal Jika Bayi Terkena Penyakit Hidrosefalus
Pencegahan Hidrosefalus Selama Kehamilan
Hidrosefalus bukan penyakit turunan, penyakit ini juga bisa dicegah dengan cara pemeriksaan secara rutin sebelum dan selama kehamilan. Yaitu dengan melakukan Tes TORCH (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus/CMV dan Herpes simplex) untuk mencegah bayi terlahir cacat.
Seandainya bayi dalam kandungan telah didiagnosis menderita hidrosefalus, perlu adanya perawatan intensif sebelum melahirkan yang dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur. Para tim medis juga akan secara hati-hati mengawasi mereka untuk tanda-tanda yang menimbulkan tertekan, yang mungkin menunjukkan kebutuhan perlunya untuk persalinan dini.
Ada beberapa hal yang dapat mencegah agar anak terhindar dari hidrosefalus sejak dalam kandungan. Jadi sebelum hamil para ibu harus sudah dipastikan bahwa dia dalam keadaan sehat, tidak ada infeksi-infeksi yang bisa menyebabkan kelainan bawaan, melakukan vaksinasi sebelum kehamilan yang berhubungan dengan berbagai virus penyebab hidrosefalus, misalnya meningitis dan rubella.
Kebanyakan para ibu baru memeriksa jika sudah dalam keadaan hamil. Selain itu, hal yang tidak kalah penting bagi ibu adalah dengan menjaga asupan gizi dengan mengkonsumsi makanan yang penuh nutrisi karena kekurangan zat gizi tertentu atau komponen tertentu bisa berakibat kelainan pada bayi, termasuk kelainan otak seperti hidrosefalus dan juga merawat kandungan pada saat kehamilan, jangan sampai terjadi cedera.
Cerita dari Bayi Kasih Pejuang Hidrosefalus
Kasih Azariah Simatupang adalah anak pasangan dari Joffri Simatupang dan Lasmaniar Simarmata. Kasih adalah salah satu bayi penderita hidrosefalus yang terjadi di Indonesia. Saat ini Kasih menginjak usia 4 bulan. Kasih dinyatakan mengidap Hidrosefalus sejak masih dalam kandungan ibunya. Semua terlihat saat melakukan pemeriksaan melalui USG 4D. Ia harus segera menjalani serangkaian tindakan medis untuk menyelamatkan nyawanya.
Orang tua Kasih merasa sangat terbantu oleh BPJS, karena biaya untuk Kasih operasi akan ditanggung. Tapi sayangnya, biaya pengobatan diluar itu seperti obat-obatan, biaya susu, biaya rawat jalan hingga biaya hidup keluarga kecil saya masih menjadi kekhawatiran.
Ditulis Oleh: Samantha Widya
Mari bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi di Kitabisa atau klik pada gambar di bawah ini!