Tumor Parotis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

February 17, 2020
Oleh : Kitabisa

Di dalam tubuh, terdapat banyak sekali kelenjar yang mendukung kinerja organ tubuh lainnya, sehingga berbagai organ ini bisa bekerja dengan baik. Seperti misalnya kelenjar parotis yang merupakan kelenjar air liur terbesar dan paling utama. Kelenjar ini berada di bagian depan telinga kiri dan kanan, panjang bagian bawahnya mencapai rahang. Nah, terjadinya masalah pada kelenjar parotis tentu akan membuat kelenjar ini tidak mampu lagi bekerja dengan optimal, seperti ketika terkena tumor. 

Ya, benjolan atau pembesaran pada kelenjar parotis sebagian besar adalah tumor parotis, kondisi lainnya mengarah pada kista, peradangan, dan gangguan medis lainnya. Namun, dari sebagian besar kasus tumor yang menyerang kelenjar parotis, sebesar 80 persen adalah tumor yang sifatnya jinak. Artinya, tumor ini tidak mengalami penyebaran pada jaringan atau organ tubuh lainnya. 

Tumor parotis ternyata terbagi menjadi beberapa jenis. Seperti, tumor jinak campuran yang paling sering terjadi, onkositoma, mioepitelioma, adenoma sebasea, adenoma canalicular, adenoma monomorfik, dan tumor Warthin. Dibandingkan dengan pria, wanita lebih rentan dan berisiko mengalami kondisi ini, dengan kisaran usia 50 tahun. 

 

Penyebab dan Gejala Tumor Parotis

parotis adalah

Lalu, apa yang menjadi penyebab munculnya penyakit ini? Sayangnya, masih belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya, dan hingga kini masih terus dilakukan studi untuk menjawab pertanyaan ini. Namun, para ahli meyakini bahwa tumor jinak ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan unsur genetik alias keturunan. Jadi, riwayat keluarga dengan tumor ini akan meningkatkan risiko penurunan pada generasi berikutnya. 

Sementara itu, tanda dan gejala yang mudah dikenali ketika tumor parotis muncul adalah benjolan yang tampak di bagian depan telinga atau di sekitar rahang. Biasanya, benjolan ini baru teridentifikasi ketika kamu mencuci muka. Benjolan tumor memiliki ciri yang sangat khas, yaitu bisa digerakkan, memiliki batas yang tegas, bisa digerakkan, dan tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala lainnya termasuk nyeri pada wajah dan melemahnya otot wajah, yang lebih sering terjadi ketika tumor parotis bersifat ganas. 

Kamu harus segera melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter apabila merasakan adanya benjolan pada bagian telinga atau rahang, terlebih jika mengalami kelumpuhan pada wajah. Pasalnya, selain wanita, orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan dan pengidap sindrom metabolik juga memiliki risiko yang sama tingginya untuk terserang penyakit ini. 

 

Pengobatan dan Pencegahan Tumor Parotis

pengobatan tumor

Pengobatan utama tumor parotis bertujuan untuk menghilangkan jaringan tumor sekaligus mencegah pertumbuhan kembali jaringan abnormal setelah tumor diangkat. Selain pembedahan untuk mengambil tumor, pengobatan yang dilakukan juga termasuk kemoterapi dan radioterapi.

Penanganan tentu harus segera dilakukan jika tumor parotis telah terdeteksi. Pasalnya, komplikasi yang terjadi jika penanganan terlambat dilakukan atau bahkan tidak dilakukan pengobatan sangat membahayakan. Ini termasuk kelumpuhan pada wajah, tumor yang akan kembali kambuh, menurunnya kemampuan indera pendengaran, dan sindrom Frey atau munculnya keringat dan berubahnya warna kulit menjadi kemerahan setelah kelenjar parotis diangkat. 

Lalu, adakah tindakan pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari kondisi ini? Tentu saja ada. Pertama, kamu disarankan untuk menjaga berat badan tetap ideal, mengingat obesitas sangat berisiko untuk mengalami kelainan ini. Lalu, hindari kebiasaan merokok, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terlebih jika kamu pernah menjalani pengobatan radioterapi di bagian leher. 


Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!

banner_donasi_biaya_pengobatan

Bagikan