- Nek Juhara, seorang penjaga warung, bertahan hidup setiap hari dengan upah Rp8.000. Beliau gunakan uang tersebut untuk membeli setengah kilogram beras dan lauk-pauk seadanya.
- Hidup sebatang kara di gubuk tanpa akses MCK, Nek Juhara harus bertahan walaupun kebocoran dengan lantai dari tanah.
- Berkat dukungan 2.300 orang baik melalui kitabisa.com/bantunenekjuhara, kini Nek Juhara tinggal di rumah dari bahan bangunan permanen dan layak ditinggali. Hasil donasi juga disalurkan untuk biaya kehidupan sehari-harinya.
Jakarta, 10 Agustus 2020 – Nek Juhara, seorang penjaga warung, bertahan hidup setiap hari dengan upah Rp8.000. Beliau gunakan uang tersebut untuk membeli setengah kilogram beras dan lauk-pauk seadanya. Hidup sebatang kara di gubuk tanpa akses MCK, Nek Juhara harus bertahan walaupun kebocoran dengan lantai dari tanah. Berkat dukungan 2.300 orang baik melalui kitabisa.com/bantunenekjuhara, kini Nek Juhara tinggal di rumah dari bahan bangunan permanen dan layak ditinggali. Hasil donasi juga disalurkan untuk biaya kehidupan sehari-harinya.
Tinggal di gubuk reyot seorang diri bukan pilihan untuk Nek Juhara. Beliau tetap bertahan di bawah atap yang bocor beralaskan lantai dari tanah tanpa MCK.
Nek Juhara bertahan hidup dengan menjadi penjaga warung dengan upah Rp8.000 per hari. Walau sulit, beliau selalu bersyukur dan bahagia.
Kabar kondisi rumah Nek Juhara sampai ke orang baik. Melalui galang dana kitabisa.com//bantunenekjuhara, Aksi Cepat Tanggap salurkan donasi dari 2.300 donatur.
Pembangunan rumah Nek Juhara dimulai 3 bulan lalu menggunakan bahan material permanen. Rumah beliau juga dibuatkan jendela agar sirkulasi di dalam rumahnya baik.
Tak hanya rumah, donasi hasil gotong royong orang baik juga disalurkan berupa sembako dan kebutuhan sehari-hari Nek Juhara. Beliau mendapatkan beras, minyak dan bahan dasar untuk beberapa waktu kedepan.
From this to this, ini hasil simpati orang baik untuk Nek Juhara. Panjang umur kebaikan!