Cerita ini berasal dari pengalaman Bapak Don**, orang tua tunggal bagi kedua anaknya setelah sang istri pergi terlebih dahulu menghadap sang Kuasa. Hidup sebagai orang tua tunggal tentu bukan hal yang mudah, namun ia bersyukur memiliki putra dan putri yang sangat menyayanginya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia setiap malam berjualan nasi goreng di depan rumah mulai maghrib hingga tengah malam.
Pagi dan siang ia manfaatkan untuk mempersiapkan dagangannya, dibantu oleh sang putra. Putra kedua beliau saat ini telah lulus SMA, namun ia tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Kini, sang anak fokus di rumah untuk membantunya berjualan dan menjaga kesehatan Bapak Don** yang menderita gagal ginjal.
Saat Akan Melakukan Cuci Darah, Ia Dinyatakan Positif COVID-19
Memiliki riwayat penyakit gagal ginjal membuat Bapak Don** harus rutin melakukan cuci darah setiap bulan. Pada awal tahun, ia berniat untuk melakukan cuci darah di rumah sakit. Namun, saat itu tiba-tiba ia merasakan sesak napas yang teramat berat. Lalu, ia dibawa ke IGD oleh sang anak dan langsung ditangani oleh dokter.
Setelah dilakukan CT Scan dan Thorax, Bapak Don** dinyatakan positif COVID-19 dan harus dirujuk ke rumah sakit lain karena tidak ada ruang lagi di sana. Sesampainya di rumah sakit rujukan, ia sempat mengalami koma selama 2 hari sebelum ia tersadar telah berada di ruang isolasi. Perasaannya campur aduk saat itu, di satu sisi ia harus fokus terhadap kondisi kesehatannya, namun di sisi lain ia memikirkan keadaan kedua buah hatinya.
Sayangnya, Lingkungan Sekitar Tidak Menyambut Baik Kabar Ini
Setelah kabar dirinya dinyatakan positif COVID-19, keluarga serta tetangga lingkungan sekitar pun bereaksi cukup keras. Kabar ini pun akhirnya juga sampai ke telinga pelanggannya. Bahkan, setelah Bapak Don** sembuh dan diizinkan untuk pulang ke rumah, ia diberikan surat oleh lingungan sekitar untuk tetap isolasi selama 1 minggu.
Perjalanan Bapak Don** sangat berat, 2 minggu lebih ia sakit dan di saat itu pula ia tidak bisa bekerja dan tidak ada pemasukan sama sekali. Kini, setelah sembuh pun ia masih belum bisa berjualan karena lingkungan sekitar masih takut untuk berinteraksi dengannya. Ia ikhlas dan terus berpikir positif, memasrahkan semuanya kepada Allah, pasti setiap musibah akan ada jalan keluarnya.
Syukurlah, Ada Keluarga Saling Jaga yang Membantunya di Kala Sulit
Saat tengah mencari jalan keluar dari masalah ini, Bapak Don** teringat pernah disarankan temannya untuk ikut Saling Jaga. Akhirnya, ia cari tahu kembali informasi tersebut dan bersyukur sekali ada informasi bantuan untuk penyintas COVID-19. Kini, ia berhasil dibantu keluarga Saling Jaga dan berhak menerima bantuan tunai sebesar Rp 5 juta untuk bantu biaya hidupnya sehari-hari.
Bapak Don** bersyukur, saat kondisi kesehatan belum pulih, lalu perekonomiannya terganggu, ia bisa dibantu untuk melewati masa sulit ini. Kini, harapannya untuk bisa melanjutkan usaha kembali terbuka. Semua berkat keikhlasannya melalui cobaan ini, serta dibantu dorongan dari teman untuk Saling Jaga terlebih dahulu.
Kamu juga bisa rasakan manfaat dibantu saat sulit dengan gabung di Kitabisa Saling Jaga. Cukup dengan patungan minimal Rp 10 ribu, kamu sudah bisa bantu sesama sekaligus dibantu kalau butuh bantuan.