Donatur Saling Jaga kembali menyalurkan dana bantuan pengobatan sebesar Rp1,555 Milyar di Bulan Juni. Dana bantuan tersebut dikumpulkan dari patungan 700 ribu donatur yang masing-masing terpotong Rp2.202 saja. Bantuan ini jadi angin segar bagi sesama donatur yang sedang sakit COVID-19 maupun penyakit kritis di tengah meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.
Total penerima bantuan di Bulan Juni kemarin mencapai 292 orang yang terdiri dari 1 pejuang kanker serviks dan 291 penyintas COVID-19. Mereka berasal dari berbagai latar belakang mulai dari pelajar, tenaga kesehatan, guru, hingga ABRI dari Sabang sampai Merauke. Semoga semakin banyak keluarga donatur yang terjaga agar bisa saling meringankan di saat sulit.
Ratusan orang yang terbantu tersebut memiliki kisah yang cukup menginspirasi untuk disimak. Berikut beberapa kisah menarik mereka:
Rela Mendampingi Suami, Meski Dirinya Negatif COVID-19
Cerita pertama datang dari sepasang suami istri asal Medan, bernama Bapak Yadi & Ibu Renii (bukan nama sebenarnya). Awalnya, beberapa rekan kerja Bapak Yadi banyak yang positif COVID-19, tak lama ia mengalami gejala dan ketika dites hasilnya menyatakan beliau positif COVID-19. Lalu, istri dan anaknya dites namun hasilnya negatif, karena tak tega meninggalkan sang suami isolasi sendiri akhirnya Ibu Reni turut tinggal di kosan untuk merawat suaminya.
Kasih sayang mereka pun tak berhenti sampai di situ, Ibu Reni juga telah mendaftarkan sang suami di Saling Jaga meskipun sebelumnya ia menolak didaftarkan. Namun, berkat perhatian dan kasih sayang sang istri, Pak Yadi berhasil dibantu keluarga Saling Jaga di tengah kesulitan yang ia alami. Mereka bersyukur, di tengah kesulitan ternyata banyak perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang datang untuk mereka berdua. Bantuan Rp5 juta ini rencananya akan mereka gunakan untuk biaya swab PCR lagi dan mencukupi biaya hidup sehari-hari.
Khawatirkan Keluarga Saat Didiagnosa Kanker Serviks, Dukungan Sekitar Jadi Kekuatan
Ibu Erna, seorang ibu rumah tangga asal Blitar awalnya mengalami pendarahan hebat, namun setelah beberapa kali konsultasi dengan dokter hasilnya ia didiagnosis Kanker Serviks. Kaget, sedih, dan takut yang ia rasakan saat itu, yang dipikirannya saat itu hanya keluarganya apalagi ia masih memiliki putra yang berusia 4 tahun. Proses pengobatan pun terus beliau lakukan, ia rutin melakukan kemoterapi ke Malang tiap 3 minggu sekali.
Namun, Ibu Erna bersyukur ketakutannya sedikit berkurang berkat dukungan dari keluarga besar dan motivasi dari diri sendiri. Ia berpikir, selama ini telah merasakan nikmat yang luar biasa dari sang Kuasa sehingga cobaan ini tidak lebih besar dari nikmatNya. Ditambah, sang putri yang menaruh perhatian terhadap beliau dengan mendaftarkan dirinya ke Saling Jaga sekaligus mengajukan bantuan untuk dirinya.
Puji syukur, berkat bantuan anaknya, uluran tangan dari para donatur Saling Jaga berhasil tersampaikan untuk Ibu Erna. Beliau berhasil mendapatkan bantuan sebesar Rp100 juta yang akan beliau gunakan untuk pengobatan dan biaya akomodasi untuk kemoterapi di Malang. Ia tidak menyangka bantuan yang ia terima akan sebesar itu, ia sangat berterima kasih atas bantuan dari para donatur.
Itulah sedikit cerita dari donatur terbantu Bulan Juni, siapa sangka patungan Rp2 ribuan ternyata bisa mengumpulkan dana bantuan pengobatan hingga Rp1,5 M dan menolong 200 orang lebih. Itulah indahnya gotong royong, dengan usaha bersama-sama semua hal jadi lebih ringan. Namun, jangan sampai gotong royong itu berhenti sampai di sini. Kita juga harus terus bersama-sama menjalankan protokol kesehatan demi menjaga diri dan orang tersayang di sekitar kita, agar tatanan kehidupan kita kembali normal seperti dulu kala. Terima kasih untuk kebersamaannya sampai saat ini ya!