GBS merupakan penyakit yang langka dan dapat menyerang siapa saja di seluruh dunia, terutama laki-laki. Penyakit hanya terjadi 1 atau 2 kasus per 100.000 di dunia tiap tahunnya. Bukan merupakan penyakit keturunan, penyakit GBS merupakan penyakit yang bisa menjangkiti semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, namun cenderung jarang ditemukan pada manula.
Puncak insidensi terjadi antara usia 15-35 tahun dan antara 50-74 tahun. Jarang mengenai usia dibawah 2 tahun. Usia termuda yang pernah dilaporkan adalah 3 bulan dan paling tua usia 95 tahun. Data di Indonesia mencatat bahwa insidensi terbanyak di Indonesia adalah pada dekade I, II, III (di bawah rentang usia 35 tahun).
Apa itu Penyakit GBS?
Secara sederhana, penyakit GBS merupakan kumpulan gejala kelemahan pada anggota gerak dan kadang-kadang dengan sedikit kesemutan pada lengan atau tungkai, disertai menurunnya gerak refleks seseorang. Selain itu kelumpuhan dapat juga terjadi di otot-otot penggerak bola mata sehingga penderita melihat satu objek menjadi dua yang dapat disertai gangguan koordinasi anggota gerak. Penyakit ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan minggu atau bulan dengan penanganan yang tepat.
Apa Saja Penyebab Penyakit GBS?
Sebagai penyakit langka yang jarang terjadi, penyakit GBS sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya dan masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan terjadinya GBS, antara lain:
-
Infeksi
Pasien dengan sindrom GBS umumnya disebabkan oleh adanya infeksi. Insidensi kasus GBS yang berkaitan dengan infeksi terjadi sekitar 56% – 80% dari keseluruhan penyebab. Pada beberapa keadaan, dapat terjadi setelah vaksinasi atau pembedahan. Pada umumnya sindrom ini sering didahului oleh influenza atau infeksi saluran nafas bagian atas atau saluran pencernaan.Penyebab infeksi pada umumnya virus dari kelompok herpes.Sindrom ini dapat pula didahului oleh vaksinasi, infeksi bakteri, gangguan endokrin, tindakan operasi, anestesi dan sebagainya.
-
Imunisasi
Penyakit GBS menyerang banyak saraf termasuk saraf sistem imun maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau seperti mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan. Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya. Dahulu sindrom ini diduga disebabkan oleh infeksi virus, tetapi akhir-akhir ini terungkap bahwa ternyata virus bukan sebagian penyebab melainkan karena rendahnya sistem kekebalan tubuh seseorang.
Apakah GBS Dapat Diobati?
Penelitian mengungkapkan bahwa angka kesembuhan terjadi sempurna sekitar 75-90% dengan cara pengobatan dan fisioterapi. Bagi kasus-kasus tertentu dilakukan penggantian plasma dengan maksud menghilangkan efek menurunnya kekebalan (autoimun). Terapi ini akan dapat menyembuhkan penderita, selain itu dapat juga dilakukan infus immunoglobulin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien.
Pada sebagian kasus tidak jarang penderita secara bertahap dapat pulang setelah dirawat beberapa lama. Sedangkan pada kasus-kasus tertentu, ada yang membutuhkan bantuan alat nafas (respirator) dan pada kasus yang sangat berat dengan gangguan nafas ada yang tidak tertolong. Penyembuhan dimulai 2-4 minggu setelah progresivitasnya berhenti. Pengobatan medis dan perawatan yang baik sangat mempengaruhi hasilnya. Pada kebanyakan kasus terjadi perbaikan spontan. Pada manula penyembuhan umumnya lebih lambat dibandingkan anak anak.
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit GBS?
Salah satu jalan untuk mencegah penyakit GBS adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh saat tidak sakit dengan cara mengonsumsi protein hewani dari daging dan ikan, nabati dari tempe dan tahu disertai sayur dan buah, sehingga diharapkan kita jarang sakit influenza, karena daya tahan tubuh tinggi. Selain itu perlu juga menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan cuci tangan bila mau makan untuk menghindari infeksi kuman, virus atau bakteri yang menyebabkan diare.
Penyakit GBS di Indonesia
Meskipun merupakan penyakit langka yang memiliki angka insidensi sebesar satu atau dua dari 100.000 kasus setiap tahunnya, penyakit GBS tetap patut diwaspadai. Salah satu kasus penyakit GBS di Indonesia diderita oleh Arya, anak laki-laki berusia 7 tahun yang menderita penyakit langka yang menyerang sistem autoimunnya. Arya didiagnosa menderita penyakit GBS sejak tahun lalu tepatnya sejak bulan Juni 2018 yang menyebabkan ia harus dirawat di rumah sakit dalam rangka menjalani rangkaian pengobatan untuk kesembuhan Arya.
Arya, Pejuang Penyakit GBS
Penyakit GBS yang diderita Arya menyebabkan kondisinya menjadi lemah bahkan ia mengalami gagal nafas yang harus dibantu dengan respirator dan lumpuh total hingga tidak bisa bicara. Sebelumnya, Arya sudah dirawat hampir tiga bulan dan sudah menjalani berbagai rangkaian pengobatan di rumah sakit dan saat ini Arya sudah menjalani pengobatan di rumah. Namun 10 bulan belakangan, gerak tubuh Arya masih lumpuh yang menyebabkan ia belum bisa bicara ataupun makan.
Orang tua Arya harus selalu menggerakan badannya agar tidak kaku. Pengobatan yang diperlukan untuk penyembuhan Arya memerlukan biaya yang cukup banyak Dana yang terkumpul akan digunakan untuk keperluan jangka panjang seperti berobat dan memenuhi kebutuhan Arya sehari hari seperti susu, akomodasi untuk kontrol ke rumah sakit vitamin, pampers, urut badan, dan kebutuhan lain yg diperlukan.
Ditulis Oleh: Shelia Lauvita
Kamu bisa beri dukungan untuk bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Kamu bisa berbagi kebaikan dengan cepat dan mudah lewat website Kitabisa atau Aplikasi Kitabisa. Yuk, bantu mereka yang membutuhkan dengan klik gambar di bawah ini!