Paru-Paru Basah: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Efusi pleura atau yang lebih dikenal dengan sebutan paru-paru basah merupakan gangguan yang disebabkan oleh kelebihan cairan di selaput pelapis dinding rongga dada, pleura. Pleura sendiri terletak di antara dinding rongga dan paru-paru. 

 

Gejala Paru-Paru Basah

gejala paru-paru basah

Sebenarnya, cukup banyak tanda paru-paru basah, tetapi di sejumlah kasus, penyakit ini tidak disertai gejala atau tanda apa pun. Meskipun demikian, Anda patut waspada jika mengalami sejumlah gejala berikut ini.

  • Demam
  • Menggigil 
  • Batuk kering
  • Sulit untuk bernapas, terutama ketika berbaring
  • Nyeri otot
  • Mual 
  • Muntah
  • Napas cepat

Kendati jarang terjadi, sejumlah penderita paru-paru basah terkadang menunjukkan keadaan darurat medis. Adapun gejalanya, antara lain  sebagai berikut.

  • Kulit kebiruan 
  • Batuk disertai darah
  • Sesak napas
  • Demam tinggi 
  • Terjadi peningkatan denyut jantung
  • Kebingungan

 

Penyebab Paru Paru Basah

pengobatan paru basah

Secara umum, cukup banyak kondisi medis yang menyebabkan munculnya penyakit ini. Namun, ada tiga penyebab utama yang paling sering ditemukan, di antaranya:

  • Pneumonia Bakteri

    Disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumonia. Paru-paru basah jenis ini dapat menyerang siapa pun, tidak terbatas pada jenis kelamin dan usia. Seringkali, pneumonia bakteri muncul begitu saja. Terkadang, jenis ini didahului flu yang serius. Selain bakteri streptococcus pneumonia, penyakit ini juga disebabkan oleh legionella pneumophila dan chlamydophila pneumonia.

  • Pneumonia Virus

    Pneumonia virus tergolong penyakit yang tidak serius. Kebanyakan kasus paru-paru jenis ini menyerang anak-anak dan dewasa. Meskipun tidak berbahaya, pneumonia virus yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius. Bahkan, dapat membahayakan keselamatan wanita hamil, penderita jantung, dan penderita paru-paru.

  • Mycoplasma Pneumonia

    Merupakan jenis paru-paru basah yang sering menyerang anak-anak dan dewasa muda. Mycoplasma berbeda dengan virus maupun bakteri, tetapi memiliki ciri umum dari keduanya.
    Selain tiga penyebab utama di atas, paru-paru basah juga bisa disebabkan oleh pneumocystis carinii pneumonia yang menyerang penderita AIDS. Bahkan, pneumocystis carinii pneumonia menjadi tanda umum penyakit AIDS.

Penyakit lain yang juga memicu paru-paru basah, di antaranya:

  • Infeksi paru-paru
  • Gagal jantung kongesif
  • Sirosis
  • Emboli Paru
  • Lupus
  • Tuberkulosis (TBC)
  • Gangguan ginjal   
  • Penyakit autoimun

 

Pengobatan Paru-Paru Basah

Pada dasarnya, penyakit paru-paru basah ringan tidak memerlukan penanganan khusus. Pasalnya, cairan yang menumpuk di dalam paru-paru akan hilang dengan sendirinya ketika penyebabnya telah diatasi.

Kendati demikian, dokter akan memberikan obat antibiotik untuk mengatasi pneumonia bakteri. Antibiotik yang diresepkan harus dihabiskan oleh penderita. Jika tidak, maka paru-paru akan kembali kambuh. Umumnya, kondisi penderita pneumonia bakteri akan membaik setelah tiga hari pengobatan. Sementara bagi penderita pneumonia virus, dokter akan memberikan obat antivirus untuk melumpuhkan penyebabnya. Umumnya, kondisi penderita pneumonia virus akan berangsur pulih dalam waktu satu hingga tiga minggu pengobatan.

Selain pemberian obat antibiotik dan antivirus, dokter terkadang menyarankan prosedur pengeluaran cairan dengan drainase pleura apabila penumpukan cairan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya.  Dokter juga melakukan beberapa prosedur lain untuk menangani paru-paru basah, yakni Pleurodesis – menyuntikkan cairan khusus ke area membran dan Pleurektomi – operasi pengangkatan cairan paru-paru akibat kanker.

Untuk mencegah timbulnya penyakit, mulailah menerapkan gaya hidup sehat. Hindari kebiasaan buruk, seperti merokok, minum alkohol, dan hal-hal lain yang memicu paru-paru basah.


Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!

banner_donasi_biaya_pengobatan