Sudah setahun lebih Hanafi (75) tergolek lemas di rumahnya yang terletak di daerah Pondok Labu, Jakarta. Beliau tidak mampu untuk menggerakan kakinya. Bermula dari setahun yang lalu kakinya mati rasa dan beliau pun sempat terjatuh.
Saat terjatuh kepalanya membentur tembok cukup keras, beliau pun segera dilarikan ke puskesmas terdekat. Istrinya, Suwelen (50) hanya ingat bahwa suaminya diberi obat dan kepalanya diperban.
Kaki Hanafi pun lumpuh tanpa diketahui penyebabnya. Menurut Suwelen suaminya mengalami stroke, namun mereka belum memeriksakan kembali keadaan kakinya karena kesulitan ekonomi yang dialami.
Sejak kakinya lumpuh, Hanafi akhirnya tidak mampu bekerja untuk menafkahi Suwelen dan anaknya, Siti (18) yang mengalami Down Syndrome. Selama beberapa bulan mereka hidup dari bantuan tetangga yang memberi makan dan sedikit uang.
Kemudian, pasangan ini akhirnya berusaha melanjutkan hidup dengan berjualan pisang. Maksimal pendapatan mereka adalah 50 ribu perhari. Kadang jika pisangnya tidak laku, maka merekapun tidak mendapatkan apa-apa.
“Kadang ada yang nawar Rp 8000, kita kasih karena memang butuh uang. Malah pernah beli pisang sampai busuk gak ada yang beli satu pun, akhirnya hanya dijadikan makanan burung,” ujar Hanafi.
Ketika berjualan, Mereka mengunci anaknya di rumah sendirian, karena sebelumnya Siti pernah menghilang dan tidak bisa pulang.
Relawan PutusUratMiskin kemudian membuat halaman galang dana di kitabisa.com/kursirodauntukhanafi untuk bantu Hanafi dan keluarganya. Puluhan donatur berdonasi mengumpulkan dana sebesar 12 juta rupiah.
Dana tersebut selanjutnya digunakan untuk membeli kursi roda untuk Hanafi, modal waralaba Piscok Lumeer dan bantuan uang tunai. Kini Hanafi sudah bisa memberi nafkah untuk keluarganya dengan berjualan pisang cokelat.
*Kalian ingin bantu Hanafi lainnya di luar sana?