Luhur Setyo Pambudi (Luhur), alumni Teknik Fisika ITB angkatan 2009. Ia lahir di Banyumas, 6 Februari 1991. Selama masa perkuliahan, Luhur merupakan sosok yang aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Ia sempat memegang amanah sebagai Sekertaris Jenderal Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik ITB.
Di mata teman-teman dan dosen, Luhur merupakan orang yang rendah hati, ramah dan sangat santun. “Luhur menurut saya sopan. Kalau bicara sama saya selalu pakai bahasa jawa halus, dan masih menjaga tali silaturahmi dengan saya hingga terakhir sebelum masuk RS masih mengontak saya.” ujar Dr. Joko Sarwono, dosen pembimbing Luhur.
Selepas lulus kuliah, Luhur bekerja pada sebuah konsultan design bangunan di Jakarta. Pada tanggal 27 Mei 2016 Luhur mengalami sakit kepala yang tak tertahankan. Ia kemudian segera dilarikan ke UGD RSPP. Dilakukan serangkaian tes terhadap Luhur, seperti CT Scan, CT Angio dan MRI. Dari hasil CT Scan, dokter melihat adanya pendarahan di otak Luhur akibat bawaan dari lahir.
Hasil CT Angio Luhur menunjukkan adanya massa di dalam otak Luhur. Massa ini yang menyebabkan penekanan pembuluh darah di otak dan berdampak pada sakit kepala yang dideritanya. Kemudian hasil MRI menyatakan adanya tumor ganas yang bersarang di kepala Luhur.
Biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan Luhur sangatlah besar. Kakak tingkat Luhur, Ali kemudian membuat halaman galang dana di kitabisa.com/weloveluhur. Ratusan #OrangBaik ikut berdonasi mengumpulkan dana lebih dari 290 juta rupiah.
Luhur menjalani operasi pertama untuk mengeluarkan cairan di kepalanya. Selanjutnya dokter memberikan tindakan medis berupa VP Shunt untuk mengurangi rasa sakit di mata dan kepala Luhur. Kemudian Luhur menjalani operasi yang kedua untuk mengangkat tumornya. Namun, ternyata tumor di kepala Luhur sudah menempel ke pembuluh darah, sehingga hanya bisa diangkat 40% saja.
Dokter melakukan tes patologi pada tumor yang sudah diangkat untuk menentukan tindakan lebih lanjut pada tumor yang masih menempel di kepala Luhur. Hasilnya, sisa tumor yang tertinggal akan dihilangkan melalui radioterapi menggunakan metode SRS (Stereotactic Radio Surgery).
Luhur sudah menjalani proses radioterapi dan kini ia menjalani kontrol rutin sebulan sekali untuk memantau kondisi massa di otaknya. Kondisi Luhur pun sudah semakin membaik, ia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Bahkan Luhur juga sudah bisa menjalani aktivitas olahraga seperti berlari.
*Kalian ingin bantu teman atau kerabat yang mengidap penyakit serupa? Galang dana untuk bantu mereka sekarang juga di https://ktbs.in/yukgalangdana