Bayi prematur seakan menjadi satu kekhawatiran yang harus dihindari oleh sebagian besar ibu hamil. Nyatanya, dalam kondisi tersebut ada beberapa faktor yang tidak bisa dicegah atau dihindari begitu saja. Mulai dari calon ibu yang mengalami masalah air ketuban, letak plasenta bayi, dan gangguan kehamilan lainnya. Nah, kira-kira apa saja risiko dari bayi lahir prematur yang membuat para calon ibu paranoid?
Penyakit Kuning pada Bayi
Kasus penyakit kuning merupakan kasus yang sangat umum terjadi pada kelahiran bayi prematur. Tidak hanya karena usia kandungan yang masih belum sempurna, penyakit ini juga disebabkan dengan adanya kadar bilirubin dalam tubuh bayi sangat tinggi.
Normalnya, kadar bilirubin akan dikeluarkan melalui urin atau bersama kotoran bayi. Tapi karena pada usia kandungan yang belum mencapai 9 bulan, maka sistem organ dalam tubuh bayi prematur pun belum bekerja sempurna. Hal inilah yang membuat fungsi ginjal dan hati bayi belum sempurna dan mengalami peningkatan kadar bilirubin.
Anemia
Selain penyakit kuning, bayi prematur juga rentan terkena penyakit gangguan darah seperti anemia. Penyakit ini terjadi karena tubuh bayi yang belum memiliki sel darah merah yang cukup. Hal ini erat kaitannya dengan usia kelahiran yang lebih cepat dari seharusnya dan banyak organ yang belum sempurna.
Penyakit anemia pada bayi prematur bisa menjadi sangat berbahaya karena meningkatkan risiko pendarahan dan kehilangan darah pada bayi. Kasus seperti ini sering terjadi pada usia bulan pertama bayi setelah dilahirkan. Agar bisa mengatasinya, usahakan agar bayi selalu mendapatkan asupan ASI yang cukup.
Penyakit Gangguan Metabolisme
Masih berkaitan dengan sistem organ yang belum sempurna, bayi prematur juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit metabolisme. Biasanya bayi akan terkena hipoglikemia atau kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh bayi sangat rendah. Padahal, kadar gula yang cukup bisa membantu tumbuh kembangnya menjadi sehat dan baik. Hal ini juga terjadi karena kondisi fungsi hati bayi yang belum sempurna. Sehingga membuat penyimpanan glikogen dalam tubuh menjadi sangat lambat.
Penyakit Gangguan Pencernaan
Usia kehamilan yang cukup muda biasanya membuat bayi prematur memiliki sistem pencernaan belum sempurna. Kondisi ini juga yang membuat bayi berisiko terkena komplikasi NEC (Necrotizing enterocolitis). Penyakit ini bisa berubah menjadi penyakit yang sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan sel-sel yang seharusnya melapisi usus rusak dan membuat sistem pencernaan bayi terganggu. Kecukupan ASI sangat dibutuhkan supaya penyakit ini bisa dihindari dan membuat bayi tetap sehat.
Penyakit Gangguan Otak
photo credit: Kitabisa.com
Otak yang menjadi pusat saraf tubuh pun ikut merasakan dampak dari kelahiran bayi prematur. Gangguan otak yang akan terjadi seperti pendarahan pada otak atau penyakit pendarahan intraventrikular. Pendarahan ringan yang terjadi masih bisa diobati dengan baik dalam waktu yang singkat. Sementara jika pendarahan yang lebih serius terjadi menyebabkan bayi terkena cacat otak permanen.
Penyakit Paru-paru
Memasuki minggu pertama setelah dilahirkan, bayi prematur rentan memiliki gangguan pernapasan. Hal ini terjadi tak lain karena organ paru-paru yang belum terbentuk sempurna. Pada beberapa kasus, bayi prematur juga mengalami kekurangan sufaktan dan membuatnya terkena penyakit sindrom gangguan pernapasan. Dari kasus ini, tak sedikit juga bayi yang terkena panyakit paru-paru kronis.
Selain gangguan pernapasan, bayi prematur juga berisiko terkena apnea. Penyakit apnea merupakan penyakit yang bisa membuat bayi berhenti bernapas, denyut jantung melemah, dan kulit yang menjadi pucat. Apnea terjadi karena adanya masalah pada otak yang mengontrol organ untuk bernapasan. Biasanya penyakit apnea akan dialami oleh bayi prematur yang sudah berusia 30 minggu.
Penyakit Gangguan Jantung
Bayi prematur juga sangat erat dengan penyakit gangguan jantung bawaan,salah satunya PDA (paten ductus arteriosus). Penyakit jantung bawaan ini bisa mengganggu dua pembuluh darah utama pada jantung bayi yang terus terbuka dan masuk ke dalam jantung. Akibat dari penyakit ini, bayi juga memiliki kemungkinan terkena penyakit hipotensi yakni kondisi tekanan darah rendah yang berbahaya bagi kesehatan bayi. Umumnya, penyakit ini akan pulih sendiri atau lubang tersebut akan menutup dengan sendirinya sesuai perkembangan bayi.
Kisah Bayi Prematur
Photo credit: Kitabisa.com
Sejak baru lahir, biasanya bayi prematur sudah harus dimasukkan ke dalam NICU dan dibantu dengan ventilator untuk mempermudah pernapasannya. Mirip seperti kisah Baby Arthur, bayi laki-laki yang baru lahir prematur dan segera dimasukkan ke dalam ruang NICU karena permasalahan pada paru-paru dan jantungnya. Baby Arthur juga didiagnosis terkena PPHN (persistent pulmonary hypertension in the neonate) yang membuat tekanan jantung ke paru Arthur 72.8 yang batas normalnya di bawah 20.
Sebagai orang tua tentu selalu ingin memberikan apapun yang terbaik untuk anaknya, tak peduli berapa seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan. Melalui sahabat dari ayah Baby Arthur dan kitabisa.com, satu demi satu donatur mengumpukan dana untuk kesehatan Arthur. Dari bantuan itu, perlahan penggunaan alat bantu Baby Arthur dilepaskan karena sudah bisa dilakukan sendiri. Hingga kini, update pada 31 Januari lalu, Baby Arthur sudah bisa keluar dari NICU dan pulang dari rumah.
***
Kamu juga bisa ikut menjadi bagian dari penggalangan dana dan membantu banyak bayi prematur di luar sana. Mengingat sebagian besar organ tubuh yang belum terbentuk sempurna, tentu sejak lahir perawatan bayi prematur sudah membutuhkan dana yang tak sedikit. Jika kamu mengetahui ada anak atau bayi yang sedang berjuang melawan penyakitnya, silakan klik: ktbs.in/baby atau gambar di bawah ini untuk melakukan galang dana.
Kamu juga bisa bantu biaya pengobatan mereka yang sedang berjuang dengan jantung. Caranya, kamu bisa kunjungi Kitabisa.com lalu pilih campaign yang ingin kamu donasikan di sini. Bantuan dari kamu tentunya akan sangat berarti dan membantu secara tepat.