Setiap tahun rata-rata 8,000 bayi di Indonesia lahir dengan bibir sumbing.
Salah satunya Nazwa, yang diceritakan kembali perjuangannya oleh Ibundanya.
“Anak bungsu saya, Nazwa, lahir dengan bibir sumbing. Kedua kakaknya juga sumbing. Punya tiga anak dengan bibir sumbing buat orang berasumsi kalau ini akibat saya melakukan hal buruk di masa lalu. Bahkan, mertua saya sendiri menuduh saya mendapat kutukan. Semua itu membuat saya dan ketiga anak saya dikucilkan masyarakat.
Keadaan semakin parah waktu suami saya nikah lagi, meninggalkan kami semua. Buat menghidupi anak-anak, saya jadi pelayan toko handphone dengan gaji nggak sampai 2 juta sebulan. Gaji itu sangat nggak cukup buat membiayai operasi anak-anak saya.
Beruntung, Allah buka jalan untuk anak-anak saya mendapatkan operasi gratis. Tak ada yang bikin saya lebih bahagia selain bisa melihat senyum baru anak-anak saya setelah operasi sumbing.” (Siti, Ibunda Nazwa)
Bukan hanya Nazwa, setiap tahun ada 8000 bayi lahir dengan bibir sumbing.
Sejak tahun 2000, Yayasan Smile Train Indonesia bersama dengan mitra rumah sakit di seluruh Indonesia, melakukan lebih dari 70.000 operasi bibir sumbing gratis bagi anak-anak yang membutuhkan. Yayasan Smile Train Indonesia membantu anak-anak di seluruh Indonesia untuk bisa tersenyum dengan menyediakan operasi sumbing gratis.
Program Yayasan Smile Train Indonesia terus berjalan setiap tahun. Tahun 2017 kemarin, Yayasan ini membantu 8.300 senyuman baru bagi pasien celah bibir.
Kamu juga bisa ikut terus mendukung lebih banyak anak tersenyum dengan berdonasi di kitabisa.com/senyumbaru.