Santunan Anak Yatim, Beramal dengan Berbagi Rezeki

January 15, 2019
Oleh : Tartila Aryani

Anak yatim adalah mereka yang tidak lagi memiliki ayah karena wafat. Seseorang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan keutamaan dan pahala yang besar.

 

Siapakah yang disebut sebagai anak yatim?

santunan anak yatim

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan, yatim berarti tidak memiliki ayah lagi karena ayah meninggal atau wafat. Sementara, dalam agama Islam, yatim bermakna serupa, yaitu anak yang ditinggal wafat ayahnya, tetapi usia si anak belum mencapai masa balig.

 

Santunan Bagi Anak Yatim

cara menyantuni anak yatim

Memberikan santunan anak yatim sering menjadi pilihan masyarakat dalam berbagi rezeki kepada sesama. Hadis Nabi Muhammad SAW. pun menganjurkan demikian, sebab keutamaan dan pahala seseorang yang membantu anak yatim begitu besar. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari itu mengandung keutamaan berikut.

  • Mereka yang menyantuni anak yatim akan memperoleh kedudukan tinggi di surga, dekat dengan Allah SWT.
  • Menanggung anak yatim berarti memperhatikan dan mengurusi semua kebuuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan sandang, makanan dan minuman, hingga pendidikan secara Islam.
  • Keutamaan dari hadis ini sahih pada mereka yang memberikan santunan dari harta pribadi, baik berhubungan keluarga dengannya maupun tidak ada hubungan keluarga sama sekali.

Satu hal yang perlu diingat adalah begitu si anak mencapai usia balig, maka sebutan anak yatim sudah tidak berlaku lagi. Meskipun demikian, berbagai pendapat ulama menyatakan, sekalipun anak yatim ini sudah balig, tetapi pikirannya belum cukup matang dan belum mampu mengelola harta secara benar, maka tangguhkan lebih dulu penyerahan harta miliknya (yang mungkin diwariskan atau diberikan pada si anak) hingga ia mencapai usia 25 tahun.

santunan yatim

Penjelasan tersebut dapat meyakinkan Anda bahwa walau anak yatim telah berusia di atas 15 tahun, secara fisik ia masih punya hak untuk memperoleh santunan. Selain itu, pembekalan secara agama dan pendidikan yang memadai juga menjadi kebutuhan mereka agar dapat hidup mandiri ketika beranjak dewasa. Singkat kata, selama anak yatim masih bersekolah dan belum bekerja, maka ia masih bisa mendapat bantuan.

Baca juga:
Ingin Berbagi Tetapi Sibuk? Ikut Santunan Anak Yatim Online Saja!
Zakat Profesi: Dasar Hukum, Ketentuan, dan Tata Cara Mengeluarkan

 

Bentuk Santunan yang Diberikan

anak yatim piatu

Seperti telah disebutkan di atas, santunan anak yatim diberikan sebagai bentuk kepedulian pada keperluan mereka. Beberapa jenis santunan yang biasa diberikan adalah sebagai berikut.

  1. Kebutuhan hidup dasar, dapat disampaikan secara insidental atau pada momen hari raya. Biasanya berupa paket sembako, uang tunai, pakaian, atau sumbangan hari raya.
  2. Kebutuhan pendidikan. Biasanya, Anda dapat memberikan beasiswa rutin per bulan (terutama bagi anak yang berprestasi), bantuan tunai biaya pendidikan, dan bantuan berupa peralatan sekolah pada awal tahun ajaran baru.
  3. Kebutuhan untuk mengembangkan potensi. Meski bukan kebutuhan utama, pengembangan potensi tetap diperlukan guna memberikan bekal keterampilan dasar bagi anak yatim. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan adalah melakukan rekreasi dan outbound, membiayai kursus sesuai minat anak, dan/atau mengikuti pendidikan dan latihan tertentu.
Baca juga:
Zakat Penghasilan untuk Keluarga Yatim dan Janda, Bagaimana Hukumnya?
Panduan Lengkap Cara Bayar Zakat dan Menghitunganya

santunan anak yatim

Inilah yang melandasi semangat Bunda Nuril untuk membuka rumah singgah yatim piatu dan dhuafa di bawah naungan Yayasan Riyadhul Azzahra. Semua berawal dari PAUD Bina Tanjung Karawang yang didirikan olehnya pada tahun 2012 di Majalaya, Karawang. Meski ia sendiri bukan tergolong orang yang mapan secara ekonomi, kondisi ini tidak menyurutkan niat mulianya untuk membantu sesama.

santunan

Di tengah kesibukannya sebagai kepala lembaga PAUD, ia telah menolong 40 anak yatim dan duafa, serta 15 orang jompo. Rumah singgah yang juga rumah pribadinya ini dibangun sebagai tempat mereka berkumpul untuk belajar berwirausaha, memasak, beternak, hingga bercocok tanam. Bunda Nuril hanya ingin anak yatim dan orang duafa yang dibantunya itu punya keterampilan lain, sehingga kelak mereka bisa mandiri.


Sekarang tidak perlu lagi bingung mengeluarkan zakat. Salurkan zakatmu secara online lewat Kitabisa dengan klik gambar di bawah ini!

Zakat Kitabisa

Bagikan