Shimkin dalam bukunya di tahun 1985, menyatakan bahwa kanker nasofaring sering dijumpai pada orang-orang ras mongoloid yaitu penduduk Cina bagian selatan, Hong Kong, dan negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Di Indonesia sendiri, di antara kanker tubuh lain, angka kematian kelima tertinggi ditempati oleh kanker nasofaring yang menempati peringkat ketiga pada pria, sedangkan pada wanita menempati peringkat tertinggi kelima.
Apa Itu Kanker Nasofaring?
Nasopharyngeal carcinoma (NPC) atau sering dikenal sebagai kanker nasofaring merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel mukosa nasofaring dengan derajat diferensiasi sel yang bervariasi. Kanker ini tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut hingga dapat menyebar ke bagian lain seperti mata, telinga, kelenjar leher, dan otak.
Mudahnya Perkembangan Virus Epstein Bar di Lingkungan Sekitar
Insiden karsinoma nasofaring yang tinggi ini dihubungkan dengan kebiasaan makan, lingkungan yang dapat memicu perkembangan virus Epstein Bar. Seperti jenis kanker lainnya, hingga sekarang belum dapat dipastikan penyebab kanker nasofaring bisa tumbuh dan berkembang di dalam tubuh manusia. Namun ahli berpendapat bahwa NPC atau kanker nasofaring merupakan hasil dari kerentanan genetik dan interaksi dari karsinogen atau sel penyebab kanker yang tersebar di lingkungan dengan virus Epstein Bar Virus (EBV) yang menginfeksi sel nasofaring menjadi tumor hingga berkembang menjadi kanker.
Sering mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet dengan cara diasinkan atau diasap menjadi salah satu faktor berkembangnya EBV. Selain itu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersifat panas dan merangsang selaput lendir.
Selian itu, menghirup asap pembakaran rokok, minyak tanah, kayu bakar, ataupun obat nyamuk serta faktor genetik dan diet yang buruk yang menyebabkan kurangnya vitamin dan mineral juga dapat menjadi penyebab berkembangnya sel kanker nasofaring.
Selain itu faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman atau parasit juga sangat mempengaruhi kemungkinan berkembangnyanya virus ini. Keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan hidup juga menjadi salah satu faktor.
Gejala Kanker Nasofaring
Letaknya yang tersembunyi di belakang hidung atau belakang langit-langit rongga mulut menyebabkan serangan kanker nasofaring sering kali terlambat diketahui. Namun, biasanya pada stadium dini menunjukkan gejala berikut:
- a) Di dalam telinga timbul suara berdengung dan merasa penuh tanpa disertai rasa sakit sampai dengan fungsi pendengaran berkurang.
- b) Hidung sedikit mimisan yang terjadi secara berulang, hidung tersumbat terus-menerus, dan pilek.
Pada kondisi akut menunjukkan gejala sebagai berikut:
- a) Kelenjar getah bening pada leher membesar.
- b) Mata menjadi juling, pengelihatan ganda, dan mata menonjol keluar.
- c) Sering timbul nyeri dan sakit kepala.
Kanker Nasofaring Dapat Dicegah
Virus Epstein Bar sebagai pemicu terjadinya kanker nasofaring dapat tersebar secara bebas di lingkungan sekitar, kita dapat mencegah dengan cara:
- a) Menciptakan lingkungan hidup dan lingkungan kerja yang sehat serta mengusahakan agar sirkulasi udara lancer.
- b) Menghindari polusi udara, seperti kontak dengan gas hasil zat-zat kimia, asap industri, asap kayu, asap rokok, asap minyak tanah dan polusi lain yang dapat mengaktifkan virus Epstein Bar.
- c) Menghindari konsumsi makanan yang diawetkan, makanan panas atau makanan yang dapat merangsang selaput lendir.
Kasus Kanker Nasofaring di Indonesia
Kanker nasofaring sering dijumpai pada orang-orang dengan ras mongoloid seperti penduduk Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia. Salah satu kasus kanker nasofaring yang terjadi di Indonesia diderita oleh Pak Harto yang telah divonis menderita kanker nasofaring sejak akhir tahun 2017. Beliau sudah menjalani pengobatan radioterapi sebanyak 33 kali dan dokter menyarankan beliau untuk melakukan kemoterapi.
Pengobatan radioterapi yang dijalani Pak Harto menyebabkan kondisi beliau semakin hari semakin drop. Berat badannya menurun drastis. Selain itu, nafsu makan hilang, indera perasa sudah tidak berfungsi, semua gigi beliau patah dengan sendirinya, dan mata bagian kanan menjadi julin. Saat ini, keseharian Pak Harto hanya minum air putih saja sampai sekarang. Karena keterbatasan biaya, keluarga tidak dapat membawa beliau untuk menjalankan pengobatan.
Ditulis Oleh: Shelia Lauvita
Kamu dapat berbagi kasih dan memberikan dukungan kepada penderita kanker yang membutuhkan kepedulian dan dukungan kita untuk bertahan melawan sakitnya dengan cara berdonasi melalui Kitabisa.com. Bantuan dari kamu akan sangat berarti dan membantu bagi penderita serta keluarga.