Pada pembahasan pertama ini, motivasi menjadi hal yang dipandang perlu untuk dimiliki. Setiap insan beriman memang selayaknya sadar bahwa hidupnya adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi Allah juga yang memberikan motivasi kepada para hamba-Nya tentang mengapa dan untuk apa mereka itu perlu untuk beribadah kepada-Nya. Setidaknya ada lima alasan yang bisa dikemukakan dalam pembahasan berikut ini.
Allah Mencintai Mereka yang Salat Witir
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala itu Witir (yang Maha Tunggal dan Esa) dan mencintai yang witir (bilangan ganjil). Hadits ini ada yang terdapat dalam hadits terkait salat witir, namun ada juga yang terpisah dari teks seputar salat witir. Sebagian ulama menafsirkan bahwa witir yang Allah cintai itu maksudnya memang salat witir itu. Jadi, Allah yang Witir itu mencintai mereka yang melaksanakan salat witir.
Namun sebagian ulama yang lain ada yang menafsirkan secara lebih luas. Untuk hadits yang menyebutkan witir dalam konteks perintah salat witir memang begitulah yang dikehendaki. Sedangkan yang sama sekali tidak menyebutkan perintah salat witir, maka witir yang dimaksud adalah bilangan ganjil secara umum.
Ternyata, banyak sekali jenis ibadah yang Allah mensyariatkan bilangan-bilangan ganjil di dalamnya. Sebagai contoh; membasuh dan mengusap anggota wudhu, dzikir tasbih, tahmid dan takbir setelah salat, thawaf keliling ka’bah, sa’i antara shafa dan marwah, dan masih banyak lagi.
Bahkan dalam penciptaan makhluk-makhluk-Nya pun, bilangan ganjil dipilih Allah sebagai jumlahnya. Seperti jumlah lapisan langit dan bumi, jumlah hari dalam seminggu, dan lain sebagainya. Namun bukan berarti bahwa tanggal lahir ganjil, urutan ganjil dalam urutan anak-anak, dan berbagai hal personal dengan bilangan ganjil menunjukkan tanda-tanda kemuliaan.
Kemuliaan hanya jika ada rekomendasi syariat bahwa bilangan itu mulia. Dan betapa mulianya sebuah ibadah dan mereka yang melaksanakannya, jika ibadah tersebut sendiri disebut langsung dengan nama witir. Sungguh, Allah itu Witir, dan mencintai mereka yang menunaikan salat witir.
Hukum Salat Witir
Memang pandangan yang menyatakan bahwa salat witir itu wajib adalah pandangan minoritas. Akan tetapi kalau kita menyimak alasan dan argumentasinya, setidaknya membuat kita sedikit mepertimbangkan salat witir tidak sekedar seperti salat sunnah muakkadah yang lain. Meski samasama salat sunnah muakkadah, salat sunnah witir perlu disikapi berbeda.
Kita bisa mencontoh misalnya beberapa ulama yang menyepakati bahwa salat witir memangsunnah. Akan tetapi sebagian mereka ada yang kemudian berfatwa bahwa mereka yang meninggalkan salat witir sebaiknya tidak diterima persaksiannya. Itulah misalnya yang difatwakan oleh Imam Ahmad berikut ini;
“Imam Ahmad mengatakan, ‘siapa yang meninggalkan salat witir secara sengaja maka dia seorang yang buruk dan sebaiknya ditolak persaksiannya.” (Ibnu Qudamah, Al Mughni hal. 118 vol. 2)
Imam ibnu Qudamah sebagai salah satu ulama otoritatif dalam madzhab hanbali memberikan penafsirannya, bahwa yang dimaksud Imam Ahmad adalah penekakan terhadap betapa sangat disunnahkan salat witir tersebut. Penafsiran ini berlandaskan pada riwayat Imam Ahmad sendiri yang secara tegas mengatakan bahwa salat witir itu sunnah bukan wajib.
Ditulis Oleh: Yudo Laksono
Kamu bisa melengkapi ibadah dengan memperbanyak amalan-amalan lainnya untuk melipatandakan pahala. Salah satunya dengan bersedekah melalui Kitabisa. Download Aplikasi Kitabisa di Google Play Store atau App Store untuk memudahkan kamu dalam bersedekah.