Puasa sunnah adalah bagian dari ibadah sunnah yang jika dilakukan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Ibada ini merupakan salah satu ajaran yang paling dianjurkan dalam islam. Puasa sunnah dapat memberikan berbagai keuntungan bagi mereka yang melakukannya, seperti mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah SWT.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai ibadah puasa sunnah, berikut adalah macam-macam puasa sunnah menurut ajaran Islam.
Perbanyak Puasa Sunnah
-
Puasa Senin Kamis
Puasa yang dimaksud bisa dimulai dengan puasa senin dan kamis, selain karena puasa ini tidak diperdebatkan keberadaannya oleh para ulama, puasa ini juga dinilai ringan, karena satu pekan hanya dikerjakan dua kali saja, yaitu hari senin dan kamis. Atau bisa juga ditambah dengan puasa ayyamul bidh, yaitu puasa tiga hari pada tanggal 13, 14 dan
15 di setiap bulan hijriyah. Rasulullah SAW pernah berkata kepada Abi Dzar:
“Wahai Abu Dzarr, bila kamu mau puasa tiga hari dalam sebulan, maka puasalah pada tanggal 13, 14, dan 15. (HR. An-Nasai, At-Tirmizi dan Ibnu Hibban)
-
Puasa Rajab
Sebenanrnya keberadaan puasa rajab ini diperdebatkan oleh para ulama, bahkan ada yang menilai bahwa tidak ada sama sekali puasa sunnah khusus di bulan Rajab, walaupun ternyata banyak juga para ulama yang justru menilai bahwa keberadaan puasa sunnah di bulan Rajab itu ada. Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. AtTaubah: 36)
Empat bulan yang dimaksud dengan bulan haram itu adalah tiga bulan yang berurutan: Dzul Qa’dah, dzul Hijjah dan Muharram, serta satunya terpisah yaitu bulan Rajab sebagaimana penjelasan hadits riwayat Imam Bukhari berikut:
“Satu tahun itu 12 bulan, 4 di antarannya bulan Haram, 3 bulan yang berurutan: Dzul Qa’dah, dzul Hijjah dan Muharram, dan 1 bulan terpisah yaitu bulan Rajab” (HR. Bukhari)
-
Puasa Sya’ban
“Hukumnya mustahab untuk berpuasa tasu’a dan tarwiyah. Dan ada riwayat puasa tarwiyah sebagaimana puasa bulan-bulan haram, bulan Sya’ban, dan sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Diriwayatkan bahwa puasa sehari itu setara dengan setahun”
Asy-Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar juga ikut menuliskan :
ظاهر قوله في حديث أسامة إن شعبان شهر يغفل عنه
الناس بين رجب ورمضان أنه يستحب صوم رجب
“Pemahaman yang dzahir dari hadits Usamah (bin Zayd) di atas adalah bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang banyak dilupakan orang yang letaknya antara bulan Rajab dan Ramadan. Dan bahwa sunnah hukumnya berpuasa pada bulan Rajab.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menjalankan puasa Sya’ban karena ibadah tersebut merupakan ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Seperti salat rawatib yang memiliki keutamaan mengiringi salat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Ditulis Oleh: Yudo Laksono
Kamu bisa menyempurnakan ibadah puasa dengan cara bersedekah kepada mereka yang membutuhkan. Caranya, kamu bisa berdonasi lewat Kitabisa. Kamu dapat berdonasi dengan cepat dan mudah lewat Aplikasi Kitabisa di Google Play Store dan App Store.