Kanker leher rahim adalah sebuah penyakit yang terjadi akibat pembentukan sel-sel di leher rahim (bagian serviks) secara abnormal yang terus berkembang hingga tidak terkendali. Sel-sel abnormal tersebut dapat berkembang dengan sangat cepat hingga mengakibatkan tumbuhnya tumor ganas pada bagian serviks atau leher rahim wanita.
Kanker rahim sering berhasil diobati ketika ditemukan pada stadium awal. Hal ini biasanya ditemukan pada tahap yang sangat dini melalui tes Pap Smear. Apabila tumor dibiarkan begitu saja, maka akan menjadi ganas yang merupakan penyebab kanker rahim. Oleh karena itu penting untuk mengetahui tanda-tanda dan penyebab kanker rahim.
Tanda-tanda Kanker Rahim
Di tahap awal perkembangannya, wanita dengan kanker leher rahim sangat sulit untuk menemukan gejala, sering kali gejala baru akan diketahui setelah adanya pertumbuhan tumor di dalam leher rahim. Berikut adalah tanda tanda kanker Rahim;
- Terjadinya pendarahan yang tidak wajar pada vagina
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Keputihan yang tidak normal
- Adanya nyeri di bagian panggul atau di bagian punggung bawah
- Badan menjadi lebih cepat lelah, lemas, dan sering capek
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun drastis padahal tidak melakukan program diet
- Salah satu bagian kaki menjadi bengkak
- Keluarnya cairan pada vagina yang tidak normal dan disertai bau menyengat
- Keluarnya bercak darah dari vagina
Baca juga:
Kanker Rahim: Gejala, Penyebab, Serta Cara Pencegahannya
Tanda-tanda Kanker Rahim yang Perlu Diwaspadai
Penyebab Kanker Rahim
-
Umur
Peningkatan risiko kanker rahim berkaitan dengan bertambahnya usia seorang wanita. Sebagian besar kanker rahim menyerang wanita yang sudah mengalami menopause di usia 63 tahun ke atas.
-
Riwayat kehamilan
Wanita yang memiliki riwayat hamil di atas usia 35 tahun. Dan wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker rahim.
-
Obesitas
Keterkaitan wanita obesitas dengan kanker rahim dikemukakan oleh beberapa penelitan. Beberapa penelitian tersebut mengungkapkan, wanita yang memiliki indeks massa tubuh di atas 30 memiliki peningkatan risiko terjadinya kanker rahim.
-
Terapi hormon
Wanita yang memiliki riwayat terapi hormon estrogen, yang biasanya terjadi pada wanita yang telah menopause, memiliki peningkatan risiko terjadinya kanker rahim.
-
Riwayat keluarga
Sebanyak 10% penderita kanker rahim disebabkan faktor genetika. Beberapa kasus kanker rahim disebabkan oleh perubahan gen tertentu, yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker rahim.
-
Tamoxifen
Tamoxifen merupakan obat hormonal yang digunakan untuk mengobati kanker payudara. Obat ini bisa sedikit meningkatkan risiko kanker rahim, bila dikonsumsi dalam waktu jangka panjang.
Perjuangan Shita Melawan Kanker Rahim
Shita, seorang ibu yang berjuang melawan kanker rahim. Shita baru saja melahirkan putri pertamanya pada tanggal 1 April 2019 secara normal. Namun Shita mengalami pendarahan terus menerus yang membuat keluarga menjadi khawatir dan panik. Karenanya dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan dan biopsi.
Dari hasil biopsi tersebut dokter menyatakan bahwa Shita menderita kanker rahim. Dokter yang menanganinya menyarankan untuk sesegera mungkin dilakukan operasi agar sel- sel kanker pada rahim tidak menyebar ke organ lain pada tubuhnya. Pada tanggal 24 Mei 2019 Shita akhirnya menjalankan operasi pengangkatan rahim.
Operasi yang sudah dilakukan membutuhkan banyak biaya, sampai saat ini tagihan Rumah Sakit belum di bayar seluruhnya oleh pihak keluarga, dan semakin lama tagihan rumah sakit semakin membesar. Untuk perawatan lanjutan Shita juga harus melakukan kemoterapi. Karena itu, teman-teman Shita membantunya dengan cara membuat galang dana di Kitabisa. Donasi yang terkumpul digunakan untuk biaya pengobatan Shita di rumah sakit.
Ditulis Oleh: Shelia Lauvita
Tak hanya Shita, masih banyak pejuang kanker yang sedang melawan penyakitnya. Kamu bisa bantu perjuangan pasien kanker lainnya dengan cara berdonasi di Kitabisa. Download Aplikasi Kitabisa yang tersedia di Play Store dan App Store untuk memudahkan kamu berbagi.