Perjuangan Galang Dana untuk Kesembuhan Bayi Prematur di NICU

August 8, 2019
Oleh : Tartila Aryani

Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi di usia tiga minggu atau lebih, sebelum waktu kelahiran normal. Umumnya, bayi yang lahir prematur memicu kepanikan dan kekhawatiran dari orangtua. Bayi prematur di NICU memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena berbagai macam masalah kesehatan karena organ tubuhnya masih belum tumbuh dan berkembang dengan sempurna. MInggu-minggu terakhir kehamilan merupakan waktu yang paling tepat untuk proses pertumbuhan janin, khusus untuk otak dan paru-paru. 

 

Penyebab Bayi Lahir Prematur

penyebab prematur

Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kelahiran prematur. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan bayi lahir secara prematur:

  1. Infeksi
  2. Kondisi Plasenta dan Tali Pusar
  3. Penyakit Tertentu
  4. Gaya Hidup
  5. Faktor Risiko Lainnya
Baca juga:
Kelahiran Bayi Prematur: Penyebab, Komplikasi, dan Penanganan
Mengenal NICU, Perawatan Intensif Bayi Prematur

 

Perawatan Intensif di Ruang NICU

perawatan bayi prematur

Jika masalah kesehatan pada bayi prematur menjadi lebih serius, maka bayi akan dirawat lebih lama di rumah sakit. Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). NICU adalah unit perawatan intensif yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir yang mengalami kondisi atau gangguan kesehatan tertentu. Selain bayi prematur, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan bayi menjalani perawatan di Ruang NICU antara lain bayi kekurangan berat badan, terkena bakteri, tertelan air ketuban, dan lain sebagainya. 

Peralatan medis di ruang NICU sangat lengkap, seperti inkubator, fototerapi, dan alat bantu pernapasan. Semuanya diberikan untuk menunjang kondisi kesehatan bayi yang rendah. Maka dari itu, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan di ruang NICU tidaklah sedikit. Selain itu, beberapa pengobatan juga harus dipenuhi agar bayi bisa segera pulih dan keluar dari NICU.

Berbagai cara dilakukan oleh orangtua yang anaknya sedang berjuang di Ruang NICU. Bagi mereka, kesembuhan anaknya adalah yang utama. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan galang dana untuk memenuhi biaya perawatan.

Berikut adalah perjuangan orangtua yang menggalang dana untuk kesembuhan buah hati.

 

Maliq, Malaikat Kecil Keluarga yang Berjuang di NICU

bayi prematur

Maliq lahir prematur pada usia 35 minggu karena Fatrina, Ibunda Maliq, mengalami pecah ketuban. Pada awal kelahiran, kondisi kesehatan maliq normal dan tidak menunjukkan keanehan. Meskipun lahir prematur, Maliq tidak di Ruang NICU karena menurut dokter keadaannya stabil dan sehat. Namun ketika memasuki hari ke 10 dan hendak dipulangkan ke rumah, dokter mengatakan bahwa Maliq harus segera dipindahkan ke Ruang NICU. Hal tersebut dikarenakan ia sempat mengalami Apnea Period atau henti napas dalam waktu yang singkat (beberapa detik hingga satu atau dua menit). 

Setelah dilakukan proses pemeriksaan lebih lanjut, Maliq didiagnosa terinfeksi bakteri Elizabethkingia Meningoseptica. Kondisi ini membuat Maliq harus menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator) serta peralatan penunjang lainnya. Infeksi tersebut ternyata sudah menyebar ke otak dan menyebabkan penumpukan cairan. Akibatnya, Maliq juga didiagnosa mengalami Hidrosefalus dan diharuskan untuk operasi pemasangan VP Shunt.

 

Galang Dana untuk Biaya NICU

Perjuangan Maliq Sembuh dari Hidrosefalus dan Keluar NICU

Selama 3 minggu di ruang NICU tentunya membutuhkan biaya yang besar. Belum lagi, biaya operasi pemasangan VP Shunt dan perawatan Maliq kedepannya. Di tengah proses pengobatan Maliq, salah satu orangtua di rumah sakit memberitahu Fatrina tentang galang dana di Kitabisa. Karin, ibu dari Dewa, menyarankan Fatrina agar galang dana di Kitabisa seperti yang ia buat sebelumnya. 

Meskipun sudah tidak lagi di Ruang NICU, Maliq harus melakukan perawatan di ruang khusus dengan pengawasan dokter. Semakin hari biaya Rumah Sakit Maliq tentunya semakin besar. Setelah mencari tahu lebih dalam tentang galang dana di Kitabisa, Fatrina dan suami akhirnya memutuskan untuk membuat galang dana demi kesembuhan buah hati mereka. 

Perjuangan Maliq Sembuh dari Hidrosefalus dan Keluar NICU

Setelah halaman campaignnya dibuat dan terverifikasi, Fatrina dan suami segera membagikan informasi tentang galang dananya ke keluarga dan teman-teman mereka. Selain melalui media sosial, Fatrina juga menyebarkannya lewat grup Whatsapp keluarga dan grup alumni sekolah. Mengetahui galang dana tersebut, keluarga dan teman mendoakan dan mendukung Fatrina serta suami. 

“Saya bersyukur banget temen-temen juga ikut nyebarin campaign Maliq. Gak cuma bantu nyebarin, mereka jadi ikut berdoa buat kesembuhan Maliq.” – Fatrina (Mama Maliq)

Galang dana Maliq berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp 100 juta. Semua itu tidak lepas dari bantuan para OrangBaik yang telah berdonasi. Kini, Maliq sudah menjalani operasi pemasangan VP Shunt dan diperbolehkan pulang ke rumah. Meski begitu, Maliq masih harus kontrol mata, telinga, dan organ lainya secara rutin ke rumah sakit. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan VP Shunt Maliq berjalan dengan baik.

 

Galang Dana sebagai Bentuk Kekuatan

Fatrina dan keluarga sangat bersyukur karena masih banyak OrangBaik yang mau membantu kesembuhan buah hatinya. Baginya, galang dana ini menjadi bukti kekuatan dan semangat yang dimiliki Fatrina dan suaminya demi kesembuhan Maliq. Seberat apapun cobaan yang dihadapi, pasti ada jalan untuk kemudahan, dan galang dana ini menjadi salah satu jalan yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. 

 

Tiara Berjuang Bersama Bayi Mungilnya di Rumah Sakit

bayi di nicu

Awalnya, Tiara tidak mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung. Ketika itu, ia baru saja kembali dari Penang, Malaysia, untuk pengangkatan tumor kankernya. Tiara telah didiagnosa menderita kanker payudara sebulan sejak ia menikah. Di balik perjuangannya melawan kanker payudara, Tiara dianugerahi bayi mungil yang kemudian diberi nama Kafka. 

Demi kesehatan Kafka, Tiara rela untuk berhenti kemoterapi dan pengobatan kanker lainnya. Ia berusaha sekuat tenaga agar buah hatinya dapat lahir dengan sehat.

Pada usia kehamilan 3 bulan, kondisi Tiara mulai menurun. Ia kesulitan untuk bernapas dan berjalan karena tulang rusuknya yang sakit. Hingga usia kandungan 7 bulan, Tiara harus beristirahat penuh. Ia berjuang agar Kafka bisa lahir dengan sehat dan kondisi yang sempurna. Namun setelah melakukan pemeriksaan, detak jantung janin mulai lemah dan dokter memutuskan harus segera dilakukan kelahiran prematur.

 

Kafka Lahir Secara Prematur

Cerita Kafka, Bayi Prematur yang Berhasil Keluar Ruang NICU

Kafka lahir prematur pada usia 30 minggu. Ia lahir dengan sehat, namun terdapat masalah pada katup jantung yang belum tertutup secara sempurna. Setelah lahir, Kafka langsung dibawa ke ruang NICU untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara itu, Tiara kembali melanjutkan proses pengobatan kanker karena kondisinya semakin parah. 

Setelah dirawat selama 2 bulan di Ruang NICU, Kafka akhirnya diperbolehkan pulang. Meski begitu, Kafka harus melakukan pengecekan di rumah sakit setiap bulan diantaranya vaksin dan tes organ. Semua itu dilakukan untuk memastikan tidak terjadi masalah pada perkembangan organ tubuhnya.

 

Galang Dana untuk Kesembuhan Kafka

Perjuangan Galang Dana untuk Kesembuhan Bayi Prematur di NICU

Biaya perawatan di NICU sangatlah besar. Tiara dan suami berusaha keras untuk memenuhi biaya tersebut, terlebih dirinya juga masih harus melakukan kemoterapi dan pengobatan lain untuk melawan kanker payudaranya. Bahkan, beberapa barang berharga telah mereka relakan demi kesembuhan Kafka. 

Di tengah kebingungan, salah satu teman kampus Tiara memberitahu tentang galang dana di Kitabisa. Tiara merupakan lulusan UI pada tahun 2011. Mendengar dirinya sedang kesulitan, teman Tiara akhirnya membuatkan galang dana di Kitabisa atas nama Tiara untuk Kafka. Berbagai dukungan diberikan oleh teman-teman Tiara semasa kuliah. Tak hanya berdonasi, mereka juga bantu membagikan halaman campaign lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram, serta menyebarkan ke beberapa grup alumni semasa sekolah. Selain mendukung, ada pula beberapa teman yang sempat berkata kurang baik mengenai galang dana yang ia buat. Namun, Tiara tetap semangat dan yakin bahwa masih banyak OrangBaik yang tergerak membantunya. 

“Demi kesembuhan Kafka saya rela ngelakuin apa aja. Gak peduli apa kata orang, yang penting kami jujur dan Kafka bisa sembuh.” – Tiara (Mama Kafka)

Galang dana yang dibuat untuk Kafka sejak April 2019 berhasil mengumpulkan donasi lebih dari Rp 200 juta. Dana tersebut digunakan untuk biaya perawatan Kafka selama dan pasca keluar dari NICU, serta digunakan membayar pinjaman untuk pembayaran rumah sakit Kafka.

 

Galang Dana Sebagai Bentuk Perjuangan

Berkat bantuan dari ribuan OrangBaik, Kafka bisa menjalani perawatan di Ruang NICU dan pulang ke rumah dengan kondisi yang stabil. Tak hanya itu, Tiara juga bisa kembali melanjutkan pengobatan kankernya yang diproyeksikan hingga 5 tahun ke depan.

Bagi Tiara, galang dana ini merupakan bentuk perjuangannya untuk kesembuhan Kafka. Meskipun diberikan cobaan yang berat, ia dan suami selalu percaya bahwa ada jalan terbaik yang telah disiapkan oleh Tuhan. Meskipun awalnya sulit, namun Tiara tetap yakin bahwa ia dan keluarga bisa melaluinya. Kini galang dana juga menjadi hal yang selalu dibagikan Tiara kepada keluarga atau teman-teman yang juga berjuang seperti dirinya dan Kafka.

 

Jeremy dan Gartner, Bayi Kembar Pejuang NICU

bayi kembar

Lahir pada usia 7 bulan, Jeremy dan Gartner harus dirawat di Ruang NICU karena kondisinya yang kritis. Kelahiran prematur menyebabkan bayi kembar mengalami komplikasi. Karena kondisi organ yang belum berkembang secara sempurna, Jeremy dan Gartner harus menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator. Salah satu dari mereka juga mengalami pendarahan di otak. 

Dalam waktu 3 bulan Jeremy dan Gartner dirawat di Rumah Sakit. Selama itu, dokter berusaha untuk memperbaiki kondisi komplikasi yang diderita keduanya satu persatu. Setelah melakukan serangkaian pengobatan, Gartner sudah diperbolehkan lepas ventilator. Selang satu minggu, Jeremy juga diperbolehkan untuk lepas alat bantu pernapasan meskipun terkadang kesulitan untuk bernapas karena adanya lendir di hidung dan tenggorokan. 

Meski begitu, kondisi sang kakak masih belum stabil dikarenakan adanya penciutan otak atau Atrofi Cerebri. Dokter mengatakan tidak diperlukan operasi, namun harus dilakukan pengobatan khusus untuk memacu pertumbuhan otaknya.

 

Bantuan Galang Dana untuk Bayi Kembar NICU

Keberhasilan Bayi Kembar Keluar dari NICU

Biaya perawatan yang dikeluarkan kedua orangtua Jeremy dan Gartner sangatlah besar. Everson, ayah Jeremy dan Gartner, serta istrinya, Imelda,  juga harus membeli obat, susu, serta keperluan buah hati mereka yang lainnya. Sementara itu, jaminan kesehatan tidak bisa menutupi semua biaya dan perusahaan tempat mereka bekerja juga tidak bisa menanggungnya. 

Mengingat biaya yang dibutuhkan sangat besar, salah satu rekan kerja Imelda tergerak untuk buat galang dana di Kitabisa. Hero berinisiatif membuat galang dana untuk membantu temannya yang sedang kesulitan. Teman-teman kerja Everson dan Imelda yang lain pun turut mendukung dengan membagi halaman galang dana Jeremy dan Gartner melalui media sosial dan menyebarkannya ke teman yang lain. 

Galang dana untuk Jeremy dan Gartner mengumpulkan donasi lebih dari Rp 90 juta. Dana yang tersebut disalurkan setiap bulannya untuk biaya rumah sakit dan keperluan bayi kembar lainnya. 

 

Cara Berbagi dan Membantu Sesama Lewat Galang Dana

Everson sangat berterima kasih kepada OrangBaik yang telah membantu biaya pengobatan bayi kembar mereka. Dengan galang dana ini, Everson dan Imelda sadar bahwa banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu satu sama lain, seperti yang dilakukan Hero untuk buah hatinya. Selain mendoakan keluarga atau teman yang sakit, galang dana bisa jadi cara yang nyata untuk berbagi kebaikan dan membantu mereka yang membutuhkan. Everson dan Imelda berharap, semakin banyak keluarga dan pejuang NICU yang terbantu dengan galang dana di Kitabisa.

 

Cerita-cerita di atas telah menunjukkan semangat dan arti berjuang dari orangtua, keluarga, atau teman untuk orang yang tersayang. Galang dana menjadi bentuk perjuangan, kekuatan, kesabaran, dan pengorbanan yang dilakukan seseorang untuk kesembuhan orang terdekat. Melalui galang dana di Kitabisa, kita dapat membantu dan berbagi kebaikan kepada satu sama lain.


Seperti kisah-kisah di atas, kamu juga bisa bantu keluarga, teman, atau kerabat yang sedang berjuang di Ruang NICU dan butuh biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Klik gambar di bawah ini!

Bagikan