Kanker payudara tentu menjadi hal yang paling ditakuti setiap wanita. Wajar jika kaum hawa langsung panik ketika mendapati ada benjolan di salah satu buah dadanya. Namun, jangan cemas berlebihan jika kamu mengalami hal serupa, sebab bisa jadi itu adalah fibroadenoma mammae alias tumor jinak bersifat nonkanker.
Apa Itu Fibroadenoma Mammae?
Fibroadenoma mammae merupakan benjolan nonkanker yang bersarang di area payudara. Tumor jinak jenis ini muncul karena adanya kelainan pertumbuhan sel dan jaringan. Pembentukan tumor mammae dipicu oleh pembentukan jaringan fibrous stroma dan proliferasi epitel lobulus.
Tidak seperti kanker payudara yang sifatnya ganas, fibroadenoma mammae atau FAM ini sifatnya tidak berbahaya karena memiliki masa pertumbuhan yang lambat dan tidak menyerang jaringan pada organ tubuh lainnya.
Fibroadenoma mammae mempunyai tekstur yang kenyal jika diraba dan ukurannya tidak terlalu besar. Sebagian wanita biasanya akan mengalami nyeri, meski pada kasus yang lebih umum FAM tidak menimbulkan gejala apa pun. FAM juga bisa terjadi di satu maupun kedua sisi payudara.
Penyebab Fibroadenoma Mammae
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab fibroadenoma mammae. Namun ahli menyatakan bahwa kelainan jaringan payudara ini berkaitan erat dengan hormon reproduksi pada wanita.
Ukuran FAM pun cenderung berubah-ubah dari waktu ke waktu, misalnya membesar ketika hamil atau sedang menjalani terapi hormon, dan mengecil saat hormon reproduksi turun (misalnya saat menopause).
Selain itu, ada juga faktor risiko yang menjadi penyebab seorang wanita terkena FAM, di antaranya:
-
Usia saat Menikah
Umur atau usia saat menikah bisa memengaruhi risiko wanita terkena FAM. Banyak studi membuktikan bahwa wanita yang menikah di usia kurang dari 21 tahun 3 kali berisiko mengidap fibroadenoma mammae dibandingkan mereka yang menikah di usia yang lebih matang.
-
Status Perkawinan
Faktor status perkawinan juga dapat meningkatkan faktor risiko FAM. Wanita yang belum menikah dan berada pada usia 20-30 tahun diketahui lebih rentan terkena fibroadenoma mammae dibandingkan yang sudah menikah.
-
Paritas
Riwayat melahirkan atau paritas juga berkaitan erat dengan kemungkinan seorang wanita terkena mammae. Makin turun paritas, makin besar risiko FAM pada wanita.
-
Pemakaian Hormon
Penggunaan kontrasepsi dan obat-obatan sejenis yang mengandung hormon estrogen juga dapat meningkatkan risiko terjadinya fibroadenoma mammae.
-
Stres dan Obesitas
Berat badan berlebih akan meningkatkan risiko FAM. Stres juga memicu munculnya fibroadenoma mammae akibat produksi hormon estrogen yang tidak seimbang.
-
Faktor Lingkungan
Tempat tinggalmu turut menentukan apakah kamu memiliki faktor risiko FAM atau tidak. Wanita yang tinggal di dekat pabrik atau kawasan industri yang memproduksi Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) punya peluang lebih tinggi mengidap FAM dibandingkan mereka yang tinggal di lingkungan bebas PAHs.
Nah, PAHs ini dihasilkan dari proses pembakaran tak sempurna dari zat karbon yang memiliki kandungan bahan bakar serupa kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, serta dupa.
Baca juga:
Kenali Musuh Utama Wanita, Kanker Serviks
Gejala Kanker Otak Pada Wanita yang Perlu Diwaspadai
Pemeriksaan Fibroadenoma Mammae
Diagnosis fibroadenoma mammae ditentukan setelah dokter melakukan pemeriksaan berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lain yang menunjang (mamografi, USG, atau FNAC).
Karena bukan merupakan tumor ganas, pengobatan FAM hanya dilakukan dengan cara eksisi biopsi tanpa prosedur pengangkatan payudara. Operasi ini bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan tumor di payudara. Fibroadenoma mammae sendiri bisa dicegah salah satunya dengan menerapkan pola hidup sehat.
Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan tumor mammae dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!