Bulan November memiliki banyak hari perayaan nasional, salah satunya Hari Guru. Hari Guru diperingati setiap tanggal 25 November untuk menunjukkan penghargaan bagi para guru. Tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional karena bertepatan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI. Biasanya, peringatan Hari Guru dilakukan dengan melaksanakan upacara di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, serta pengawas sekolah. Hal tersebut dilakukan karena guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademik, guru juga berperan memberikan penanaman nilai budaya, moral, dan agama. Pentingnya posisi guru dalam mendidik generasi penerus bangsa perlu mendapatkan perhatian khusus terutama mereka yang berjuang sangat besar untuk memberikan ilmu pengetahuan.
Pengorbanan Guru Pesisir untuk Mengajar
Pak Sholeh adalah salah satu contoh guru yang berjuang besar untuk anak-anak didiknya. Beliau mengajar di salah satu Madrasah di Kampung Nelayan Praubosok, Kabupaten Karawang. Setiap harinya, Pak Sholeh mengajar pelajaran agama di madrasah ini, mulai dari siang hingga sore hari. Lokasi Madrasah dengan rumah yang cukup jauh tidak mematahkan semangat beliau untuk memberikan pengetahuan agama kepada para siswa.
Sehari-hari, Pak Sholeh menggunakan sepeda motor tuanya untuk pergi ke sekolah. Meskipun hari diberi upah 5 ribu rupiah setiap hari, Pak Sholeh tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat. Bagi beliau, pekerjaan ini adalah bentuk pengabdian. Untuk menambah penghasilan, Pak Sholeh berjualan ikan di pasar sebelum berangkat mengajar.
Murid-murid di madrasah Pak Sholeh mengajar mayoritas adalah anak-anak nelayan yang merupakan yatim dan dhuafa. Tak sedikit dari mereka yang putus sekolah dan memilih untuk membantu orang tuanya mencari nafkah dengan bekerja di laut. Hal inilah yang menjadi pemacu semangat Pak Sholeh untuk terus mengajar dan berbagi ilmu kepada para murid meskipun dengan upah yang minim.
Bantu perjuangan Pak Sholeh untuk mencerdaskan anak-anak nelayan yatim dan dhuafa di pesisir dengan cara, klik di sini.
Baca juga:
Zakat untuk Pendidikan Anak Yatim
Dukung Pendidikan Anak Penghafal Al Quran
Guru Honorer di Pelosok Indonesia
Selain Pak Sholeh, perjuangan besar untuk mendidik anak-anak juga dilakukan oleh Pak Ansar. Lebih dari 26 tahun Pak Ansar telah mengabdikan dirinya untuk mengajar di MI Hidayatullah Tanete Bulu, Kelurahan Bontomanurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Setiap hari, Pak Ansar menempuh jalur terjal, berkerikil, dan curam sejauh 60 km agar bisa sampai ke sekolah tempatnya mengajar. Tak hanya itu, beliau juga harus melewati 6 sungai. Perjuangannya semakin berat saat hujan turun sehingga membuatnya harus terpaksa berenang untuk menyeberangi sungai. Terkadang, Pak Ansar memilih untuk menepi untuk menunggu hujan reda sambil beristirahat.
Dengan gaji Rp 250.000 setiap triwulan, Pak Ansar tetap semangat mengajar dan mendidik dengan ketulusan meski perjalanan yang harus ditempuh sangat berat. Pak Ansar percaya bahwa setiap orang sudah memiliki rezekinya masing-masing.
Pengabdian Pak Ansar telah membantu anak-anak di pelosok Maros mendapatkan haknya dalam menempuh pendidikan. Bantu Pak Ansar untuk terus memenuhi hak pendidikan akan-anak pelosok Maros dengan cara, klik di sini.
Baca juga:
Keberhasilan Pendidikan Anak-anak Papua
Mahasiswa UI Ikut Birthday Fundraising untuk Bantu Pendidikan Anak Indonesia
Pak Sholeh dan Pak Ansar hanyalah dua dari sekian banyak cerita pengabdian dan perjuangan guru untuk mendidik anak-anak penerus bangsa. Di bulan peringatan Hari Guru ini, kamu bisa bantu memajukan pendidikan di Indonesia dengan berdonasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini.