Puasa arafah dan tarwiyah merupakan satu dari sederet ibadah sunnah yang dilakukan pada beberapa hari pertama di bulan Dzulhijah. Kedua puasa sunnah ini bahkan menjadi ibadah yang sangat dianjurkan. Terutama bagi umat Islam yang belum berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
Perbedaan Mendasar Puasa Arafah dan Tarwiyah
Tahukah kamu perbedaan mendasar antara puasa arafah serta tarwiyah? Puasa sunnah tersebut dapat dibedakan dari sejumlah poin utama, mulai dari waktu pelaksanaan hingga hikmah dan keutamaan yang teriring bersama keduanya.
-
Waktu Puasa Arafah dan Tarwiyah
Salah satu hal mendasar yang membedakan kedua puasa sunnah Dzulhijah adalah waktu pelaksanaannya. Seperti namanya, puasa tarwiyah dilakukan saat hari tarwiyah yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijah. Sementara itu, puasa arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah. Hari tersebut bertepatan dengan pelaksanaan wukuf para jamaah haji di Arafah.
-
Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah
Selain berbeda dalam hal waktu pelaksanakannya, puasa sunnah tarwiyah dan arafah juga memiliki perbedaan dari segi niat yang dilafazkan.
Niat puasa tarwiyah: “Nawaitu shaumat tarwiyata sunnatan lillaahi ta’alaa.”
Niat puasa arafah: “Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta’alaa.” -
Hikmah Maupun Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Setiap ibadah yang dijalankan seorang muslim tentu memiliki hikmah dan keutamaan tertentu. Tak terkecuali dengan dua ibadah puasa sunnah di bulan Dzulhijah ini. Meski demikian, baik arafah maupun tarwiyah ternyata memiliki hikmah dan keutamaan yang berbeda bagi mereka yang menjalankannya.Dalam sebuah hadis marfuk riwayat Abu Asy-Syaikh dan Ibnu An-Najjar disebutkan bahwa puasa pada tanggal 8 Dzulhijah merupakan ibadah sunnah yang dapat menghapuskan dosa selama satu tahun. Meski tergolong hadis dhaif (lemah), para ulama tetap memperbolehkan pengamalan hadis tersebut sebagai fadla’ilul amal yang tidak dikaitkan hukum atau akidah.
Sementara itu, salah satu keutamaan puasa arafah tertuang dalam sebuah hadis riwayat Muslim:
“Puasa hari arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, sedangkan puasa asyura (tanggal 10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
Kesimpulan Tentang Puasa Arafah dan Tarwiyah
Meski memiliki perbedaan dalam beberapa hal, puasa arafah dan tarwiyah sama-sama merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakadah). Puasa sunnah pada bulan Dzulhijah sebenarnya bisa pula dilakukan dari hari pertama bulan ke-12 dalam penanggalan kalender Hijriah tersebut.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis riwayat Bukhari:
“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijah. Para sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah?’ Sabda Rasulullah, ‘Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa.”
Mengingat anjuran serta keutamaan berpuasa pada hari-hari pertama bulan Dzulhijah, sudah seharusnya umat Islam menjalankan ibadah ini dengan mengharap rida Allah semata.
Itulah beberapa perbedaan antara puasa arafah dan tarwiyah yang menjadi amalan sunnah saat menyambut momen Idul Adha. Selain melakukan puasa sunnah, Hari Raya Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah juga merupakan waktu yang tepat untuk menyempurnakan ibadah dengan berqurban.
Lengkapi ibadah puasa sunnah Idul Adha dengan berqurban melalui Kitabisa. Selain transparan dan sesuai syariat, harga hewan qurban di Kitabisa juga sangat terjangkau. Yuk, qurban sekarang bersama ribuan OrangBaik lainnya.