Kisah Inspiratif Mbah Sugiah. Tetap berjualan Meskipun Tunanetra dan Lumpuh, Demi Rawat Suami yang Sudah Tak Berdaya

September 1, 2020
Oleh : Media Kitabisa.com
  • Mbah Sugiah, nenek tunanetra dan lumpuh sebagian sejak 2017, tetap berjuang hidup untuk rawat suaminya yang hernia dan mengalami gagal nafas. 
  • Ia menjual jajanan pasar dengan berkeliling dari rumah ke rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membeli tabung oksigen untuk suami.
  • Yayasan Bumi Damai galang dana melalui kitabisa.com/bantumbahsugiah untuk operasi saraf Mbah Sugiah, pengobatan untuk suami dan juga kebutuhan sehari-harinya. 

Jakarta, 1 September 2020 – Kisah inspiratif tentang Mbah Sugiah, nenek tunanetra dan lumpuh sebagian sejak 2017, masih berjuang hidup untuk rawat suaminya yang hernia dan mengalami gagal nafas. Ia menjual jajanan pasar dengan berkeliling dari rumah ke rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membeli tabung oksigen untuk suami. Yayasan Bumi Damai galang dana melalui kitabisa.com/bantumbahsugiah untuk operasi saraf Mbah Sugiah, pengobatan untuk suami dan juga kebutuhan sehari-harinya. 

Sejak tiga tahun lalu, Mbah Sugiah harus hidup dengan mata yang tidak sempurna dan tangan yang lumpuh sebelah. Walaupun dengan keterbatasan, Mbah Sugiah selalu percaya bahwa ia dan sang suami bisa bertahan.

“Dulu waktu masih muda, masih cantik, saya janji di depan Al-Quran, kalau saya akan mendampingi bapak selamanya.” Ujar Mbah Sugiah.

Ia tidak pernah menyerah berjuang. Baginya mengurus suami merupakan kewajiban, bukan pilihan. Mbah memilih menjalani hidup dengan bahagia.

Setiap hari, Mbah Sugiah berkeliling dari rumah ke rumah, toko ke toko untuk menawarkan jajanan pasar. Hasil dagangan digunakan oleh Mbah Sugiah untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan membeli tabung oksigen untuk suaminya.

Mbah Sugiah juga selalu menuntun suaminya untuk ke masjid, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selesai beribadah, ia bantu suaminya untuk membersihkan masjid.

Namun Mbah Sugiah membutuhkan bantuan orang baik. Apabila tak cepat ditangani, kerusakan saraf yang menyebabkan kelumpuhan di tangannya dapat menyebar.

Orang baik, donasi yang terkumpul telah disalurkan secara bertahap kepada Mbah Sugiah. Penyaluran pertama telah digunakan untuk membeli obat-obatan untuk sang suami dan Mbah Sugiah. Selain itu, donasi juga disalurkan dalam bentuk pembelian sembako untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Perjuangan Mbah Sugiah belum berakhir. Ia dan suaminya masih menunggu uluran tanganmu melalui laman galang dana kitabisa.com/bantumbahsugiah. Sedikit rezekimu dapat menerangkan harapan Mbah Sugiah dan suaminya.

Bagikan