Istilah wakaf mungkin tidak terlalu asing di telinga umat Muslim Indonesia maupun luar negeri. Selama bertahun-tahun wakaf dikenal sebagai salah satu ibadah dengan nilai pahala yang akan terus mengalir selama harta yang diwakfkan masih memberi manfaat bagi banyak orang.
Orang Islam sendiri mengenal beberapa jenis wakaf. Salah satu yang belakangan cukup sering menjadi pembahasan adalah wakaf produktif.
Mengenal Wakaf Produktif
Pada dasarnya, wakaf produktif sama dengan jenis wakaf lain. Aktivitas ibadah ini melibatkan pemberian harta (uang maupun nonuang) kepada orang lain untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bedanya dengan jenis wakaf lain, wakaf produktif bersifat jangka panjang.
Artinya, mulai dari wakaf diterima dan dikembangkan, nilai pokoknya tetap bisa membiayai setiap kebutuhan orang yang diberi wakaf. Salah satu contoh wakaf produktif yang cukup populer di kalangan umat Islam adalah kisah sahabat Rasulullah, Utsman Bin Affan.
Menurut beberapa riwayat, Utsman pernah mewakafkan kebun kurmanya kepada masyarakat di Kota Madinah. Hasil dari perkebunan tersebut baik berbentuk panen ataupun uang tunainya pun, diwakafkan untuk kepentingan umat. Kisah ini cukup legendaris karena konon hingga saat ini, kebun kurma Utsman Bin Affan masih produktif.
Keuntungan dari kebun kurma tersebut masih dikelola pemerintah setempat sampai saat ini dan diinvestasikan untuk kepentingan umat Islam di Madinah dan kawasan sekitarnya. Menarik bukan? Selain kisah Utsman ada banyak kisah sahabat nabi lain yang menunjukkan bahwa wakaf produktif sudah dikenal sejak berabad-abad lalu.
Nah, setelah mengetahui apa itu wakaf produktif selanjutnya mari kita bahas contoh wakaf produktif dan bagaimana cara mengelolanya.
Contoh Wakaf Produktif dan Cara Mengelolanya
1. Wakaf Lahan Pertanian
Contoh wakaf ini tentu saja berbentuk lahan pertanian yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat. Seperti kisah Utsman di atas, wakaf dalam bentuk lahan pertanian bukanlah hal baru. Cara pengelolaannya tentu saja dengan merawat lahan pertanian tersebut agar selalu memberi hasil yang bermanfaat.
Biaya pengelolaan biasanya diambil dari keuntungan yang didapat dari hasil pertanian sebelumnya. Tetapi sebagian besar keuntungan tetap harus digunakan untuk kepentingan bersama, seperti memberi makan anak yatim, membangun fasilitas untuk umat, atau hal-hal produktif lainnya.
2. Wakaf Hewan Ternak
Pengelolaan wakaf dalam bentuk hewan ternak dilakukan dengan cara memelihara serta mengembangbiakkan hewan ternat tersebut. Tujuannya tentu saja, agar hasil dari peternakan dapat dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar. Seperti, memenuhi kebutuhan daging dan susu untuk masyarakat.
Hasil dari wakaf hewan ternak juga diperkenankan untuk dijual, selama hasilnya digunakan untuk kepentingan bersama. Bukan pribadi atau golongan tertentu, karena wakaf bukan sesuatu yang bisa diambil hak kepemilikannya.
3. Wakaf Sarana Air
Seperti halnya makanan, air merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Tetapi sayangnya, tidak semua daerah beruntung memiliki sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan. Dengan adanya wakaf produktif berupa sarana air, kita bisa membantu orang-orang yang membutuhkan.
Wakaf sarana air termasuk salah satu wakaf produktifyang keberadaannya cukup tahan lama. Jadi selama air yang dihasilkan digunakan untuk kepentingan umat, selama itu pula pahala yang didapatkan dari wakaf akan senantiasa mengalir bahkan ketika pemberi wakaf meninggal dunia.
4. Wakaf Pendidikan
Wakaf pendidikan bisa berupa dana yang digunakan untuk penyelenggaraan praktik pendidikan, bisa juga berupa bangunan yang dialihfungsikan menjadi sekolah. Selain itu, alat dan hal-hal lain yang menunjang terselenggaranya pendidikan juga termasuk dalam “harta” yang bisa diwakafkan.
Pengelolaan wakaf ini bisa dilakukan dalam bentuk apapun, selama output-nya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu anak-anak kurangmampu untuk bisa tetap melanjutkan pendidikan mereka.
5. Wakaf Kesehatan
Seperti halnya pendidikan, wakaf jenis ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam hal kesehatan. Wakaf ini bisa berupa dana untuk keperluan kesehatan, bisa juga berupa sarana prasarana yang bermanfaat. Termasuk di antaranya, pelatihan dan penyuluhan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ada banyak sekali contoh wakaf produktif yang bisa dilakukan. Selama dilakukan dengan ikhlas, inshaAllahwakaf yang dilakukan tidak hanya diganjar pahala tetapi juga bermanfaat. Sebagai referensi, kamu bisa mulai berwakaf melalui KitaBisa. Wallahu’alam bish shawwab.