Think Smart, Think Out of The Box, Think Different

March 16, 2015
Oleh : Kitabisa

Nasi? Beras? jika muncul pertanyaan “dari apa sih nasi itu?” rata-rata pasti akan menjawab “dari beras!” padahal nasi itu sebenarnya bukan hanya dari beras, melainkan melalui proses yang cukup panjang. Pertama kita harus menyiapkan beras, lalu mencucinya. Terus kita siapkan air dan beras, masukan ke dalam penanak nasi. Tunggu beberapa menit dan jadilah nasi. Dalam hal ini kita mempelajari hal. Bahwa kita itu harus berpikir cerdas dan berpikir berbeda.

Belajar dari hal-hal sepele tersebut mari kita sadarkan otak kita dari kecerebohan pemikiran kita tersebut, dan kita perbaiki pola pemikiran yang demikian itu agar dalam setiap apapun dalam keadaan dan waktu apapun kita selalu berfikir cerdas.

Selanjutnya mari kita bahas apa itu berfikir cerdas.

Terkadang banyak orang berpendapat bahwa berfikir cerdas itu hanya dimiliki oleh para orang-orang jenius. Tapi meskipun anda bukanlah seorang jenius, namun anda dapat mengunakan strategi yang sama seperti yang digunakan Aristoteles dan Einstein untuk memanfaatkan kreatifitas berpikir anda dan mengatur masa depan anda lebih baik.
Berikut akan saya paparkan kedelapan statregi yang dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktif daripada reproduktif untuk memecahkan masalah-masalah.

Strategi-strategi ini pada umumnya ditemui pada gaya berpikir bagi orang-orang yang jenius dan kreatif di ilmu pengetahuan, kesenian, dan industri-industri sepanjang sejarah.

  1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum pernah dipakai atau belum diterbitkan oleh orang lain. Seperti pendapat Leonardo da Vinci yang percaya bahwa untuk menambah pengetahuan tentang suatu masalah dimulai dengan mempelajari cara menyusun ulang masalah tersebut dengan berbagai cara yang berbeda. Ia merasa bahwa pertama kali melihat masalah itu terlalu berprasangka. Seringkali, masalah itu dapat disusun ulang dan menjadi suatu masalah yang baru.
  2. Bayangkan! Ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda-beda yang masuk akal, termasuk menggunakan diagram-diagram. Ia membayangkan solusi-solusinya dan yakin bahwa kata-kata dan angka-angka tidak memegang peran penting dalam proses berpikirnya.
  3. Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas. Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan ide-ide pada diri sendiri dan asistennya. Dalam studi dari 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton, dari University of California di Davis, menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan yang dihormati tidak hanya menciptakan banyak karya-karya terkenal, tapi banyak yang buruk. Mereka tidak takut gagal, atau membuat kesalahan besar untuk meraih hasil yang hebat.
  4. Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, and kombinasikan ulang, ide-ide, bayangan-bayangan, and pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran.
    Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern berasal dari pendeta Austria, Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru.
  5. Bentuklah hubungan-hubungan. Buatlah hubungan antara peroalan-persoalan yang berbeda. Da Vinci menemukan hubungan antara suara bel dan sebuah batu yang jatuh ke dalam air.Hal ini memungkinkan Da Vinci untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang-gelombang. Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun penghubung untuk tanda-tanda telegraf ketika memperhatikan stasiun-stasiun penghubung untuk kuda-kuda.
  6. Berpikir secara berlawanan. Ahli ilmu fisika Niels Bohr percaya bahwa jika andamemegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran anda dan akal anda bergerak menuju tingkatan yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Dengan menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal anda untuk menciptakan sesuatu yang baru.
  7. Berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metafora sebagai tanda yang jenius, dan percaya bahwa individual yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah individual yang punya bakat kusus.
  8. Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan. Bilamana kita mencoba sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Hal ini adalah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak terfokus pada satu hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-kompnen dan bagaimana anda dapat mengubahnya untuk memperoleh hasil yang lain. Jangan bertanya, Mengapa saya gagal?? melainkan ?Apa yang telah saya lakukan??

So ? Think Smart, Think Out of The Box, Think Different.

 

Bagikan