Kambing digunakan sebagai hewan kurban itu sudah biasa. Namun, bagaimana jadinya jika kambing digunakan sebagai modal arisan?
Hal itulah yang terjadi di Dusun Cekel, salah satu desa di Yogyakarta. Mereka menggunakan arisan kambing untuk meningkatkan perekonomian. Pada mulanya, mata pencaharian sebagian besar warga di Dusun Cekel adalah sebagai petani. Namun karena musim kemarau yang berkepanjangan, mereka terpaksa tidak bisa bertani lagi. Mereka pun akhirnya harus mencari cara lain untuk mengembalikan perekonomian keluarganya.
SOS Children’s Villages, organisasi sosial yang memiliki perhatian kepada anak-anak mengadakan program Family Strengthening. Program tersebut bertujuan untuk membuat keluarga mampu memberikan lingkungan yang asah-asih-asuh, stabil dan aman bagi anak-anak. Termasuk membantu keluarga tersebut supaya bisa mandiri secara ekonomi. Di Dusun Cekel mereka menginisiasi arisan kambing.
Konsepnya adalah SOS Children’s Villages menyediakan induk kambing yang akan dikawinkan. Salah satu keluarga akan merawat kambing tersebut hingga beranak. Setelah lahir, anak tersebut menjadi milik keluarga yang merawatnya. Sedangkan induk kambing diserahkan ke keluarga lainnya untuk dirawat hingga menghasilkan anak kambing yang lain. Begitu seterusnya hingga seluruh keluarga mendapatkan anak kambingnya masing-masing.
Namun, SOS hanya bisa menyediakan tiga ekor kambing indukan. Sedangkan dibutuhkan setidaknya 10 pasang kambing atau 20 ekor yang akan digunakan untuk bantu 20 keluarga per tahunnya. Mereka kemudian membuat halaman galang dana di kitabisa.com/arisankambing.
Berhasil terkumpul dana 30 juta rupiah dari halaman galang dana tersebut. Hasil donasinya kemudian digunakan untuk membeli 20 kambing indukan untuk bantu warga di Dusun Cekel.
*Kalian ingin ikut membantu warga lainnya yang butuh bantuan?