Perjuangan tidak hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa, anak-anak juga memiliki kisah yang tidak kalah menginspirasi. Sebagai contohnya adalah Kafi Fadhailur (8 bulan) yang merupakan putra dari Ibu Pipiet Safitriyah.
Kisah perjuangan Kafi bermula saat ia terdiagnosa oleh dokter mengalami ileus obstruktif. Penyakit ini masih sangat asing terdengar oleh masyarakat, termasuk ibunda Kafi sendiri. Belum lagi karena gejala awalnya yang sederhana yakni muntah dan perut kembung.
Kafi Terkena Penyempitan Usus
A post shared by Kitabisa.com (@kitabisacom) on
Secara singkat, penyakit ileus obstruktif ini merupakan penyakit bawaan lahir yang menyebabkan penyempitan usus. Waktu itu, tengah pagi buta Ibunda Kafi dan suami pergi ke rumah sakit karena Kafi terus-menerus muntah sejak tengah malam.
Sesampainya di IGD, Kafi segera ditangani dokter dan diberikan cairan oralit. Bahkan, setelah ditangani oleh dokter, Kafi masih saja muntah dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah. Setelah dilakukan pemeriksaan darah dan diberikan obat oleh dokter, Kafi pulang dari rumah sakit.
Hanya saja setelah di rumah dan diberikan obat, kondisi Kafi sama sekali tidak menunjukkan perubahan dan membuatnya harus dibawa kembali ke rumah sakit. Kafi kembali diberikan obat tambahan dan jika masih belum ada perubahan, Dokter menyarankan untuk rawat inap.
Dokter Melakukan USG Abdomen pada Tubuh Kafi
Intensitas muntah Kafi dari pagi hingga siang tidak berehenti. Kafi bahkan harus minum ASI dalam botol karena akan langsung muntah jika diberikan ASI secara langsung. Jangankan ASI, meminum air putih saja waktu itu Kafi bisa muntah. Kondisi perut Kafi pun mulai membesar dan mengeras.
Siang hari, Kafi masuk ke dalam ruang poli anak dan dokter menemukan hal yang tidak wajar. Sejak dokter menemukan hal yang tidak wajar, Kafi harus segera dirawat dan diperiksa melalui rontgen. Dokter setidaknya membutuhkan waktu selama 3 hari untuk melakukan observasi masalah dalam tubuh Kafi.
Setelah dilakukan observasi, Kafi harus melakukan USG Abdomen di RSIA Bunda Aliyah karena hingga 2 minggu, perut Kafi tidak juga kempes. Dokter bedah ingin memastikan kalau kondisi perut kembung Kafi disebabkan oleh gas atau penyempitan usus di bagian lain.
Kafi Terserang Virus Pseydomonas Kiteola
Kondisi Kafi sempat drop, hingga membuat tubuhnya semakin bengkak. Bagian muka dan mata Kafi mulai ikut membengkak. Dokter juga menyarankan untuk melakkan transfusi darah karena HB Kafi rendah dan perut Kafi terus membengkak.
Sejak didiagnosa dengan penyakit ileus obstruktif, hampir tiap 2 hari sekali Kafi harus melakukan cek darah. Setelah cek darah dan USG terbaru keluar, di dalam tubuh Kafi tidak ditemukan penyempitan usus di bagian lain.
Tapi, yang mengejutkan adalah adanya virus atau bakteri ganas yang menyerang beberapa orgn tubuh Kafi selama berminggu-minggu. Mulai dari paru hingga saluran pencernaan. Dari serangan virus inilah yang akhirnya menyebabkan infeksi pada usus Kafi.
Nama virus yang menyerang organ tubuh Kafi adalah Pseydomonas Kiteola dan menyebabkan Kafi harus mengkonsumsi antibiotik untuk mengobatinya. Selama 4 hari, Kafi akhirnya diizinkan untuk keluar dari ruang PICU dan dipindahkan ke ruang perawatan guna memudahkan para dokter mengobservasi.
Kafi yang Berhasil Melewati Masa Kritis
Setelah melewati masa-masa kritis, dokter mengagumi ketangguhan dan perjuangan Kafi selama di ruang PICU. Hari ke-3 setelah dari ruang PICU,Kafi mengalami demam tinggi dan perutnya kembali membesar. Ternyata setelah dilakukan cek darah, virus sebelumnya masih menyerang Kafi.
Kondisi virus yang masih menyerang Kafi, membuat dokter mengganti antibiotik yang sudah digunakan dengan antibiotik yang lebih mempan. Setelah diberikan antibiotik, Kafi masih harus melakukan pemeriksaan untuk memastikan kadar infeksinya.
Biaya Rumah Sakit Kafi yang Tinggi
Setelah kadar infeksi dalam tubuh Kafi sudah normal, akhirnya dokter mengizinkan Kafi untuk pulang ke rumah. Bisa pulang ke rumah memang sudah menjadi impian dari kedua orang tua Kafi dan Kakak Kafi yang bernama Kyera.
Sudah hampir sebulan Kafi belum diizinkan pulang karena kondisinya yang naik turun. Ibunda Kafi sangat senang mendengar buah hatinya sudah bisa pulang. Tapi terkejut dan gemetar karena membayangkan total biaya yang harus dibayar.Kondisi ini membuat Ibunda Kafi memutuskan untuk melakukan galang dana untuk kesembuhan anaknya melalui kitabisa.com.
Syukurnya melalui peggalangan dana di Kitabisa.com, dana yang tidak bisa dibayangkan oleh ibunda Kafi dapat terkumpul dalam waktu yang singkat. Ada sekitar ratusan orang yang berdonasi dan berhasil mengumpulkan uang lebih dari Rp 110 juta. Ibunda Kafi melakukan penggalangan dana di Kitabisa.com dan meminta agar campaign-nya terus berjalan meskipun Kafi sudah keluar dari rumah sakit.
“Alhamdulillah ala kulli haal.. Terima kasih saya dan keluarga ucapkan untuk Team Kitabisa yang trus mensupport Campaign Kafi sampai detik ini, terima kasih kepada Donatur yang sudah menyisihkan rizkinya untuk biaya pengobatan Kafi,” Ibunda Kafi.
Ibunda Kafi juga melakukan sedekah sebanyak 2,5% dari hasi donasi untuk Kafi yang sudah terkumpul dan terlaksana. Ibunda Kafi memutuskan uang yang terkumpul digunakan untuk para pejuang cilik yang ada di Kitabisa.
A post shared by Kitabisa.com (@kitabisacom) on
Perjuangan Kafi hanyalah segelintir contoh dari banyak perjuangan bayi yang ingin sembuh. Jika kamu memiliki anak atau kenalan yang sedang membutuhkan biaya pengobatan dan galang dana melalui Kitabisa.com, kontak kami dengan klik gambar di bawah untuk kirim pesan Whatsapp di 0813-1553-2353.