Gagal Ginjal Kronis: Cegah atau Obati?

October 26, 2018
Oleh : 3PP Kitabisa

Ginjal merupakan salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Ginjal menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan komponen darah yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan komposisi dalam darah. Seperti yang kita ketahui, darah merupakan media transportasi dalam penyaluran berbagai macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari pengolahan zat-zat tersebut akan menjadi zat sisa atau “limbah” bagi tubuh yang harus dibuang. Ginjal secara spesifik akan menyaring darah dengan memisahkan zat-zat yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh dan dikeluarkan dalam bentuk air seni. Dengan demikian, tubuh kita akan selalu terhindar dari zat-zat beracun yang berbahaya bagi tubuh.

Apa itu gagal ginjal kronis?

Gagal ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global. Jumlah pasien dengan gagal ginjal kronis meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan angka kejadian penyakit diabetes melitus serta hipertensi. Menurut hasil Global Burdrn Disease tahun 2010, Gagal Ginjal Kronis merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan di Indonesia, perawatan gagal ginjal menempati peringkatan kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung.

Gagal ginjal kronis adalah kondisi dimana organ ginjal mengalami kegagalan dalam melakukan fungsi penyaringannya sehingga menyebabkan darah dalam tubuh akan banyak terakumulasi oleh zat-zat sisa atau “limbah”. Kegagalan fungsi ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel pada ginjal yang bersifat menetap.

Berbeda dengan organ liver yang mampu beregenerasi dengan cepat dan baik ketika mengalami kerusakan sel, sel-sel ginjal cenderung untuk sulit memperbaiki diri dan cenderung mengalami kerusakan yang menetap. Oleh karena itu, seseorang dengan gagal ginjal kronis memiliki kecenderungan untuk semakin parah kondisinya jika faktor-faktor penyebab kerusakan sel ginjal tidak segera dieliminasi.

Pada derajat awal kegagalan fungsi organ ginjal, seseorang dengan gagal ginjal kronis tidak akan merasakan gejala sehingga pasien tidak menyadari bahwa tubuhnya memiliki kecenderungan untuk mengalami kegagalan fungsi ginjal yang bersifat progresif. Namun, seiring berjalannya waktu, pasien akan merasakan badan terasa semakin lemah, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan mulai dirasakan pasien.

Apakah kondisi kegagalan fungsi ginjal bisa diobati?

Jika gagal ginjal yang terjadi dalam proses akut (jangka waktu pendek) dapat diperbaiki segera dengan mengobati faktor penyebabnya sedangkan pada gagal ginjal kronis merupakaan keadaan fungsi ginjal yang telah memburuk dalam waktu yang lama yang disebabkan oleh beberapa penyakit yang mendasari.

Gagal ginjal tahap akhir memerlukan terapi hemodialisis (cuci darah) karena pada tahap ini fungsi ginjal sudah tidak sempurna. Akan tetapi, hemodialisis ini hanyalah rangkaian proses untuk menggantikan fungsi penyaringan pada ginjal yang rusak (fungsi ginjal digantikan oleh mesin). Hemodialisis tidak memperbaiki fungsi ginjal yang rusak karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kerusakan sel pada ginjal memiliki kecenderungan untuk menetap.

Oleh karena itu, pasien dengan gagal ginjal kronis harus melakukan beberapa rangkaian hemodialisis secara rutin sebagai pengganti fungsi ginjal yang rusak. Sejauh ini, pengobatan yang paling mutakhir adalah dengan melakukan cangkok ginjal. Pasien yang melakukan hemodialisis secara rutin cenderung mengalami penambahan frekuensi kebutuhan akan hemodialisis misalnya pasien dengan hemodialisis seminggu dua kali bisa menjadi seminggu tiga kali untuk melakukan hemodialisis rutin.

Jika diibaratkan, gagal ginjal kronis seperti pembunuh yang mematikan korbannya secara perlahan. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan ke arah yang lebih buruk. Pasien terkadang tidak menyadari bahwa kondisi tubuhnya  semakin lemah. Pasien mulai menyadari ketika frekuensi kebutuhan hemodialisis semakin bertambah tiap minggunya.

Cara terbaik untuk mengobati gagal ginjal kronis adalah dengan mencegahnya.

Berbagai penyakit dapat mendasari terjadinya gagal ginjal kronis. Namun faktor risiko yang paling sering terjadi adalah hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes melitus, dan obesitas.

Hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas merupakan penyakit yang dapat kita cegah.

Hal ini dimulai dengan memakan makanan yang seimbang dan olahraga rutin. Makanan yang seimbang adalah makanan yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak dalam jumlah yang cukup, tidak melebihi atau kurang dari kebutuhan energi harian. Perbanyak aktivitas dan melakukan olahraga rutin adalah upaya untuk membakar energi-energi yang disimpan di dalam tubuh sehingga tubuh kita tidak menyimpan cadangan energi terlalu banyak yang dapat mengakibatkan obesitas. Periksakan kesehatan kita secara rutin ke dokter seperti pemeriksaan kesehatan fisik dan pemeriksaan laboratorium. (dr. Dimas Febrian Purnomo)

Calista merupakan salah satu pasien gagal ginjal kronis yang harus melakukan transplatasi ginjal segera. Sejak Maret 2018, Calista harus berjuang untuk menjalani hemodialisis setiap minggu. Melihat perjuangan Calista yang sangat luar biasa ini, kemudian Mas Hartono (sepupu Calista) melakukan galang dana di Kitabisa untuk membantu biaya pengobatan dan proses transplantasi ginjal untuk Calista hingga akhirnya terkumpul donasi Rp 308.828.230 dari 800 #OrangBaik. Pada tanggal 28 September 2018, operasi transplantasi ginjal sudah selesai dilaksanakan dengan baik. Harapan dan doa dari keluarga semoga ginjal yang sudah dipasang bisa beradaptasi dengan baik pada tubuh Calista. 

Berbeda dengan Calista, Hatta adalah seorang anak yang terdiagnosis gagal ginjal kronis. Hatta terlahir prematur dengan kondisi ginjal yang tidak sempurna. Awalnya Hatta tidak bisa buang air kecil seperti anak pada umumnya. Kemudian dokter membuat lubang di daerah bawah pusar agar air seninya dapat keluar melalui lubang tersebut. Hatta sudah menjalani beberapa kali operasi sejak lahir untuk perbaikan saluran buang air kecilnya hingga saat ini.

Seiring bertambahnya usia, kemudian kondisi ginjal Hatta semakin memburuk, sehingga dokter mendiagnosis Hatta dengan gagal ginjal kronis stadium 5. Dokter pun menyarankan agar dilakukan transplantasi ginjal. Pada tanggal 4 September 2018, Hatta sudah melakukan operasi implan ureter pada kantung kemih untuk menyelesaikan satu masalahnya. Hingga saat ini Hatta masih terus menunggu uluran tangan dari #OrangBaik di luar sana untuk proses transplantasi hati.


Seperti Mas Hartono dan Mbak Eka, kamu juga bisa menolong keluarga, sahabat, atau tetanggamu yang sedang butuh bantuan biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Melalui galang dana di Kitabisa, kamu bisa menerima donasi dari keluarga, sahabat, dan para donatur yang tergerak membantu.

Kamu juga bisa bantu biaya pengobatan mereka yang sedang berjuang dengan ginjal. Caranya, kamu bisa kunjungi Kitabisa.com lalu pilih campaign yang ingin kamu donasikan di sini.  Bantuan dari kamu tentunya akan sangat berarti dan membantu secara tepat.banner_donasi_biaya_pengobatan

Bagikan