Kemoterapi Jadi Solusi Pengobatan Kanker?

October 25, 2018
Oleh : Nova Zakiya

“Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia dan nomor tujuh di Indonesia. Data dari Kemenkes 2013, jumlah pasien kanker sudah mencapai lebih dari 300 ribu orang dari total populasi penduduk. Jumlah ini diprediksi akan meningkat 7 kali lipat pada tahun 2030.”

 

Untuk lebih mengedukasi masyarakat soal kanker, Kitabisa mengadakan tanya jawab dengan dr. Haridini Intan, Sp.A(K) konsultan hematologi-onkologi anak. Dokter Intan sering mengampanyekan pentingnya melakukan deteksi dini untuk mencegah kanker pada anak.

Simak ulasan lengkap seputar kanker bersama dokter Intan di artikel ini.

 

Penyebab Kanker

Menurut dokter Intan, mengenal lebih awal kanker pada anak cenderung sulit. Pasalnya, kanker pada anak memiliki penyebab yang belum pasti alias bersifat multifactorial. Banyak isu yang beredar soal kanker pada anak disebabkan oleh infeksi, terkena paparan sinar matahari atau tidak melakukan imunisasi. Namun, hal ini masih belum bisa dibuktikan secara medis.

Berbeda dengan orang dewasa, kanker bisa disebabkan oleh degenerasi atau penuaan dan juga pola hidup yang tidak sehat. Banyak mengonsumsi junk food dan merokok bisa memicu aktifnya sel kanker dalam tubuh.

Namun ada juga kanker yang diturunkan secara genetik, seperti retinoblastoma dan kanker payudara. Jika orang tua memiliki riwayat kanker tersebut, maka perlu diwaspadai dan dilakukan deteksi dini pada anak untuk pencegahan.

 

Gejala Kanker

Kanker memiliki gejala awal yang hampir sama dengan penyakit lainnya seperti TBC atau demam reumatik. Gejala yang paling umum adalah munculnya benjolan, demam tinggi yang cukup lama dan hilangnya nafsu makan.

Benjolan ini bisa jadi tumor ataupun kanker. Bedanya, pertumbuhan benjolan pada tumor tidak bisa menyebar karena ada kapsulnya. Sementara benjolan kanker tumbuh dengan cepat dan bisa menyebar kemana-mana.

Sumber: Kementerian Kesehatan

Pada kasus kanker payudara, selain benjolan, juga perlu diwaspadai apakah ada produksi cairan dari payudara (dalam kondisi sedang tidak menyusui), baik cairan bening ataupun berwarna. Bentuk puting juga biasanya berbeda dari bentuk puting normal.

“Kanker payudara juga bisa terjadi pada laki-laki namun dengan persentase yang lebih kecil,”

Untuk kasus leukimia pada orang dewasa biasanya ditandai dengan rendahnya kadar trombosit dalam darah. Beberapa orang sering mengira gejala ini sebagai penyakit demam berdarah dengue. Namun, jika kondisi ini terjadi sampai 2 bulan, maka harus dilakukan pengecekan darah lebih lanjut ke laboratorium.

 

Kemoterapi sebagai Cara Pengobatan Kanker

Selama ini, pengobatan semua jenis kanker berfokus pada pembunuhan sel dengan cara kemoterapi. Dokter Intan mencontohkan, pada kasus pengobatan leukimia yang pertama kali dilakukan adalah pengecekan persentase sel ganas di sumsum tulang belakang. Jika jumlahnya mencapai 90 persen, maka sel ganas tersebut harus dimatikan sampai persentasenya kurang dari 5 persen.

Jika sudah di bawah 5 persen, baru dinyatakan remisi (pengurangan sel kanker) dan harus kontrol rutin untuk menghilangkan penyebaran dan mencegah agar tidak kambuh lagi.

Ada 3 tahapan pengobatan kanker sampai dinyatakan sembuh, yaitu:

  • Pada 5 tahun pertama (disebut survival 5 tahun), dilakukan kontrol rutin dengan tes laboratorium sesuai kondisi dan saran dari dokter.
  • Pada 5 tahun berikutnya, jika tidak ada keluhan, cukup periksa satu kali saja dalam setahun.
  • Setelah 10 tahun dari kemoterapi terakhir selesai dan tidak ada keluhan, maka pasien kanker dinyatakan sembuh.

Kemoterapi sendiri memiliki efek yang beragam. Ada yang mengganggu fungsi hati, ginjal, mual, muntah, atau gangguan pendengaran, tergantung jenis obat dan juga penerimanya. Sebelum dilakukan kemoterapi, biasanya Dokter Intan akan memberikan informasi mengenai jenis obat dan efek sampingnya. Menurutnya, jangan sampai kemoterapinya berhasil tapi menyebabkan penyakit lainnya. Dokter Intan juga menyarankan bagi ibu hamil atau anak sehat di bawah 12 tahun sebaiknya tidak menemani proses kemoterapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Peran keluarga juga sangat penting selama pengobatan. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi psikis dari pasien kanker untuk sembuh dan semangat menjalani kemoterapi.

Selain kemoterapi, pengobatan juga bisa dilakukan dengan radioterapi atau terapi radiasi. Namun, tidak semua kanker bisa diradiasi, hanya kanker yang bersifat radiosensitive yang bisa dilakukan terapi ini.

Dokter Intan juga sama sekali tidak menyarankan untuk melakukan pengobatan dengan konsumsi obat herbal. Obat ini belum teruji secara klinis untuk membunuh sel kanker, sehingga langkah awal pengobatan yang paling tepat adalah dengan berkonsultasi dengan dokter.

 

Mengurangi Risiko Kanker

Masa penyembuhan kanker memang butuh waktu yang lama, namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Pola hidup sehat menjadi kunci untuk mencegah sel kanker aktif di tubuh kita, seperti konsumsi makanan bergizi, banyak minum air putih, kurangi mengonsumsi junk food, tidak merokok, dan sebagainya.

Selain itu, pencegahan juga bisa dilakukan dengan skrining di rumah sakit. Untuk perempuan, disarankan melakukan USG Payudara di usia 35 tahun dan mammografi di usia 40 tahun. Sementara untuk laki-laki, cek darah bisa dilakukan di usia 35 tahun untuk mengecek apakah ada sel kanker.

Sebelum menikah, dokter Intan juga menyarankan untuk melakukan pengecekan darah seperti tes Thalassemia dan hemoglobin. Tak hanya itu, imunisasi HPV juga penting dilakukan untuk mencegah kanker serviks. Imunisasi ini bisa dilakukan sejak usia 9 tahun dan sudah mendapat rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pemberian vaksin HPV ini dilakukan 3 kali seumur hidup, dengan jeda satu bulan untuk imunisasi pertama dan kedua, serta jeda 4 bulan untuk imunisasi kedua dan ketiga. Imunisasi HPV tidak hanya dilakukan untuk perempuan saja, tetapi laki-laki juga perlu melakukan imunisasi ini sebanyak 1 kali untuk mencegah penularan.

Nah, kesimpulan dari tanya jawab ini, dokter Intan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap 5 tahun sekali. Hal ini diperlukan untuk mencegah aktifnya sel kanker dalam tubuh. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih merasa takut untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Dokter Intan sendiri terus mengampanyekan pencegahan kanker dengan melakukan deteksi sedini mungkin dan segera berkonsultasi kepada dokter terkait.

Kamu juga bisa baca selengkapnya soal “tanya jawab kanker” ini di Instagram Kitabisa.


Jika kamu punya keluarga, sahabat, atau siapapun yang terkena kanker dan butuh bantuan biaya pengobatan, kamu bisa galang dana di Kitabisa. Kamu juga bisa konsultasi mengenai galang dana untuk biaya pengobatan di Kitabisa dengan cara, klik: ktbs.in/tanya atau kirim pesan WhatsApp ke nomor 0813-1553-2353.

Bagikan