Kepala bayi yang berukuran besar kerap dikaitkan dengan hidrosefalus. Hidrosefalus pada bayi membuat tubuh mereka tergolek lemah dan tumbuh kembang pada anak terganggu.
Hidrosefalus merupakan kondisi penumpukan cairan di dalam tengkorak hingga menyebabkan otak membengkak. Sebagaimana namanya, hidrosefalus berarti “air di otak“. Kondisi ini tidak hanya membuat otak bengkak, tapi juga dapat menyebabkan kerusakan fisik, mental hingga gangguan intelektual.
Penyebab Hidrosefalus
Pada kondisi normal di kepala akan diproduksi cairan serebrospinal yang banyak berfungsi dalam metabolisme otak, diantaranya untuk membersihkan zat-zat sisa di otak dan memberi makanan ke sel-sel otak. Cairan ini diproduksi sebanyak kurang lebih 500 ml perhari dan selalu diserap oleh tubuh. Karena berbagai hal, seperti sumbatan akibat tumor, kekeruhan akibat infeksi, produksi yang terlalu banyak, akan terjadi penumpukan cairan serebrospinal di kepala. Penumpukan cairan ini dikenal sebagai hidrosefalus.
Baca juga:
Perjalanan Melawan Hidrosefalus yang Diderita Sejak Bayi
Mengintip Peluang Kesembuhan Pasien Hidrosefalus
Akibat Hidrosefalus
Hidrosefalus akan menyebabkan lingkar kepala anak membesar bahkan sampai ukuran ekstrim, tetapi pembesaran bersifat abnormal sehingga fungsi otak tertekan. Tertekannya otak oleh penumpukan cairan di kepala akan menyebabkan fungsi otak terganggu sehingga perkembangan anak terlambat. Penekanan otak juga mengakibatkan nafsu makan anak terganggu akibat tertekannya otak tengah oleh cairan yang berlebihan. Ukuran kepala yang makin besar menyebabkan anak kesulitan bergerak sehingga anak hanya dapat berbaring dan dapat menyebabkan infeksi paru tambahan. Pembesaran ukuran kepala akan mengakibatkan teregangnya kulit kepala sehingga makin menipis dan mudah terjadi luka. Singkatnya efek pembesaran kepala akan menimbulkan efek berantai yang makin memperburuk kondisi penderitanya.
Tanda-tanda Awal Hidrosefalus Pada Bayi
-
Peningkatan Drastis Ukuran Kepala
Bayi baru lahir, normalnya memiliki lingkar kepala sekitar 32-39 sentimeter. Sementara itu, bertambah 2 sentimeter pada bayi usia 3 bulan dan hanya akan bertambah 0,5sentimeter pada 6 bulan berikutnya. Pada penderita hidrosefalus, ukuran kepala bisa bertambah berkali-kali lipat dengan guratan otot yang bahkan sampai terlihat jelas.
-
Sering Muntah yang Semakin Parah
Gejala muntahpun bisa mengindikasikan adanya penyakit yang mulai berkembang. Waspadai bila frekuensi muntah semakin sering dan menjadi parah.
Sulit Melihat ke Atas Kepala saat Kepala Menghadap ke depan
Penumpukan cairan menyebabkan gangguan pada inti saraf di mata. Itu berdampak pada gerak bola mata yang seolah “tenggelam”. Kondisi itu disebut pula sunset eye phenomenon. -
Kejang Tanpa Sebab
Seiring bertambahnya penumpukan cairan di tengkorak, maka saraf-saraf terus menekan hingga memengaruhi saraf. Gangguan saraf pada otak menyebabkan terjadinya kejang-kejang pada bayi penderita hidrosefalus.
-
Ubun-ubun Kepala Terlambat Tertutup
Normalnya ubun-ubun kecil menutup pada usia 2-3 bulan, sedangkan ubun-ubun besar menutup pada usia 2,5 tahun. Jika bayi sudah mencapai usia tersebut dan ubun-ubun kepala belum menutup patut dicurigai adanya hidrosefalus.
-
Mata Melirik ke Bawah Terus Menerus
Di dunia medis gambaran ini dikenal sebagai sunset eye phenomenon atau gambaran mata seperti matahari tenggelam. Fenomena ini terjadi akibat gangguan pada inti saraf gerak bola mata akibat penumpukan cairan sehingga gerak bola mata terganggu.
-
Pelebaran Pembuluh Darah Balik
Adanya penumpukan cairan di kepala akan menyebabkan aliran darah terganggu sehingga cairan terbendung dan pembuluh darah akan melebar. Gambaran ini akan menyebabkan terjadinya gambaran pembuluh darah yang lebih jelas terlihat pada penderita hidrosefalus.
Ditulis Oleh: Ageng Wuri
Mari bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi di halaman Kitabisa atau Aplikasi Kitabisa yang tersedia di Play Store dan App Strore. Yuk, berbagi kebaikan!