Kanker merupakan salah satu penyakit yang berkembang pesat pada era modern seperti saat ini. Hal ini seiring dengan terjadinya perubahan gaya hidup seperti semakin membudayanya kebiasaan merokok, mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan karsinogenik seperti fast food, bahan pengawet serta zat warna, dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak; peningkatan pencemaran akibat industrialisasi dan urbanisasi; dan perubahan lingkungan berupa penipisan lapisan ozon. Kanker payudara atau karsinoma payudara merupakan jenis kanker yang paling sering diderita wanita dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kanker payudara berada di urutan kedua yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut rahim dengan data satu dari delapan wanita, terkena kanker payudara.
Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini
Sulitnya mendeteksi kanker payudara sejak dini menjadi alasan banyak penderita terlambat mendapat pertolongan. Gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak nyeri serta tidak merasa aktivitas sehari-harinya terganggu. Satu-satunya gejala yang dapat dirasakan adalah adanya benjolan kecil di payudara. Semakin lama, gejala akan menguat seperti:
- Ada benjolan pada payudara bila diraba dengan tangan.
- Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
- Luka pada payudara yang sudah lama dan tidak bisa sembuh dengan pengobatan biasa.
- Keluar darah atau nanah, atau cairan encer dari puting susu atau keluarnya air susu pada wanita yang tidak sedang hamil maupun menyusui.
- Puting susu tertarik ke dalam.
- Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peau De Orange).
Baca juga:
6 Makanan Pencegah Kanker Payudara
Ciri-ciri Kanker Payudara yang Penting untuk Diketahui
Prosedur Penyembuhan untuk Membunuh Sel Kanker
Keberagaman jenis kanker payudara mengharuskan dilakukannya diagnostik yang rinci sebelum memutuskan jenis terapi yang akan dipakai, sehingga pilihannya bersifat individual. Terapi untuk kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan terapi antibodi monoklonal. Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi penyebaran penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya
-
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada stadium penyakit, jenis tumor, umur, dan kondisi umum pasien. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara dan kelenjar getah bening atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
-
Terapi Kanker Payudara
Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi. Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Ini dilakukan pada pasien yang telah menjalani operasi untuk tumor yang terlokalisasi pada suatu area. Efek samping pada kulit berupa: gatal, kemerahan, kulit kering dan kelelahan.
- Terapi hormon dilakukan untuk mencegah sel-sel kanker mendapatkan hormon yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan memperlambat atau menghentikan pertumbuhan tumor reseptor hormon positif. Rasa panas, berkeringat di malam hari, dan kekeringan vagina adalah efek samping umum dari terapi hormon.
- Kemoterapi biasanya digunakan pada stadium awal ataupun stadium lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan, stadium lanjut yang terlokalisasi atau metastatik).
Kasus Kanker Payudara di Indonesia
Sebagai kanker pembunuh wanita terbanyak kedua setelah kanker rahim, penelitian menyatakan kanker payudara memiliki perbandingan satu dari delapan wanita positif terkena kanker payudara. Salah satu kasus kanker payudara yang terjadi di Indonesia diderita oleh Ibunda dari Dhea yang menderita penyakit kanker payudara sejak tahun 2013. Penyakit ini menyebabkan kondisinya menjadi lemah. Kakinya menjadi bengkak dan sulit untuk berjalan jauh karena penyumbatan di pembuluh darahnya.
Hingga saat ini, Mama Dhea sudah menjalani pengobatan kemoterapi, namun dokter mengatakan bahwa pengobatan tambahan seperti kemoterapi sudah tidak mempan karena kondisi Mama Dhea yang sudah lumayan parah dan dokter pun sudah angkat tangan.
Ditulis Oleh: Shelia Lauvita
Kamu bisa bantu perjuangan pasien kanker lainnya dengan cara berdonasi di Kitabisa. Dengan berdonasi, kamu bisa bantu ringankan biaya pengobatan mereka. Klik di sini!