“Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah.” (QS. Al Kautsar: 2)
Idul Adha atau Hari Raya Haji merupakan momen ketika umat muslim di seluruh penjuru dunia menjalankan perintah Allah SWT dengan menyembelih hewan ternak, untuk kemudian dibagikan kepada tetangga dan warga yang membutuhkan. Ritual Qurban ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dan 11, 12, 13 yang termasuk hari Tasyrik.
Salah satu tujuan penyembelihan hewan ternak ini adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lantas, bagamana sejarah dan pengertian Qurban menurut syariat Islam?
Pengertian Qurban
Pengertian Qurban menurut syariat Islam merujuk pada etimologi bahasa Arab, yakni qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang berarti dekat (Ibn Manzhur: 1992:1:662; Munawir:1984:1185).
Hikmah dari prosesi penyembelihan hewan ternak (Qurban) adalah untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun hukumnya adalah sunnah muakkad atau sunah yang diutamakan. Ketentuan ini juga diperkuat oleh Imam Malik dan Imam Syafii. Dalam ranah sosial, Qurban bertujuan untuk berbagi kepada kaum fakir yang membutuhkan. Itulah mengapa pembagian daging Qurban sangat dianjurkan/diutamakan untuk orang-orang miskin.
Baca juga:
Bagaimana Hukum dan Ketentuan Qurban Idul Adha
4 Tips Beli Hewan Qurban Online Tepercaya
Sejarah dan Perintah Qurban
Pada dasarnya, sejarah Qurban sudah dimulai sejak zaman Nabi Adam, yakni ketika Qabil membunuh saudara kandungnya sendiri, Habil. Hal ini tertuang dalam:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan Qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (Qurban) dari orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Maidah: 27)
Namun, perintah berqurban lebih sering dikaitkan dengan kisah pengorbanan antara Nabi Ibrahim AS dengan Ismail AS, sang putra.
Perintah penyembelihan terhadap sang putra ini didapat Nabi Ibrahim melalui mimpi. Tentu kegalauan menyelimuti hati Nabi Ibrahim. Bagaimanapun, Ismail adalah anak yang sudah dirindukan kehadirannya selama belasan tahun. Kini ketika usianya menginjak 13 tahun, Allah SWT memerintahkan dirinya untuk disembelih.
Nabi Ibrahim pun menyampaikan maksudnya kepada sang putra, yang kemudian dijawab dengan penuh kerelaan. Sampai pada prosesi pelaksanaan Qurban, tepat ketika Nabi Ibrahim akan menggoreskan pisau tajamnya di leher Ismail, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya), dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Ash Shaaffaat: 102-107)
Berqurban Lebih Mudah via Kitabisa
Sekarang ada banyak alternatif praktis buat kamu yang ingin berqurban tanpa repot, salah satunya lewat Kitabisa. Selain aman dan tepercaya, di platform online Qurban darimu akan disalurkan untuk orang-orang yang membutuhkan dari Aceh, Papua, sampai Palestina.
Ayo, bergabung bersama ribuan orang baik lain dengan berqurban lewat Kitabisa!