Saat ini seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia menerapkan sistem pembayaran UKT atau Uang Kuliah Tunggal. UKT adalah biaya kuliah yang ditanggung setiap mahasiswa per semester. Besarnya UKT dihitung berdasarkan kondisi ekonomi orang tua atau wali mahasiswa. Dengan subsidi silang dari pemerintah, UKT diharapkan dapat memberikan keringanan bagi mahasiswa yang kurang mampu. Dapat dikatakan bahwa UKT ditujukan untuk memberi pemerataan biaya kuliah sesuai dengan besar pendapatan masing-masing orang tua atau wali.
Meski dihitung berdasarkan kemampuan ekonomi dan sosial keluarga, terkadang sistem pembagian UKT tidak merata dan memberatkan mahasiswa. Seperti yang terjadi pada kasus Ali.
Kesulitan Lunasi Biaya Kuliah
Ali adalah mahasiswa di salah satu universitas negeri di Sumatera Utara angkatan 2017. Setiap akhir semester, Ali selalu merasa gelisah karena tidak memiliki cukup biaya untuk membayar biaya kuliah semester selanjutnya. Begitu juga dengan semester ini, Ali belum memiliki uang untuk melunasi tagihan biaya kuliahnya.
Bagi sebagian orang, uang sebesar Rp 2.160.000 mungkin bukanlah jumlah yang besar. Tapi untuk Ali dan keluarganya, angka tersebut sangatlah besar. Jumlah tersebut adalah biaya UKT yang harus Dibayarkan setiap semesternya. Semester-semester sebelumnya, orang tua Ali hanya mengandalkan pinjaman dari tetangga yang berkenan membantu. Ali tidak tega jika semester ini, orang tuanya harus kembali meminjam dan dari para tetangga.
Baca juga:
Bantuan Biaya Kuliah untuk Anak Penjual Gorengan
Demi Terus Kuliah, Mahasiswa Asal Tasikmalaya jadi Tukang Jahit
Ali Aktif dalam Berbagai Kegiatan
Di masa sekolah dan kuliah, Ali adalah anak yang cukup berprestasi. Ia sering mengikuti kegiatan pramuka, seperti Raimuna di daerahnya. Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam bentuk perkemahan yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka.
Kondisi Keluarga Ali
Ayah Ali adalah seorang nelayan. Setiap hari pendapatannya tidak menentu, bergantung pada hasil tangkapan ikan. Jika mendapatkan ikan yang banyak, ayah Ali juga belum tentu mendapatkan pemasukan yang besar karena tidak semua ikan yang didapatkan bisa langsung dijual. Pendapatan Ayah Ali pun masih terbilang kurang untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari dan juga biaya kuliah Ali. Sementara, ibunda Ali sedang berjuang melawan tumor payudara sehingga tidak bisa banyak membantu perekonomian keluarga. Tumor yang dimiliki ibunda Ali bersifat cukup ganas dan harus segera mendapatkan perawatan medis. Sayangnya, pengobatan Ibunda Ali tertunda karena belum adanya biaya.
Dibalik semangatnya belajar dan mengikuti kegiatan organisasi, Ali harus berjuang untuk tetap kuliah. Beberapa kali Ali mendaftar beasiswa, namun belum ada yang berhasil. Mengetahui program BisaKuliah dari Kitabisa, Ali kemudian mencoba mendaftarkan dirinya untuk membuat galang dana. BisaKuliah adalah gerakan yang dibuat oleh Kitabisa untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu kesulitan melunasi biaya kuliah. Dengan BisaKuliah, besar harapan Ali agar bisa melanjutkan pendidikannya di tingkat universitas dan mewujudkan cita-citanya untuk membuat kedua orang tuanya bangga dan bahagia.
Kamu bisa bantu perjuangan Ali agar tetap kuliah dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk beri dukungan pada Ali, kamu bisa klik “Donasi Sekarang”!